Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Kamis, 19 November 2009

Arti Menjadi Murid Tuhan Yesus

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***

Khotbah GBI Ciranjang, 29 November 2009

Judul : Arti Menjadi Murid Tuhan Yesus
Nats : Lukas 14:25-35 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36
Tujuan : supaya pendengan menyadari bahwa mengikut Yesus ada harga yang harus di bayar.

Pendahuluan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) tentu tidak diperoleh begitu saja. Untuk memperoleh yang namanya KTP ada proses yang harus dilalui dan di dalam proses itu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Waktu saya membuat KTP di kantor Kecamatan, ada beberapa syarat yang harus di penuhi diantaranya: harus ada kartu keluarga, surat pengantar dari RT/ RW, dan membayar administrasi. Jika semuanya lengkap barulah kita bisa memiliki KTP.

Saudaraku demikian juga halnya dalam mengikut atau menjadi murid Tuhan Yesus ada proses dan ada persyaratannya. Harus ada pengorbanan dan kerelaan meninggalkan segala sesuatu demi mengikut Tuhan Yesus. Saudaraku, jika saja kita memahami arti menjadi pengikut Yesus, maka kita pun siap menerima segala akibat yang akan terjadi. Jika demikian apa artinya menjadi pengikut Tuhan Yesus.

Penguraian
Kata-kata dalam perikop ini diucapkan Tuhan Yesus ketika Ia sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem. Tuhan Yesus tahu benar sengsara yang akan dihadapiNya di sana. Oleh karena itu ketika melihat orang banyak mengikuti Dia, Yesus memperingatkan mereka agar dengan hati-hati mempertimbangkan segala akibatnya kalau mengikut Tuhan Yesus. Jadi untuk menjadi murid Tuhan Yesus ada harga yang harus dibayar. Billy Graham mengatakan :"Keselamatan itu gratis, tetapi untuk menjadi murid ada harga yang dituntut, yakni segala sesuatu yang anda miliki". Berikut ini akan dibahas beberapa hal pokok supaya kita mengerti dan memahami benar apa makna mengikut Tuhan Yesus:

1. Mengutamakan Tuhan di atas segalanya.
Saudaraku, arti mengikut Tuhan Yesus adalah mengutamakan Tuhan atau menorsatukan Tuhan. pada ayat 26, dijelaskan bahwa jika seseorang tidak membenci bapaknya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki, atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridku. Ketika kita merenungkan perkataan Yesus ini, hati kita akan mengatakan Yesus itu kejam sekali. Tetapi Tuhan Yesus tidak bermaksud demikian. Dia tidak memerintahkan agar orang membenci, bapaknya, ibunya, dan keluarganya yang lain. Disini Tuhan Yesus mau membandingkan apakah seseorang lebih mengasihi Dia atau bapaknya, ibunya, dan sebagainya. Orang harus lebih mengasihi Tuhan Yesus dibandingkan dengan semua orang lain


2. Mau Memikul Salib
Saudaraku, arti mengikut Tuhan Yesus adalah rela memikul salib. Ungkapan memikul salib merupakan sebuah kiasan, yang berarti bahwa setiap orang yang mau menjadi pengikut Tuhan Yesus harus rela mengalami penderitaan bahkan sampai mati atau kehilangan nyawanya oleh kerena Kristus. Seseorang yang mengambil komitmen untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus harus menyadari benar akan konsekuensi yang harus mereka tanggung, misalnya: mereka harus sadar bahwa mereka akan dibenci, ditangkap, dianiaya, dibunuh, dan lain sebagainya. Orang yang mengikut Tuhan Yesus dengan harapan akan di bebaskan dari penderitaan di dunia ini adalah pandangan yang keliru dalam memahami rancangan Injil, karena dengan Injil atau dengan mengikut Tuhan Yesus justru mereka diperhadapkan pada kesulitan dunia ini.

Ilustrasi:
Seorang ibu menyampaikan keluhannya kepada pendeta, “Pak Pendeta, saya menghadapi masalah yang sangat berat. Suami saya baru saja dipecat oleh perusahaannya, dan anak saya masih belum juga terlepas dari jeratan narkoba meskipun telah berulang kali keluar masuk panti rehabilitasi. Saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, memang ini salib yang harus saya pikul.”
Benarkah penderitaan yang dialami oleh ibu itu adalah salib yang harus dipikulnya? Benarkah ketika seorang kristen mengalami penderitaan berarti ia sedang memikul salibnya? Jawabannya adalah ya dan tidak! Mengapa demikian? Karena tidak semua penderitaan adalah salib yang kita pikul. Ada penderitaan karena kesalahan kita sendiri, misalnya: karena kita tidak mengenal calon pasangan hidup kita akibatnya kita mengalami masalah dalam rumah tangga. Atau karena kita tidak menjalankan pola hidup yang sehat, kita merokok atau minum-minuman keras akibatnya kita menderita sakit yang kronis.

Memikul salib adalah segala konsekuensi negatif yang kita harus tanggung karena kita mengikut Tuhan Yesus. Konsekuensi itu berkisar dari yang “ringan” seperti merugi karena bersikap jujur, diejek karena tidak mengikut arus demi melakukan Firman Tuhan, hingga yang “berat” seperti diusir dari keluarga karena Kristus, atau dianiaya bahkan dibunuh karena mengikut Kristus.

3. Tidak Terikat dengan Harta Duniawi
Saudaraku, arti mengikut Tuhan Yesus adalah melepaskan dirinya dari segala miliknya atau tidak terikat dengan harta duniawi.
Begitu banyak tawaran dunia buat kenyamanan, kemudahan dan kemewahan hidup. Saat ini dunia berlomba-lomba untuk membangun aspek-aspek yang bisa memuaskan keinginan manusia untuk memiliki harta dunia lengkap dengan kenikmatan dan kenyamanannya. Meskipun tawaran dunia sangat menggiurkan, tetapi ketika kita sudah berkomitmen mengikut Tuhan Yesus, senyaman apapun tawaran dunia itu kita tidak akan terikat olehnya. Yesus mengingatkan kita bahwa manusia tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Ketika kita memilih untuk terikat dengan segala yang ditawarkan dunia, maka kitapun tidak layak disebut pengikutNya.

Saudaraku, uang dan harta tidak bisa dibawa serta ketika kita meninggalkan dunia ini, alangkah sia-sianya jika kita masih hidup terikat dengan harta kekayaan dan berpaling dari Tuhan. Ingat! Apapun yang kita miliki di dunia ini sifatnya hanya sementara, dan tidak akan dapat membahagiakan apalagi menyelamatkan kita.firman Tuhan katakan: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." (Matius 6:19-20).

Saudaraku, Tuhan tidak melarang kita untuk memiliki harta duniawi, tapi ingatlah bahwa yang jauh lebih penting dari itu semua adalah kepemilikan terhadap harta di surga dengan segala kemuliaannya. Harta surgawi yang seharusnya menjadi bagian orang-orang percaya itulah yang bersifat kekal, dan seharusnya menjadi fokus seorang murid.

Ilustrasi:
Ada seorang kaya yang memiliki harta begitu berlimpah, dia dating kepada seorang Guru dan bertanya, apa yang harus aku lakukan supaya saya memperoleh hidup yang kekal. Jawab Sang Guru jangan membunuh, Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang kaya itu, semua telah aku lakukan apa lagi yang kurang? Kata Sang Guru, hanya satu lagi kekuranganmu juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang miskin. Mendengar perkataan Sang Guru ia menjadi kecewa lalu pergi dengan sedih karena banyak hartanya.

Saudaraku, untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus harus dipikirkan secara matang dan mendalam, apakah kita siap untuk mengutamakan Tuhan di atas segalanya, apakah kita siap untuk memikul salib, dan apakah kita siap untuk tidak terikat dengan hal-hal duniawi. Jika kita mengambil keputusan mengikut Tuhan Yesus tanpa melalui pemikiran yang matang dan mendalam, maka kita tidak ubahnya seperti orang yang membangun menara yang hanya meletakkan dasarnya tetapi tidak dapat menyelesaikannya sehingga menjadi ejekan orang lain. Banyak orang yang mengaku pengikut Tuhan Yesus tetapi seberapa besar yang mengutamakan Tuhan di atas segalanya, seberapa yang mau memikul salib, seberapa yang mau meninggalkan hal-hal duniawi. Contoh kecil, ketika bangun pagi apakah kita mengambil saat teduh, ketika hendak melakukan sesuatu apakah terlebih dahulu berdoa, apakah kita setia beribah di gereja. Saudaraku, itu baru hal-hal kecil bagaimana kalau yang menuntut nyawa? Saudaraku, tidak heran kalau banyak orang kristen yang hanya meletakkan dasarnya saja tetapi tidak mampu membangunnya. Mengaku orang kristen tetapi kelakuannya tidak mencerminkan orang kristen.

Ilustrasi:
Beberapa waktu lalu ramai diberitakan tentang Enjelina Sondak yang pindah agama karena kawin dengan Aji. Mungkin kita bertanya, kok begitu gampangnya dia pindah agama? Inilah gambaran orang yang hanya meletakkan dasarnya tetapi tidak mampu membangunnya.

Penutup
Saudaraku, sebelum mengambil keputusan menjadi murid Tuhan Yesus sebaiknya kita memikirkan secara matang dan mendalam apa makna menjadi muridNya. Menjadi murid berarti menutamakan Tuhan, mau memikul salib, dan tidak terikat harta duniawi atau melepaskan segala sesuatu. Beranikah kita mengambil konsekuaensi ini! Saudaraku, setelah kita menjadi murid Tuhan Yesus, maka tugas dan tanggung jawab kita adalah menjadi garam dan terang di tengah-tengah lingkungan kita. Bagaimana dengan kita? Apakah kita benar-benar sudah menjadi muridNya, jika ya pasti kita akan menjadi garam dan terang. Jika tidak renungkan kembali arti menjadi muridNya. Amin.
Baca Terusannya »»  

Minggu, 08 November 2009

Keteduhan Di tengah Badai

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***



PENDAHULUAN

Saudaraku, saya sangat tertarik dengan kisah salah satu hamba Tuhan di Bandung yang pernah mengalami Badai di tengah laut ketika mengadakan perjalanan dari pulau kecil di Buton menuju Kendari-Sulawesi Tenggara. Perjalanan ini mengisahkan tentang suasana yang dialami ketika kapal sedang berlayar di tengah lautan, tiba-tiba ombak, hujan dan angin menerjang kapal kecil yang hamba Tuhan ini tumpangi. Suasana dalam kapal itu berubah menjadi memiluhkan, ada yang menangis, ada yang histeris, ada yang teriak memanggil Tuhannya, ada yang muntah-muntah karena guncangan kapal yang begitu dasyat. Suasana disekitar kapal menjadi gelap gulita karena amukan badai laut yang begitu menggelora.

Pentingnya Membangun Komunikasi dengan Allah
Saudaraku, murid Tuhan Yesus juga mengalami amukan angin sakal di danau ketika mereka hendak bertolak ke Betsaida. Kembali ke kisah hamba Tuhan di atas, ditengah hantaman badai ada satu pengharapan yang muncul di dalam hatinya yang paling dalam yaitu berdoa. Doanya demikian: Tuhan Yesus dulu di sekolah minggu saya dengar cerita bahwa Kau pernah meneduhkan badai dan ombak di danau, saya sekarang mohon juga Kau tolong kami. Kira-kira 20 menit kemudian laut menjadi tenang dan teduh. Saudaraku, doa orang benar sangat besar kuasanya (Yak. 5:16b). Yesus memberikan suatu pemahaman yang baru kepada kita sebagai murid-muridNya untuk tekun dalam berdoa seperti yang dilakukanNya yaitu pergi ke gunung untuk berdoa.

Saudaraku, walaupun banyak tugas mengajar dan pelayanan lainnya, namun ditengah kelelahanNya Yesus masih tetap punya waktu untuk berdoa. Kita tahu Tuhan Yesus setiap hari berdoa, meskipun tidak di tulis di Alkitab berapa kali dan berapa lama. Ada istilah yang mengatakan bahwa, Doa adalah nafas orang percaya, melalui doa kita akan membangun komunikasi dengan Allah, tanpa doa hubungan kita dengan Allah dapat dikatakan sedang dalam masalah. Komunikasi yang kita bangun bukan komunikasi yang monolog tetapi dialog dengan Bapak.

Saudaraku, suatu ketika anak saya minta dibelikan mainan. Mula-mula ia datang kepada saya, dengan suara lembut dan dengan sikap kekanak kanakannya ia mengutarakan maksudnya untuk dibeliin mainan. Sebagai seorang ayah, mendengar permintaan anak tidak berarti hanya sampai mendengar, tetapi saya mulai membangun komunikasi dengan anak, saya tanyakan kenapa kamu minta dibeliin mainan, kenapa kamu menginginkan mainan itu, ia menjawab karena melihat temannya punya banyak mainan, lewat komunikasi ini kami terus berdialog sampai terjalin suatu komunikasi yang intim antara anak dan bapak. Tuhan Yesus telah memberikan contoh yang baik kepada kita umatnya, bagaimana Dia selalu membangun komunikasi dengan BapakNya melalui doa. Pertanyaannya: Bagaiman dengan kita? Tuhan telah memberikan waktu 24 jam sehari, dari 24 jam itu berapa waktu yang kita gunakan untuk membangun komunikasi denganNya? Apakah ditengah-tengah kesibukan kita masih memiliki waktu untuk Tuhan? apakah kita pernah membangun mesbah doa dalam keluarga kita? Berapa waktu yang kita berikan untuk datang berbicara secara pribadi kepada Allah? Mungkin sebagian dari kita akan mengatakan waktu untuk Tuhan sangat sedikit, bukankah kita hanya menghabiskan waktu 24 jam itu untuk kepuasan dan untuk memenuhi keinginan diri sendiri. Betapa celakanya kita kalau tidak memiliki waktu untuk membangun komunikasi denganNya.

Membangun Komunikasi Di Tengah Badai
Pada ayat 47 dikatakan: Ketika hari sudah mulai malam perahu itu sudah ditengah danau, Yesus tinggal sendirian di darat. Yesus melihat betapa payahNya murid-muridNya mendayung karena angin sakal. Bisa dibayangkan bagaimana payahnya mereka mendayung perahu untuk melawan angin sakal, mungkin perahu sudah miring ke kiri dan ke kanan, atau oleng dan sudah kemasukan air. Mungkin ada yang sudah putus asa, ada yang ketakutan dan ekspresi lainnya yang mereka alami. Tidak ada satu kata yang mengatakan mereka berserah kepada Tuhan atau mereka berdoa atau mereka berseru kepada Yesus. Inilah kedegilan hati para murid waktu itu, mata mereka tidak terbuka meskipun Yesus yang bersama-sama dengan mereka selama ini telah melakukan berbagai mujizat, tetapi ketika mereka mengalami badai sakal tidak ada yang mengingat Yesus yang Maha Kuasa itu.

Ketika Yesus mengutus murid-muridNya untuk duluan ke Betsaida, mereka mengalami badai di tengah danau. Kita sebagai murid-muridNya juga diutus untuk meneruskan Amanat Agung, didalam tugas ini akan banyak kesukaran yang akan kita hadapi. Apakah Yesus tidak tahu apa yang akan terjadi dengan murid-muridNya di danau, Dia adalah Allah yang Maha Tahu. Yesus ijinkan itu terjadi dengan tujuan untuk melatih murid-muridNya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan supaya mereka bisa belajar untuk tahan terhadap kesukaran.

Saudaraku, terkadang di dalam pengiringan kita kepadaNya, Dia mengijinkan badai sakal menerjang kehidupan kita, entah itu melalui persoalan keluarga, ekonomi, dan lainnya. Tetapi ingat Tuhan Yesus tetap menyertai kita, angin dan gelombang boleh melawan kita atau mengombang ambingkan, tetapi kita akan tetap terhibur karena Yesus berada di bukit sorgawi bersyafaat untuk kita.


PertolonganNya Selalu Tepat Pada Waktunya
Kira-kira jam 3 malam Ia datang kepada mereka berjalan diatas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika Yesus melihat persoalan yang mereka hadapi, Yesus tidak tinggal diam tetapi Dia datang menolong mereka. Kalau kita pikir Yesus bisa saja menyuruh malaikatnya untuk datang meredakah badai itu, atau bisa juga Dia hanya bersabda maka angin sakal akan redah. Tetapi Yesus tidak melakukan demikian, Dia sendiri yang datang pada muridNya untuk mengatasi persoalan yang sedang muridnya alami. Yesus yang selalu punya inisiatif untuk mendatangi umatNya, Dia juga yang punya inisiatif untuk menjadi manusia untuk menebus dosa-dosa kita, dan Dia akan datang kembali untuk membawa kita ke dalam kekalanNya. Dia datang dengan kuasanya yaitu berjalan di atas air, namun apa yang terjadi, ketakutan akibat badai telah lebih dahulu menguasai para muridNya sehingga mereka tidak lagi mengingat Yesus yang penuh kuasa yang selama ini hidup bersama mereka. Jadi tidak heran, ketika Yesus datang menghampiri mereka dengan berjalan di atas air, mereka ketakutan dan menyangka Yesus adalah hantu yang telah mendatangkan badai sakal itu.

Saudaraku, kita juga tidak beda jauh dengan murid Tuhan Yesus, terkadang dalam hidup ini ketika badai persoalan sedang menghantam hidup kita, Tuhan sudah datang menolong kita tetapi persoalan lebih menguasai kita sehingga kita tidak lagi melihat Allah yang besar. Allah yang besar yang menunjukkan kuasanya berjalan di atas air kita anggap hantu. Kita mengganggap persoalan kita lebih besar dari pada Tuhan Yesus.

Saudaraku ingat, walaupun ombak di danau itu sedang bergelora, Yesus tetap datang untuk menolong. Tidak ada kesulitan yang dapat menghalangi Yesus untuk melawat umatNya untuk membebaskan umatNya dari berbagai persoalan. Mungkin saudara saat ini sedang mengalami badai persoalan yang menurut saudara tidak ada jalan keluarnya, percayalah bahwa Yesus tetap akan datang sekelam apapun persoalan yang sedang melanda hidupmu. Mungkin kita berkata, saya sudah berdoa tetapi Tuhan seakan-akan tidak mendengar dan tidak mau tahu persoalan saya. Coba perhatikan, ketika Tuhan Yesus datang kepada muridNya dengan berjalan diatas air, Ia seakan-akan mau melewati mereka tanpa mau peduli dan menghiraukan mereka. Ini dilakukan untuk membuat mereka tersadar dan memanggilNya. Ketika Tuhan seakan-akan tidak mendengar doa kita, teruslah berseru dan berharap kepadaNya karena Dia mau supaya kita tetap memanggil namaNya.

Saudaraku, ketika kita terus berseru dan berharap kepadaNya, maka ditengah-tengah badai persoalan yang kita alami Dia akan selalu menguatkan kita. Seperti yang dilakukan kepada para muridNya, ditengah badai sakal yang menghantam perahu mereka, Yesus datang mendekati dan menguatkan mereka, tenanglah Aku ini, jangan takut. Ditengah-tengah badai yang mengguncang kehidupan kita, Yesus datang untuk menguatkan, dengan lembut kita akan mendengar suaraNya, Tenanglah, Aku ini, Jangan Takut. Aku ini yang datang ke dunia yang bermasalah ini, dan sekarang ke dalam hidupmu untuk mengatasi dan menjagai dirimu. Dikatakan pada ayat 51: Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka,dan anginpun redalah. Ketika kita membuka diri supaya Dia masuk menguasai kehidupan kita maka badai itu akan berlalu.

PENUTUP

Saudaraku, percayalah ketika kita terus membangun komunikasi denganNya dan membuka hati untuk Dia bersemayam di dalamnya, walaupun awan dan kegelapan mengelilingi kita Dia berkata Aku ini, jangan takut ....(Mazmur 23, Yes 30:15). PertolonganNya akan datang tepat pada waktuNya. Maukah kita untuk terus membangun komunikasi denganNya dalam segala keadaan. Amin
Baca Terusannya »»  

Segala Sesuatu adalah milik Allah

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Judul : Segala sesuatu adalah milik Allah
Nats : Lukas 20:20-26 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36
Tujuan : supaya pendengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan apa yang menjadi miliknya harus dikembalikan kpadaNya.

Pendahuluan
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksikan baik melalui media massa, radio, internet, maupun TV berita tentang penyergapan para pelaku terorisme oleh pihak kepolisian. Namanya juga teroris mereka punya ide yang cerdik sehingga mereka sulit sekali untuk di deteksi keberadaannya. Mereka selalu menyamar, mereka hidup ditengah-tengah masyarakat tanpa diketahui kalau mereka itu teroris. Polisi juga tidak kehilangan akal mereka mengirim mata-mata yang menyamar untuk menyelidiki keberadaan terorisme.

Sama halnya dengan Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala yang sekian lama mau menangkap Yesus dengan berbagai tuduhan, tetapi setiap usaha mereka selalu menuai kegagalan. Dalam perikop ini para ahli-ahli taurat merasa bahwa merekalah yang dimasud dengan perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus. Mereka lalu mengirim mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, tujuannya untuk menjerat Yesus. Mereka telah menyiapkan suatu pertanyaan yang mematikan dan menurut pemikiran mereka dengan pertanyaan ini mereka dapat menangkap dan menyerahkan Tuhan Yesus kepada wewenang dan kuasa wali negeri.

Saudaraku, hal seperti ini bisa saja terjadi dalam kehidupan kita dan tidak menutup kemungkinan kita pernah melakukannya. Kita berusaha menampilkan hidup ini seolah-olah tidak bercela alias suci, namun pada kenyataannya hidup kita tidak ubahnya seperti para ahli-ahli taurat ini. Kita memakai topeng kekristenan tetapi hidup kita tidak mencerminkan hidup orang kristen yang sungguh-sungguh.
Saudaraku, seandainya kita mengerti pesan yang terkandung di dalam perkataan Tuhan Yesus, maka kita pun akan menyadari bahwa semua adalah milik Allah.
Jika demikian pesan apa yang ingin Tuhan Yesus sampaikan?

Penguraian:
Saudaraku, dalam ayat 22 mereka bertanya apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak? Jelas-jelas pertanyaan ini adalah suatu jebakan. Jika Yesus menjawab bayarlah pajak kepada kaisar, berarti Yesus berpihak kepada penjajah dan jelas itu bertentangan dengan orang Israel. Mereka telah menaruh pengharapan bahwa Yesus akan menyatakan diriNya sebagai Mesias yang akan membebaskan Israel dari orang-orang Romawi. Orang Israel pada umumnya berkeberatan dan hanya membayar pajak karena paksaan. Orang Israel hanya mengakui Allah sebagai Raja dan bahwa kehidupan sosial dan politik harus dikendalikan sesuai dengan hukum agama. Jika Yesus menjawab jangan bayar pajak kepada kaisar, berarti Yesus menantang dan melawan pemerintah. Dengan demikian mereka bisa mengadukan Yesus kepada pembesar-pembesar Romawi dan pastilah Yesus ditangkap. Jadi apapun pilihannya semuanya menjatuhkan Yesus.

Tetapi apa yang menjadi jawaban Yesus, pada ayat 24-25 dikatakan: Yesus menjawab, Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. Jawaban Yesus ini mengandung beberapa pesan, yaitu:

Yesus mau membuka kedok kemunafikan orang Farisi.
Mengakui solidaritas sebagai umat Allah yang tertindas, tetapi tidak malu juga berbisnis dengan uang terbitan kaisar romawi dan bergandengan tangan dengan penjajah jika menguntungkan mereka. Mereka bermoral ganda, menjadi suci di bait Allah dan ikut bermain kotor di luar.
Saudaraku, hal inipun tidak luput dari hidup kita, sesuatu hal yang menguntungkan bisa kita lakukan walaupun itu bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan. Banyak orang mau jadi kristen karena ada bantuan, bukan karena Yesus.

Kadang tak ubahnya hidup kita pun seperti orang Farisi yang kelihatan suci namun penuh dengan kemunafikan. Kita menasehati orang tetapi kita sendiri yang menjadi pelakunya. Saudaraku, orang munafik selalu memakai topeng dan dibalik topeng itulah terdapat kepura-puraan, kebohongan. Saudaraku, berbicara tentang kebohongan saya membaca satu artikel dalam renungan harian dimana dsalah satu universitas (Fakultas kedokteran Temple University) pernah mengadakan penelitian menarik tentang kebohongan. Mereka membentuk dua kelompok, kelompok pertama diminta untuk menceritakan suatu kebohongan dan kelompok yang kedua diminta untuk berkata benar. Selama aktivitas itu, respon otak mereka dianalisa dengan mesin MRI . hasilnya cukup mencengangkan! Ternyata kelompok pembohong mengaktifkan sembilan area diotaknya, sedangkan orang yang berkata jujur hanya memakai empat area. Untuk berdusta ternyata otak bekerja dua kali lebih keras. Ternyata berbohong itu mahal ongkosnya, tidak hanya melelahkan otak tetapi juga menambah dosa. Seorang pendusta akan dibenci Tuhan dan tidak dipercaya sesamanya. Firman Tuhan dalam Ibrani 10:26, dikatakan bahwa jika kita telah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran dan kita sengaja berbuat dosa maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, tetapi yang ada adalah kematian yang mengerikan.

Jawaban Yesus merupakan kritik tajam terhadap Kaisar.
Yesus mengkritik kaisar karena kaisar saat itu menuntut melebihi haknya. Seorang kaisar yang seharusnya haknya hanya berhubungan dengan pemerintahan, namun kaisar saat itu ingin mengatur segala as11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!pek kehidupan manusia, termasuk urusan keagamaan. Bahkan lebih dari itu kaisar menuntut dirinya dihormati dan disembah.

Saudaraku, jawaban Yesus ini bukan hanya untuk kaisar tetapi juga untuk diri kita. Terkadang tanpa kita sadari kita pun jatuh dalam dosa kesombongan, merasa diri lebih dari orang lain sehingga orang lain harus tunduk dan menghormati kita. Ketika berhasil dalam pelayanan lupa kepada Sang pemberi keberhasilan itu. Jadi tidak heran jika dalam gereja, lembaga pelayanan, atau dalam kelompok kecil sekalipun muncul kaisar-kaisar yang ingin mendapat penghargaan dan penghormatan. Saudaraku, semua adalah milikNya, maka pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Dia.

Yesus mau menjelaskan bahwa apa yang menjadi milik kaisar adalah bagian dari milik Allah.
Melalui jawaban ini jelas bahwa Tuhan Yesus tidak membagi dua wilayah yaitu wilayah duniawi yang diatur oleh penguasa politik dengan aturan-aturannya sendiri dan wilayah sorgawi yang diatur oleh lembaga-lembaga keagamaan. Pola pembagian wilayah ini merupakan cara berpikir orang Farisi, tetapi hal ini tidak sejalan dengan pola pikir Yesus, bagi Dia milik kaisar juga merupakan bagian dari milik Allah.

Ilustrasi: lingkaran


Penutup:
Saudaraku, pada akhirnya kita harus menyadari bahwa semua adalah miliknya. Seperti dikatakan dalam nats pembimbing (Roma 11:36): Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Saudaraku, ketika kita menyadari bahwa semua adalah miliknya, maka kita pun akan menyadari bahwa hidup kita sepenuhnya adalah milik Tuhan. Apakah saudara dan saya saat ini menyadari hidup kita sepenuhnya adalah milikNya, jika ya maka saudara dan saya tidak perlu memakai topeng lagi.
Baca Terusannya »»  

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar