Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Jumat, 21 Oktober 2011

KUNCI KESABARAN

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Kolose 3:12-17 Nats Pembimbing: 2 Timotius 2:10
Tujuan : Jemaat dapat memahami bahwa kesabaran harus menjadi gaya
hidup orang yang sudah mengalami pemulihan di dalam Yesus Kristus.
Ibadah Kapel STT SAPPI: Rabu, 19 Oktober 2011
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA

Sabar adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas
putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: ia menerima nasibnya dng
--; hidup ini dihadapinya dng --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak
terburu nafsu: segala usahanya dijalankannya dng --;
ke•sa•bar•an n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar):
Mengapa kesabaran itu penting? Kesabaran adalah sifat yang paling
dipuji dan sering disinggung dalam kitab Amsal, karena sifat ini
sangat berhaga dalam kehidupan untuk menghindari perselisihan juga
sangat penting dalam ketertiban perkara-perkara dunia dengan
bijaksana. Kesabaran adalah hal yang pokok dalam meredam kemarahan.
Orang-orang percaya wajib menteladani sifat Allah yang panjang-sabar
itu. Sifat Allah yang panjang sabar selalu dikaitkan dengan sifat
kasih-sayang dan kemurahan Allah kepada orang-orang yang berdosa yang
memberontak terhadapNya yang seharusnya dengan segera menghadapi
murkaNya. Namun Alkitab mencatat bukti-bukti sifatNya yang
panjang-sabar, seperti contoh: Berkali-kali Israel yang durhaka dengan
melakukan perzinahan-rohani, yaitu menyembah ilah-ilah lain selain
Allah, mendapat pemulihan dari Allah.
Pada bacaan kita di atas, Rasul Paulus mengajar jemaat di Kolose untuk
"mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan
dan kesabaran" (Kol. 3:12). Lagi-lagi Paulus menggambarkan pentingnya
kesabaran dalam sebuah konflik di antara komunitas Kristen. Menurut
Paulus, jika satu orang Kristen tidak sepaham dengan yang lainnya, ia
harus bersabar, bersedia rugi daripada merusak reputasi gereja.
Salah satu identitas orang pilihan Allah adalah mengenakan kesabaran.
Jadi kesabaran itu penting karena kesabaran adalah salah satu ciri
orang Kristen yang hidupnya sudah dibaharui di dalam Yesus Kristus.
Kesabaran adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh orang Kristen. Rasul
Paulus berulang kali mengimbau umat Kristen untuk saling bersabar satu
sama lain. Bahkan, kesabaran sebenarnya adalah sebuah tes keorisinilan
umat Kristen. Karakter Kristen yang sejati, tanda utama kelahiran
baru, terlihat dalam kesabaran yang sejati.
Rasul Paulus mengimbau jemaat di Efesus untuk "hidup berpadanan dengan
panggilannya, dengan segala kerendahan hati, kelemahlembutan, dan
kesabaran, menunjukkan kasih dalam hal saling membantu dan berusaha
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera" (Ef. 4:1-3).
Kepada jemaat di Tesalonika, instruksi Paulus sangat jelas: "Hiduplah
selalu dalam damai seorang dengan yang lain." (1 Tes. 5:13). Untuk
dapat mencapai kedamaian itu, Paulus menganjurkan mereka untuk
"bersabar terhadap semua orang" (1 Tes. 5:14). Hal itu bukanlah
perkara yang gampang untuk dilakoni. Kepada Timotius, anak didik
rohaninya, Paulus menulis dan memberikan teladan: "sedangkan seorang
hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua
orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat
menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga
mereka mengenal kebenaran" (2 Tim. 2:24-25). Kesabaran harus ada dalam
diri pemimpin Kristen.
Tiga hal penting tentang kesabaran:
1. Dasar kesabaran adalah Kasih (ayt 14)
Kasih adalah pengikat dan yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kalau
kita melihat Sembilan buah roh, di mana di mulai dengan kasih, karena
semua buah yang lainnya berasal dari kasih. Kasih yang dipakai di sini
adalah kasih agape, yang berarti kasih ilahi. Jika kita hidup di dalam
alam kasih, maka kita akan memiliki kesabaran.
2. Sabar terletak pada hubungan pribadi dengan Kristus (ayt 15-16)
Kesabaran yang sejati hanya datang kepada mereka yang telah ditebus
oleh Kristus dan Roh Kudus ada dalam mereka untuk memberikan buah Roh.
Orang yang sudah ditebus oleh Yesus Kristus, harus memiliki waktu
khusus untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus.
kedalaman hubungan kita dengan Kristuslah yang memungkinkannya
seseorang memiliki kesabaran.
Berdasarkan ayat 16, dapat dikatakan bahwa kesabaran seseorang,
tergantung pada kedalaman hubungannya dengan Kristus. Semakin baik
hubungan seseorang dengan Kristus, semakin sabarlah Dia. Saudara,
apabila Kolose 3:15 ini mewarnai kehidupan kita, maka sesuatu yang
luar biasa akan terjadi. Dampaknya adalah "Hendaklah perkataan Kristus
diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan
segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap
syukur kepada Allah di dalam hatimu." (ay. 16).
3. Sabar berarti siap menderita (ayt 13)
Orang Kristen/percaya yang sabar tidak akan membalas dendam atau ingin
mendatangkan kesulitan ke atas orang yang melawan dia. Ia akan
bersifat baik hati dan bersikap halus, bahkan terhadap orang yang
paling tidak menyenagkan. Ia akan menabur kebaikan pada saat orang
lain menabur kejahatan. Dia akan mengampuni orang yang merancangkan
dan melakukan kejahatan kepadanya. Semua itu tentu tidak dapat kita
lakukan dengan kekuatan sendiri, tetapi Roh Kuduslah yang memampukan
orang percaya untuk melakukan semua itu.
Kunci kesabaran
1. Harus mengalami pemulihan di dalam Yesus Kristus.
Seseorang yang sudah mengalami pemulihan di dalam Yesus Kristus,
Kesabarannya akan Nampak menjadi salah satu tanda dalam rumah orang
Kristen, dengan setiap anggota keluarga bersabar dalam berinteraksi
satu sama lain. Suami istri harus saling bersabar, bahkan orang tua
harus bersabar kepada anaknya. Dalam rumah tangga iman, kesabaran,
yang sering kali adalah karakter yang paling jarang ada, menjadi
sebuah ujian keaslian dan pentingnya tatanan yang baik dalam rumah,
gereja, dan persekutuan Kristen.
Bagaiman dengan orang yang tidak memiliki kesabaran? Mereka masih
mengandalkan kekuatannya sendiri, belum mau menyerahkan diri untuk
dipimpin Roh Kudus, dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya.
Karena Roh Kuduslah yang memungkinkan seseorang untuk memiliki kasih,
Roh Kuduslah yang memampukan seseorang untuk mengalakan kuasa
kedagingan, dan Roh Kuduslah yang memungkinkan seseorang menghasilkan
buah kesabaran.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, percayalah bahwa kesabaran
akan menjadi bagian hidup saudara, hanya jika saudara mau menyerahkan
diri kepada-Nya dan membiarkan Dia bekerja dalam hidup saudara. Amin
Baca Terusannya »»  

KHAWATIR

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Matius 14:22-33
Tujuan : Jemaat dapat melihat dan mengenali penyebab rasa kuatir dan
takut dan mencari Kristus sebagai jawaban dalam mengatasi rasa takut
dan kuatir itu.
Ibadah Malam Pujian dan Penyembahan GBIP: Selasa,18 Oktober 2011
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Dalam bacaan kita hari ini, kita melihat suatu peristiwa di mana Yesus
berjalan di atas air. Setelah melakukan mujizat dengan member makan
5000 orang dengan dua ikan dan lima roti, Tuhan Yesus menyuruh orang
banyak untuk pulang dan memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu
dan mendahului-Nya ke seberang. Sementara Dia sendiri naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Yesus berdoa sampai malam, sementara
murid-murid-Nya sudah berlabu beberapa mil dari pantai. Tetapi ada
satu kejadian yang melanda perahu murid-murid-Nya yaitu angin sakal
yang menimbulkan gelombang yang mengombang-ambingkan perahu murid-Nya.
Di tengah perjuangan melawan angin sakal, murid-muriNya diliputi oleh
rasa takut dan kuatir. Ketika Tuhan Yesus menghampiri mereka dengan
berjalan di atas air, apa yang menjadi respon para murid? Mereka
terkejut dan berseru "itu hantu", lalu berteriak-terian karena takut.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, kekuatiran dapat dialami oleh
siapa saja, setiap hari kita dapat menyaksikan kehidupan orang yang
sedang dilanda kekuatiran ada disekitar kita entah itu tetangga,
teman, orang tua, saudara. Mengapa rasa takut dan kuatir itu muncul
dalam diri seseorang? Sebuah artikel mengatakan bahwa rasa kuatir
timbul karena adanya ancaman pada keadaan diri sendiri. Di mana
ancaman ini dapat disebabkan oleh: rasa tak berdaya, rasa terasing,
dan rasa tidak aman. Ketiga hal ini mengancam keadaan diri sendiri .
kondisi inilah yang akan menghasilkan kekuatiran. Hal-hal yang dapat
timbul akibat kekuatiran: kekuatiran akan mempengaruhi tingkat emosi,
kekuatiran akan berpengaruh pada mental, dan kekuatiran juga akan
berdampak pada fisik misalnya sakit penyakit yang mungkin timbul
karena rasa kuatir.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, mungkin tanpa kita sadari pola
kekuatiran yang kita alami juga mengikuti pola seperti ini. Mungkin
ada di antara kita yang mengalami kekuatiran karena menrasa tidak
berdaya. Mungkin kita merasa tak berdaya untuk menjalani hidup ini,
kita merasa takut dan kuatir karena merasa terasing, merasa seorang
diri, ataukah kita merasa kuatir karena merasa taka man…
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, tanpa kita sadari hidup kita juga
tidak jauh berbeda dengan murid-murid Tuhan Yesus. Perahu di sini
dapat menggambarkan kehidupan kita, ketika kita menjalani kehidupan
ini, awalnya di mulai dengan penuh sukacita, namun ditengah perjanan
kita di perhadapkan pada badai persoalan. Bagaimana respon kita?
Ketakutan dan kekuatiran menguasai, sehingga kita tidak mampu lagi
melihat Yesus yang sedang menghampiri untuk menolong kita. Akibatnya,
kita tenggelam dan ditelan oleh badai persoalan. Perhatikan apa yang
terjadi ketika petrus memperhatikan tiupan angin dan bukan
memperhatikan Yesus. Pada saat Petrus memandang Yesus, tidak ada
persoalan dia berjalan di atas air, tetapi ketika tiupan angin
menerpanya, petrus mulai takut dan kuatir, sehingga dia tidak lagi
melihat Yesus dan mulai tenggelam. Pertus menyadari bahwa ia akan
tenggelam, Petrus berseru minta tolong kepada Yesus, maka Yesus segera
mengulurkan tangannya dan menolong Petrus.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, saya tidak tahu apa yang menjadi
persoalan saudara , tetapi percayalah bahwa apapun persoalan yang
melanda hidupmu saat ini, Yesus mengatakan,"jangan Takut, ini Aku"
pandanglah Aku, larilah kepadaKu, minta tolong kepadaKu. Yesus akan
segera mengulurkan tangan-Nya untuk menolong saudara . Mazmur 23:4
mengatakan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak
takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah
yang menghibur aku. Amin
Baca Terusannya »»  

Senin, 10 Oktober 2011

MENOLONG SEBAGAI GAYA HIDUP

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***

Nats: Galatia 6:1-10
Tujuan : Jemaat dapat memahami bahwa menolong orang lain merupakan gaya hidup jemaat yang sudah mengalami pembenaran/pemulihan di dalam Yesus Kristus.
Ibadah Minggu, 09 Oktober 2011: GKPB Cianjur
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Seorang ibu sebutlah namanya karni, dengan raut muka yang sedih sedang memikirkan kondisi suaminya yang sedang mengalami penyakit yang cukup serius. Ibu ini bermaksud mencari pinjaman untuk keperluan berobat suaminya. Ibu ini mencoba menghubungi beberapa teman dekat waktu kuliah dulu. Semua teman tidak dapat meminjamkan dengan berbagai alasan. Ibu ini tidak putus asa, dia terus berusaha demi kesembuhan suaminya. Ia berusaha meminjam kepada beberapa teman persekutuan kaum ibu di gereja, ia menghubungi beberapa ibu yang cukup dekat dengan dia. Diantaranya ibu dini, tetapi ibu dini berkata, maaf Karni kalau saat ini aku masih ada keperluan untuk bayar arisan, mungkin minggu depan baru aku bisa bantu kamu. Lain lagi dengan ibu efa, maaf ya karni, hari ini aku sudah janji dengan ibu endang untuk shopping, minggu depan aja ya saat gajian, aku akan bantu.
Karena tidak mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya, akhirnya suami ibu karni meninggal dunia. Satu minggu kemudian, ibu dini, efa, endang datang berkunjung dan bermaksud memberikan pinjaman kepada ibu karni, akan tetapi dengan wajah sedih ibu karni menolaknya dan berkata, maaf teman-temanku, aku tidak dapat menerimanya, sudah terlambat karena suamiku sudah meninggal 5 hari yang lalu. Ibu dini, efa dan endang merasa sedih dan sangat menyesal mengapa waktu itu mereka tidak segera membantu, padahal mereka mempunyai kesempatan untuk melakukannya.
Saudaraku yang dikashi Tuhan Yesus, seringkali tanpa kita sadari ketika ada orang yang datang meminta batuan, kita menunda-nunda untuk memberikan bantuan dengan berbagai alasan dan berpikir apakah orang tersebt layak untuk ditolong, bahkan lebih ekstrim lagi bila dalam menolong orang lain kita selalu mengukur untung ruginya.
Pernahkan kita bertanya, mengapa kita ada di atas muka bumi ini?, mungkin ada yang menjawab untuk membahagiakan orang-orang lain. Kalau begitu untuk apa orang-orang lain itu ada di sini? "seorang akan yang lain" atau "saling" adalah salah satu ungkapan yang terutama dalam kekristenan. Oleh karena itu, menolong harus menjadi gaya hidup orang percaya/Kristen.
Mengapa menolong harus menjadi gaya hidup orang percaya?
1.       Menolong orang berarti kita sedang memenuhi Hukum Kristus
Mengapa dikatakan menolong orang lain sedang memenuhi hukum Kristus? Apa yang dimaksud dengan hukum Kristus? Hukum Kristus adalah mengasihi satu sama lain seperti Kristus mengasihi manusia (Yoh. 13:34, 1 Kor 9:21, 1 Yoh. 2:7-11, 4:10-12, 20-21). Para pengikut Kristus saling mengasihi karena mereka telah "dibenarkan"/diterima Allah dan telah menerima Roh Allah, bukan karena mereka ingin mendapat perkenan Allah.
Orang Kristen yang telah menerima Roh Allah akan dipimpin oleh Roh Kudus, sehingga mampu memikirkan orang-orang lain dan berusaha melayani/menolong orang lain. Orang Kristen yang dipimpin oleh Roh akan lebih mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri supaya ia dapat menolong orang lain. Orang percaya yang dipimpin oleh Roh akan berusaha menolong saudara yang jatuh ke dalam dosa. Pada ayat pertama Paulus mengemukakan satu hipotesa tentang seorang percaya yang tiba-tiba tersandung  dan jatuh ke dalam dosa. Orang rohani akan berusaha memimpin saudara itu ke jalan yang benar di dalam kasih. Istilah memimpin ke jalan yang benar sama dengan memulihkan, yang dalam bahasa aslinya berarti "memperbaiki". Orang yang dipimpin oleh Roh menangani setiap perkara dengan lemah lembut dan kasih. Mendekati seorang saudara yang terjatuh ke dalam dosa dan berusaha menolong dia memerlukan kasih dan keberanian yang tidak sedikit. Apakah kita sanggup melakukannya?
2.       Menolong orang berarti  sedang menguji pekerjaan iman kita
Dengan menolong orang lain pekerjaan iman kita sedang diuji? Efesus 2:8-10 khususnya pada ayat 10 bahwa kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan yang baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup didalamnya. Seperti apa pekerjaan yang baik itu? Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang mendatangkan kemuliaan bagi Allah? diantaranya menolong orang lain. Mari kita melihat kehidupan kita, saat ini mungkin Tuhan telah memberi umur 20,30,50,60… atau lebih dari 60 tahun, apa yang telah kita perbuat yang mendatangkan kemuliaan bagi  nama Tuhan. Pada ayat 4 dikatakan baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri, jika pekerjaanmu mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan, maka engkau boleh bermegah di dalam Tuhan. Orang harus menguji pekerjaannya sendiri berdasarkan kehendak Allah dan bukan berdasarkan apa yang telah dicapai orang lain.
Jika kita menolong orang dengan motivasi yang salah, hal ini tidak mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan. Hal ini sama dengan menipu diri sendiri. Menganggap diri berarti padahal sama sekali tidak berarti. Allah maha tahu, sampai kedalaman hati kita, mengetahui motivasi kita…Allah tidak mau dipermainkan…menolong orang lain merupakan ungkapan syukur kita karena kita telah dibenarkan di dalam Kristus.
Tuhan Yesus memberikan suatu perbandingan orang yang memberi dengan motivasi yang tulus, seperti apa yang dilakukan oleh janda miskin, dia memberi dari kekurangannya, dia memebri dengan kerelaan hati….bagaimana sikap kita dalam menolong orang lain?
3.       Menolong orang lain berarti sedang menolong diri sendiri
Pada ayat 6 Paulus memberi satu gagasan supaya kita saling membagi berkat. Yang memberi pengajaran dalam Firman membagi kekayaan rohani, dan mereka yang menerima pengajaran hendaknya membagi kekayaan jasmani. Tetapi kita harus menyadari prinsip rohani yang ada dibalik gagasan ini. Allah memerintahkan supaya orang-orang percaya memberi bukan sekedar supaya para pendeta dan pengajar dan utusan injil dapat memenuhi keperluan jasmani mereka, tetapi juga supaya orang-orang yang memberi boleh memperoleh berkat yang lebih besar. Allah telah menetapkan bahwa  kita menuai apa yang kita tabur, tetapi Allah juga memberitahu kita supaya berhati-hati tentang di mana kita menabur. Dalam ayat-ayat yang kita bahas Paulus melihat bahwa benda-benda yang kita miliki dianggap sebagai benih, dan ia melihat dua macam tanah yang ada yaitu daging dan roh: kita dapat menggunakan benda-benda milik kita untuk mengikuti keinginan daging, atau untuk mengikuti keinginan Roh. Ingat, jika kita selesai menabur, kita tidak dapat mengubah hasil panen itu.
Uang yang ditabur dalam daging akan mendatangkan panen kejahatan (Gal 6:19-21), uang yang ditabur dalam Roh (misalnya untuk menolong orang yang berkekurangan, dipakai untuk pekerjaan Tuhan,dll) akan menghasilkan hidup, dan di dalam panen itu akan ada benih-benih yang dapat ditanam lagi untuk menghasilkan panen berikutnya, dan demikian seterusnya sampai kepada kekekalan. Kalau saja setiap orang percaya memandang kekayaan jasmaninya sebagai benih, dan menanamnya dengan semestinya, maka pekerjaan Tuhan tidak akan mengalami kekurangan. Namun sungguh menyedihkan bahwa banyak benih ditabur dalam daging dan tidak akan pernah dapat mendatangkan kemuliaan bagi Allah.
Kita akan menuai apa yang kita tabur, dan kita akan menuai sesuai dengan apa yang kita tabur. Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga (2 Kor 9:6). Orang percaya yang hidup oleh Roh dan menabur dalam Roh akan menuai panen rohani. Jika ia telah menabur banyak, maka ia akan menuai banyak, jika tidak di dalam hidup ini, pasti di dalam hidup yang akan datang.
Setelah memberi gagasan dan prinsip dibalik gagasan itu, Paulus memberi suatu janji (ayat 9): apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Dibalik janji tersembunyi suatu bahaya: menjadi jemu dalam pekerjaan Tuhan, lalu akhirnya menjadi lemah dan menghentikan pelayanan kita. Benih yang ditanam tidak berbuah segera..
Membagi berkat tidak hanya sekedar mengajarkan Firman Tuhan dan memberi harta milik kita. Membagi berkat juga berarti berbuat baik "kepada semua orang" (ayat 10). Dengan demikian terang kita bercahaya di depan orang dan memualiakan Bapa kita di Surga (Mat 5:16). Kita bersaksi kepada orang-orang sesat bukan hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan. Perbuatan kita menyiapkan jalan bagi kesaksian kita secara lisan. Sementara kita berbuat baik kepada semua orang, kita harus mendahulukan kawan-kawan kita seiman, yaitu persekutuan orang-orang percaya.
Jangan jemu-jemu berbuat baik, karena akan datang waktunya untuk menuai…
Contoh kasus: janda di sarfat (1 Raja 17:7-16), dia rela berbagi dalam kekurangannya VS orang kaya yang bodoh (Mat 12:16-20; Luk 18:18-22), hatinya hanya terpaku pada harta miliknya, sehingga ia tidak mampu untuk berbagi dengan orang lain.  Saudara yang di kasihi Tuhan Yesus, jika kita mau benar-benar mengambil komitmen untuk menjadikan menolong sebagai gaya hidup, maka percayalah jemaat akan terus bergerak menuju sasaran yaitu memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus. Amin
 
Baca Terusannya »»  

Selasa, 04 Oktober 2011

PEMICU UNTUK BERGERAK MAJU

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: KPR 2:41-47, 4:32-37
Tujuan : Jemaat dapat memahami bahwa ketika jemaat mengalami pemulihan, maka dampaknya akan luar biasa bagi hidup orang lain.
Renungan Ibadah Pemuda Remaja GPdI Pasir Nangka, 01 Oktober 2011
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA

Saudara yang di kasihi Tuhan Yesus, ketika kita melihat tayangan di televisi yang berhubungan dengan perang, apakah itu film tentang peperangan atau berita tentang peperangan. Di situ dapat kita saksikan bagaimana seorang tentara menggunakan senjata yang ada dalam genggaman tangannya. Ketika kita memperhatikan pada bagian gagang senjata, disitu di pasang satu alat pemicu, jika alat itu di tarik maka peluru yang ada dalam senjata itu akan melesat dengan kecepatan tinggi menuju kepada sasaran.
Demikian juga dengan kita sebagai orang percaya, untuk dapat bergerak  maju menuju sasaran yang ingin dicapai yaitu menjadi jemaat yang suka menolong. Tentu ada pemicu yang akan membuat kita bergerak maju. Jemaat yang dapat bergerak maju adalah jemaat yang sudah mengalami pemulihan, orang yang sudah mengalami pemulihan akan memiliki karakter (sifat-sifatnya) seperti Yesus Kristus. Dan sebaliknya orang yang belum mengalami pemulihan di dalam Yesus Kristus, tidak akan dapat bergerak maju. Orang yang sudah dipulihkan akan menjadi manusia yang baru dan meninggalkan manusia yang lama (Gal 19-21, Ef 4:20-29). Karakter apa saja yang harus dipulihkan (Markus 7:21-22) dan bagaimana supaya kita dapat dipulihkan: perlu kerinduan yang kuat untuk dipulihkan, perlu tindakan yaitu pertobatan dan ketaatan, dan mau di pimpin oleh Roh Kudus. Hasil dari pemulihan adalah menjadi ciptaan baru di dalam Yesus Kristus (2 Kor. 5:17).
Jemaat yang sudah mengalami pemulihan akan menjadi manusia baru, dia akan memiliki kasih dan kasih inilah yang akan menggerakkan dia melangkah maju untuk menolong orang lain. Dalam bacaan di atas kita dapat melihat bagaimana kehidupan jemaat mula-mula. Mereka selalu sehati, saling memperhatikan satu dengan yang lain, sehingga tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka, mereka tidak segan-segan menjual harta mereka untuk di bagikan kepada orang yang membutuhkan, dan mereka lakukan semua itu dengan tulus hati. Mengapa mereka melakukan semua itu, padahal Rasul-rasul tidak pernah memerintahkan untuk menjual harta mereka? semua itu tidak terlepas dari hasil pemulihan yang mereka alami,  mereka lakukan karena kegerakan hati mereka yang sudah dipulihkan oleh Yesus Kristus. Kehidupan jemaat mula-mula merupakan contoh nyata orang yang sudah mengalami pemulihan, bagaimana dengan kita yang hadir pada saat ini? Mungkin dalam hati kita mengatakan bahwa saya telah mengalami pemulihan, tetapi belum berbuat apa-apa atau tidak tahu mau berbuat apa?
Saudaraku yang dikashi Tuhan Yesus Kristus, salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah menolong orang lain, dengan cara:
Memperhatikan kebutuhan orang lain
Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah memperhatikan kebutuhan orang lain. Ada satu kisah menarik tentang dua orang petani yang bersahabat. Yang seorang adalah petani yang berhasil dan kaya, memiliki rumah yang besar, istri dan tiga orang anak, sedangkan yang satu lagi miskin dan kekurangan. Ia tinggal sendirian di gubuk reotnya. Suatu malam di atas tempat tidurnya si kaya berpikir : "betapa kasihannya teman saya. Ia mungkin kekurangan makanan karena panennya gagal kali ini. Ia pasti kesepian di gubuknya seorang diri. Alangkah baiknya aku mengantarkan sejumlah beras untuknya agar ia mempunyai persediaan makanan yang cukup". Lalu malam itu pula berangkatlah ia mengantarkan beras ke rumah temannya yang miskin itu.

Pada malam yang sama itu pula si miskin berpikir di atas tempat tidurnya. "Kasihan teman saya. Ia mempunyai banyak beban. Ia harus bertanggung jawab menghidupi istri dan anak-anaknya, bahkan pembantu-pembantunya. Tentu kebutuhannya lebih banyak dari kebutuhanku yang seorang diri ini. Alangkah baiknya sedikit beras yang kumiliki ini kuantarkan ke rumahnya agar dapat menolongnya". Maka berangkatlah si miskin mengantar beras ke rumah temannya si kaya. Di tengah jalan berjumpalah mereka, dan mereka saling menceritakan pikiran serta tujuannya masing-masing, maka berpelukanlah mereka sambil menangis karena merasakan kasih yang sungguh-sungguh tulus di antara mereka.

Apa yang dilakukan jemaat mula-mula, mereka saling memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Karena mereka saling memperhatikan, jadi di antara mereka tidak ada yang berkekurangan. Seringkali hal yang menjadi penghambat sehingga kita kurang peduli dengan orang lain, adalah rasa egois dan mementingkan diri sendiri, mencari keuntungan sendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain (1 Yoh 3:17; 1 Kor 13:4-5; Fil 2:3-4). Pada waktu makan bersama, apakah saudara memikirkan orang lain? Atau saudara mengambil makanan tanpa mempedulikan apakah yang lain akan kebagian atau tidak? (Bdk. 1 Kor 11:20-22). Kalau ada saudara seiman yang menderita (sakit, miskin, problem keluarga, musibah, dsb), apakah saudara peduli atau acuh tak acuh?

Menolong orang lain dengan ketulusan hati
Ketika kita menolong orang lain, hendaknya kita melakukan dengan penuh ketulusan hati, tanpa mengharapkan imbalan (Kis. 2:44; 4:32). Ada banyak orang yang menolong orang lain tetapi motivasinya keliru. Ada yang ingin dipuji, ada yang ingin mendapat balasan, dll. Ada juga yang menolong orang lain tetapi sewaktu-waktu dapat mengungkit-ungkit pertolongan itu. Ini namanya pertolongan/kasih yang tidak tulus. Contoh nyata tentang ketulusan dapat kita lihat pada waktu  Yesus membuat mujizat air menjadi anggur di pesta kawin di Kana (Yoh 2). Ia menolong tanpa menonjolkan diri-Nya sehingga yang dipuji justru adalah mempelai laki-lakinya. Saudara yang di kasihi Tuhan Yesus, berikanlah kasihmu dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Kalau kita mengasihi dan menolong dengan tulus maka upah kita akan datang dari Bapa di Sorga (Mat 6:4).

Dampak dari orang yang sudah mengalami pemulihan di dalam Yesus Kristus sungguh luar biasa, perhatiannya bukan lagi tertuju kepada dirinya sendiri, tetapi bagaimana ia berbagi dengan orang lain….menganggap orang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:3). Ketika kita mau berbagi dengan orang lain, apa yang menjadi janji firman Tuhan akan di genapi dalam kehidupan kita (Amsal 28:27; 19:17).
Saya akhiri renungan ini dengan sebuah cerita, retreat pemuda….. Ada sekelompok pemuda gereja yang mengadakan acara retreat di dekat areal air terjun. Topik yang mereka bahas adalah hal mengasihi. Pemimpin kelompok itu meminta masing-masing orang untuk memberikan pendapatnya tentang apa itu kasih. Hampir semua orang mengemukakan pendapatnya tentang apa itu kasih. Tetapi, ada seorang pemuda yang rupanya sangat pemalu sehingga dari awal hingga akhir ia sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia tidak memberikan / mengemukakan definisi kasih menurutnya. Walau didesak, tetap ia tak menjawab sepatah kata pun. Tiba-tiba dari kejatuhan terdengar suara "tolong….tolong….tolong…". Mereka semua berlarian ke arah suara itu dan ternyata ada seorang anak yang jatuh ke dalam air terjun itu. dibutuhkan seseorang untuk dapat menyelamatkannya. Sekonyong-konyong pemuda tadi yang terdiam selama diskusi tentang kasih melepaskan bajunya dan meloncat ke dalam air terjun itu dan menyelamatkan orang yang tenggelam itu sedangkan semua temannya yang tadi memberikan definisi kasih secara panjang lebar tak berani melakukan apa pun. Dari cerita ini, kita dapat melihat bahwa kasih tidak hanya dinyatakan dalam bentuk rumusan dan definisi tetapi kasih juga harus dinyatakan dengan tindakan yang nyata. Amin.
Baca Terusannya »»  

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar