Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Kamis, 08 Desember 2011

Panggilan untuk Bersatu

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Kej. 2:20b-25/2:24; Mazmur 128; Pengkotbah 4:9-11
Ibadah: Syukuran Pernikahan Dosen STT SAPPI, 8 Desember 2011
oleh: Adrianus Pasasa, S.T, M.A

Waktu pulang makan siang ke rumah, saya memanggil anak saya yang kedua (namanya Adriel). Saya memberikan sepotong batang ubi kayu yang panjangnya kira-kira lima puluh  centimeter. Setelah ia memegang, saya menyuruh untuk mematahkan batang ubi kayu tersebut, tanpa mengalami kesulitan dengan cepat batang pohon ubi itu patah terbagi dua di tangan anak saya. Kedua potongan itu kemudian saya satukan dan kembali saya menyuruh anak saya untuk mematahkan, ternyata setelah kedua potongan itu di satukan anak saya mengalami kesulitan untuk mematahkannya.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus,  demikian juga dengan kehidupan kita, jika seorang diri, tentu kita akan mengalami kelemahan, tetapi ketika kita bersatu akan menjadi lebih kuat. Apa yang dialami oleh pasangan yang sedang berbahagia pada malam ini, ada kekuatan baru ketika mereka sudah menjadi satu.

Dari bacaan kita hari ini, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari yaitu:
1.       Allah memanggil pasangan suami istri untuk bersatu/bukan atas keinginan mereka sendiri. Dikatakan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging,( Kej 2:24)
1.       Pergi (seorang pria akan meninggalkan ayah dan ibunya). Hal ini menyatakan bahwa akan terbentuk keluarga yang baru, di mana segala sesuatu tidak tergantung lagi kepada orang tua, tetapi mereka (keluarga baru) belajar untuk menyerahkan dirinya kepada Tuhan, untuk Tuhan menyatukan mereka.
2.       Permanen (dan bersatu dengan istrinya). Tujuan bersatu untuk saling menolong, saling melengkapi, saling berbagi, dan saling memiliki (Pengkhotbah 4:9-11)
3.       Kesatuan (dan mereka menjadi satu daging)

Ketiga unsur tersebut di atas membantu suatu pernikahan menjadi kuat.Dalam pandangan Allah, kita menjadi satu di Altar ketika kita mengucapkan janji pernikahan untuk sehidup semati. Namun dalam kenyataannya, kesatuan merupakan sebuah proses yang terjadi dalam periode waktu tertentu, setelah hidup bersama selamanya.
Menjadi satu dengan orang lain bisa menjadi sebuah proses yang sangat sulit. Tidak mudah untuk berubah dari orang yang mandiri dan egois menjadi orang yang mau menceritakan setiap aspek kehidupan kita dengan orang lain. Lain lagi jika kita memiliki latar belakang keluarga, agama, dan keuangan yang berbeda, tentu hal ini akan memakan waktu yang panjang untuk saling memahami.
Namun, tetapi harus dipahami bahwa menjadi satu bukan berarti menjadi sama.
Menjadi satu bukan berarti semua harus sama, seperti angkatan laut yang semua sama, cara berjalan, cara berpakaian, dan lain sebagainya.
 Menjadi satu berarti, ditengah perbedaan ada sikap saling memahami, sikap saling menghormati, saling menghargai, semuanya ini dapat terwujud jika kasih Tuhan hadir di tengah perbedaan itu.

2.       Kesatuan itu bisa terwujud, hanya jika kedua pasangan yang menikah harus meninggalkan keluarga mereka dan berharap kepada Allah untuk menyatukan mereka.
Dalam proses mewujudkan kesatuan, Pria  sebagai kepala keluarga akan membantu terwujudnya kesatuan  ini, ketika ia mengatakan bukan hanya mengatakan kepada istri bahwa ia adalah prioritas utama dirinya setelah Allah. Keluarga harus menjadi prioritas kedua setelah Allah. Demikian juga dengan istri, dia juga memiliki peran dalam mewujudkan kesatuan itu. Istri juga harus mengatakan kepada suami seberapa pentingnya suami bagi sang istri. Suami harus memahami bahwa istri akan menghargai, menghormati, dan mengasihi suami, hanya jika suami bertindak sesuai dengan peran  sebagai suami. Jika posisinya terbalik, maka kesatuan yang didambakan tidak akan pernah terwujud, dan hal ini juga bertentangan dengan Alkitab. Posisi suami sebagai kepala, tidak boleh digantikan oleh istri.
Pasangan suami istri harus belajar mengkomunikasikan cinta dengan jelas kepada pasangannya, hal ini akan menolong untuk memperkuat ikatan pernikahan dan mendorongnya untuk mengasihi dan menghargai kita.

3.       Membangun rumah tangga pasti mendambakan suatu kebahagiaan, kunci rumah tangga bahagia adalah Takut akan Tuhan (Mazmur 128).
a.        Keluarga yang dibangun dilandasi dengan takut akan Tuhan, sebesar apapun gelombang yang menerpa keluarga, mereka akan tetap berdiri teguh, kokoh karena Yesus yang menjadi nahkoda keluarga.
b.       Keluarga yang dilandasi dengan takut akan Tuhan, dikatakan mereka akan tenang menikmati rejeki/hasil keringat mereka. Keluarga akan diberkati dan berkat itu akan mereka nikmati dengan sukacita.
c.        Keluarga yang  dilandasi dengan takut akan Tuhan, dikatakan akan ada kesukaan di dalam keluarga. Sukacita akan memenuhi kehidupan mereka, walaupun dalam keadaan "kering" mereka tetap akan diliputi dengan kesukaan.
d.       Keluarga yang dilandasi dengan takut akan Tuhan, dikatakan bahwa sampai anak cucu mereka akan diberkati
Saudaraku yang dikasihi dalam Tuhan Yesus, Allah yang memengggil suami istri untuk bersatu, dan Allah yang akan mempersatukan dan apa yang telah dipersatukan Allah, hanya maut yang boleh memisahkan. Namun apa yang telah dipersatukan Allah masih butuh proses yang panjang untuk menyatukan perbedaan-perbedaan di antara pasangan suami istri. Jika masing-masing menjalankan perannya dengan benar, maka tentu kesatuan yang didambahkan akan terwujud. Kesatuan itu akan mengantar kepada kebahagiaan, hanya jika rumah tangga yang dibangun dilandasi dengan sikap takut akan Tuhan, yang pada akhirnya kebahagiaan itu tidak hanya dinikmati oleh pandangan suami istri, tetapi akan terus berlanjut sampai anak cucu dari pasangan tersebut. Amin.
Baca Terusannya »»  

PANGGILAN MENJADI SARANA

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Filipi 3:13, 14
Tujuan : memantapkan panggilan untuk menjadi hamba Tuhan
Ibadah : Reat-reat tingkat 1 STT SAPPI, 12 Desember 2011
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA

Untuk membangun sebuah jembatan yang kokoh, tentu banyak kriteria yang harus diperhatikan. Tidak asal-asalan atau hanya berdasarkan atas keinginan sendiri. Supaya jembatan itu dapat bertahan, banyak hal yang perlu diperhatikan misalnya, material apa yang akan di pakai, konstuksi seperti apa yang akan dipakai, siapa yang akan membuat proyek itu, apakah sudah berpengalaman dalam menangani jembatan, dan lain sebagainya. Demikian juga halnya jika saudara dan saya mau dipakai oleh Tuhan untuk menjadi sarana-Nya, tentu ada kriteria-kriteria yang harus kita penuhi. Seperti apa kriteria yang Tuhan inginkan dari setiap orang yang mau dipakai-Nya:
Kriteria Orang yang akan dipakai Tuhan:

1.       Melupakan apa yang ada dibelakangnya.
Ketika seseorang yang dipanggil masih memikirkan hal-hal duniawi, dirinya sendiri, kenyamanan, kesenangan-kesenangan daging tertentu dan memberikan terlalu banyak waktu dan energy untuk mencari hal-hal ini, ia tidak akan pernah mencapai tujuannya. Tetapi orang yang sudah siap untuk kehilangan nyawanya akan memperoleh kembali. Seorang yang telah dipanggil Tuhan, harus terlebih dahulu meninggalkan kehidupan yang lama. Tetapi jika saudara takut untuk melepaskan kehidupan masa lalu saudara, jika saudara masih mencintai hidup lama, maka saudara tidak akan pernah mengetahui apa kehidupan yang sesungguhnya. Orang yang akan Allah pakai ialah orang yang tidak mencari keuntungan atau kenyamanannya sendiri, ia tidak kuatir atau cemas tentang apa yang ia miliki dan yang tidak ia miliki, ia tidak bergantung pada pendapat orang lain, ia hanya memandang tujuannya dan menfokuskan seluruh perhatiannya untuk mencapai tujuan panggilannya. Paulus berkata: "Bagiku hidup adalah Kristus." Tidak ada hal lain yang lebih penting. Karena sudah melupakan apa yang ada dibelakangnya, maka dia hanya memikirkan bagaimana ia harus hidup kudus di hadapan Tuhan.
2.       Memandang ke depan untuk mengabdikan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan.
Allah hanya memakai  orang yang telah mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk melayani Tuhan. Yang teguh dalam keputusannya, yang tidak akan digoncangkan oleh keadaan-keadaan, yang sadar akan besar dan luasnya tujuan yang ditetapkan dihadapannya, yang mengetahui bahwa tidak ada jalan untuk kembali, bahwa semua jembatan telah dibakar dan bahwa hanya ada satu cara untuk melihat penggenapan panggilannya, yang hanya dicapai oleh pertolongan Tuhan. Jika seseorang serius, benar-benar, dan sungguh-sungguh berkomitmen kepada panggilannya, rencanya dan pada tujuannya, ia pasti akan memiliki pelayanan yang berhasil. Ini artinya ia tidak mencari kepentingan diri sendiri, ia ingin menyenangkan Allah yang telah memanggil dia. Tetapi hanya Allah yang tahu apakah seseorang benar-benar siap untuk melayani dia. Hanya Allah yang mengenal hati saudara.
3.       Berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah yaitu panggilan sorgawi
Prosesnya menggunakan hikmat yang dari Tuhan. Marilah kita belajar kepada keempat binatang terkecil di bumi (Amsal 30:34). Ketika saudara mengalami persoalan dalam mencapai tujuan, belajar untuk bijaksana, ketika berada dalam masalah sulit dan iblis mulai mengingatkan anda akan masalah anda, kembali kepada hikmat.
a.       Semut, bangsa yang tidak kuat. Semut mampu bertahan hidup karena mereka telah bijaksana dan menggunakan musim panas untuk menyimpan makanan mereka sebagai persediaan di musim dingin. Masalah, rintangan, dan kesulitan bukanlah alasan yang cukup untuk sesorang menderita kekalahan. Semua keadaan negative dalam diri saudara dengan membuat satu gerakan dan menambah satu garis vertical yang kurang menjadi tambah. Kelemahan kita, ditangan Allah menjadi kekuatan, semua kekurangan saudara dapat menjadi kekuatan ditangan Allah.
b.      Pelanduk, ketika saudara memiliki kebijaksanaan, bahkan seorang lemah dapat membangun sebuah rumah di dalam atau di atas bukit batu. Fondasi apa yang anda miliki dalam hidup saudara? Apakah doa dan firman Allah atau hanya pembicaraan yang kosong? Di atas apa anda membangun hidup anda? Saudara harus tahu jenis fondasi apa yang diatasnya saudara akan membangun hidup saudara, pelayanan dan gereja saudara. Bangunlah dengan menggunakan karunia, talenta dan kemampuan saudara dan bangunlah dengan mempraktikkan persekutuan yang intim dengan Allah.
c.       Belalang, meskipun mereka tidak memiliki pemimpin, mereka semua disiplin dan teratur. Hikmat akan menolong saudara untuk mengatur kehidupan pribadi, pelayanan, hubungan dengan orang lain. Aturlah hidup saudara supaya saudara menjadikan Allah sebagai prioritas saudara, aturlah supaya di tempat kedua, setelah Allah, prioritas saudara adalah keluarga. Kemudian aturlah pelayanan saudara dengan benar, sangat penting untuk membuat hidup saudara teratur, ini adalah sebuah tanda kedewasan.
Hikmat belalang tidak hanya teratur tetapi punya inisiatif, tidak menunggu orang lain untuk menolong atau mendesak saudara untuk melakukan berbagai hal. Inisiatif baca Alkitab/saat teduh.
d.      Cicak, ia dapat ditemukan di kamar-kamar raja, di tempat-tempat paling dalam di istana-istana raja, di mana hanya sedikit orang pilihan yang diperbolehkan untuk masuk. Artinya apa? Oleh hikmat, ketekunan, dan tekad saudara, Allah dapat meninggikan saudara ke tempat-tempat tertinggi dan menyingkapkan rahasia-rahasia yang tidak saudara ketahui sebelumnya. Kerajinan, tekad, kegigihan dan komitmen saudara pada pekerjaan apapun yang didalamnya saudara terlibat, hasrat saudara untuk mengejar tugas apa pun yang telah diberikan kepada saudara sampai akhir, mengatasi semua kesulitan dan rintangan
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, ketiga hal di atas perlu untuk orang yang benar-benar ingin mempersiapkan dirinya secara menyeluruh, supaya ia dapat bertumbuh dan kuat dan menjadi orang yang akan dipakai Allah. Allah hanya akan memakai orang yang telah siap mengabdikan diri sepenuhnya untuk melayani Dia, yang teguh dalam keputusannya. Bagaimana dengan saudara dan saya? Apa yang menjadi jawaban saudara atas panggilan-Nya? Yakinlah jika Tuhan yang memanggil, Dia akan membentuk saudara sesuai dengan rencana-Nya. Amin
Baca Terusannya »»  

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar