Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Selasa, 31 Juli 2012

BAHAGIA

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Waktu masih anak-anak, saya merasa begitu bahagia tidak ada beban,
tidak memikirkan yang macam-macam, yang ada hanya keinginan untuk main
terus. Ini hanyalah gambaran masa kecil yang hamper semua manusia
mengalaminya. Setelah menginjak masa di mana sudah mengenal sedih,
susah, dan penderitaan barulah saya membayangkan sebenarnya bahagia
itu seperti apa? Pernah waktu masih duduk di bangku SMP teman sebangku
sering membayangkan seandainya suatu waktu dia punya mobil yang bagus,
punya rumah yang mewah, punya istri yang cantik pasti hidupnya akan
bahagia! Apakah kebahagiaan dapat diukur dengan harta, atau dengan
kedudukan dan pangkat atau dengan memiliki istri yang cantik? Tentu
semua itu bukan menjadi tolak ukur untuk menyatakan seseorang itu
bahagia, lalu dimanakah kita memperoleh kebahagiaan sejati itu?
Seperti tertulis dalam nats Kitab Suci: "berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan". Jika kita
menyimak pengajaran Yesus di atas tentu kita akan menyadari dan
mengerti sebenarnya kebahagiaan itu tidak jauh dari kita! Di mana ada
murah hati di situ ada kebahagiaan. Orang yang murah hati adalah orang
yang tulus memikirkan dan berbuat bagi orang lain. Apakah kita
menyadari dan apakah selama perjalanan hidup baik di dunia kerja,
studi, atau apapun yang digeluti sudah merasa bahagia? Atau sebaliknya
merasa dihantui oleh rasa takut, bersalah dan cemas? Kita dapat
merasakan kebahagiaan sejati jika kita mau melayani, mau berbagian,
mau menolong, mau menghibur dan mau peduli, membawa damai terhadap
sesama kita yang sangat menderita dalam arti yang sesungguhnya tanpa
memandang latar belakang. Tuhan telah memberi kita kehidupan dan
keselamatan secara Cuma-Cuma dengan demikian kita juga harus member
kepada sesame kita secara Cuma-Cuma, mungkin kita tidak punya harta
tetapi kita punya mulut, tangan, dan mata yang dapat menjadi saluran
berkat bagi sesame. Di sini saya ambil satu contoh perbuatan "kecil"
tetapi manfaatnya bagi orang lain sangat besar. Kita dapat meluangkan
waktu untuk mengunjungi Panti Tunanetra; di sana kita dapat berbuat
banyak misalnya: membantu membacakan buku pelajaran mereka, membantu
mengetik tugas mereka, dan mendengarkan keluh kesah mereka, serta
member dorongan dan semangat kepada mereka. Kita dapat juga berkunjung
ke Pnati JOmpo, di mana Oma dan Opa membutuhkan perhatian, kasih
saying dan teman ngobrol ataukah kita mau peduli pada anak jalanan.
Apakah hati kita tidak sedih melihat anak yang masih di bawah umur
sudah berkeliaran di jalanan tanpa mempedulikan keselamatan mereka
hanya untuk mengejar belas kasihan dari para penumpang? Namun sebelum
melangkah mungkin di sekitar tempat tinggal kita, teman kita, bahkan
dalam keluarga kita mereka juga perlu perhatian dari kita. Marilah
selagi masih sehat pergunakanlah waktu untuk peduli terhadap sesama
yang sangat membutuhkan uluran tangan dari kita. Belajarlah dari
teladan Tuhan kita Yesus, Ia berkata: "sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraku yang paling hina
ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. By: Adrianus Pasasa
Baca Terusannya »»  

Sabtu, 28 Juli 2012

DETEKTOR

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Suatu waktu di negeri Hayalan diadakan sayembara untuk memilih orang yang selama hidupnya tidak pernah berbohong. Berita sayembara itu segera tersebar ke seluruh pelosok negeri  Hayalan beberapa saat setelah sayembara itu diumumkan. Penduduk sangat antusias untuk mengikuti sayembara ini, dari berbagai penjuru negeri mulai berdatangan tidak terkecuali miskin atau kaya, tua atau muda. Tidak ada syarat khusus untuk ikut dalam sayembara ini, dan dinyatakan terbuka untuk semua warga negeri Khayalan. Karena banyaknya warga yang mendaftarkan diri dalam sayembara ini, panitia menjadi kewalahan menanganinya.

Setelah beberapa waktu menunggu, tibalah saatnya untuk memilih orang yang tidak pernah berbohong selama hidupnya, tetapi lagi-lagi panitia kewalahan sebab dari sekian banyak peserta sayembara rata-rata mengaku tidak pernah berbohong. Panitia tidak kehilangan akal untuk menentukan pemenangnya, segera dikirim utusan untuk meminjam detektor kenohongan milik kepolisian di planet bumi. Dengan detektor ini akhirnya panitia dapat menentukan seorang pemenang sayembara.
Dari cerita ini  kita dapat membayangkan seandainya detektor di atas dapat digunakan untuk mendeteksi motivasi seseorang sebelum ia berbuat sesuatu, tentu hidup ini akan terasa lebih indah dan lebih menyenangkan sebab seseorang akan ketahuan motivasinya dalam berbuat sesuatu. Tetapi sampai saat ini detektor motivasi belum ada, hanya Tuhan-lah yang mengetahui motivasi dan isi hati seseorang. Mungkin dalam benak kita muncul berbagai pertanyaan: seseorang berbuat baik terhadap saya, apa motivasinya? Tuluskah dia? Atau ada sesuatu dibalik kebaikannya? “kita terlibat dalam pelayanan, motivasi kita apa?, “apa motivasi kita menjadi pengikut Yesus? Ikut-ikutan karena orang lain berbuat demikian? Ataukah ada U dibalik B?

Berpulang kepada kita, apakah motivasi kita baik dan tulus atau tidak, hanya Tuhan dan anda yang tahu. Seharusnya motivasi yang benar adalah: jika engkau makan/minum/jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 10:31). Tetapi celakanya seringkali Tuhan mendapatkan betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu (Yeremia 17:9a). Sampai kapan kita berlaku licik di hadapan Tuhan yang sedang memandang kita setiap tarikan nafas kita? By: Adrianus Pasasa
Baca Terusannya »»  

Kamis, 26 Juli 2012

SIAPAKAH DIRIMU

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Liburan Desember lalu, saya sempat mengunjungi suatu daerah yang
masyarakatnya masih ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Meskipun demikian masyarakatnya rajin mengikuti
perkembangan dan situasi bangsa ini. Pernah suatu waktu kami
berdiskusi tentang kinerja wakil rakyat yang mengaku memperjuangkan
rakyat kecil, dengan polos mereka menjawab bagaimana bangsa ini mau
keluar dari krisis kalau kerja wakil rakyat dan pemimpin kita hanya
saling mencari kesalahan dan kejelekan mereka tanpa menyadari dirinya
masing-masing yang penuh dengan sandiwara dan kemunafikan. Seandainya
mereka mau mengoreksi diri tentu mereka akan mengetahui posisinya di
mana, tetapi sangat disayangkan mereka lebih mengenal lawan-lawan
mereka. Sadarkah kalau hal ini juga menghiasi hidup kita. Seringkali
kita ingin lebih banyak mengetahui diri orang lain dari pada diri kita
sendiri! Seandainya kita lebih mengenal diri kita, tentu kita akan
menyadari kelemahan dan kelebihan yang kita miliki, namun pada
kenyataannya kita lebih suka untuk mengenal orang lain melalui
berbagai cara dan pada umumnya kita selalu mencari kejelekan orang
dari pada kelebihan-kelebihan yang orang lain miliki. Jadi tidak aneh
kalau terjadi perselisihan dengan sesama yang hanya disebabkan
kesalahpahaman, kecemburuan, iri hati dan persaingan yang tidak sehat.
Dengan mudah kita menghakimi sesama kita dan menganggap diri kita yang
paling benar. “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana engkau
dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu
dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu (Matius 7:3-4).
Belajarlah untuk mengenal diri sendiri, karena di dalam diri kita
banyak sekali kelebihan-kelebihan yang kita miliki, hanya saja belum
digali. Apabila suatu saat kita telah menemukannya maka akan
mendatangkan kebahagiaan yang tak ternilai bagi kita. Namun di dalam
dirimu juga ada kekurangan-kekurangan supaya kita jangan sombong.
“Jadilah dirimu sendiri, hindari untuk selalu membandingkan dirimu
dengan orang lain”. Hal ini hanya akan membuat kita tidak percaya
diri. “oleh karena engkau berharga dimata-Ku dan mulia, dan Aku
mengasihi enkau (Yesaya 43:4a). Camkanlah dalam hatimu bahwa kamu
dilahirkan ke dunia ini dengan rencana dan tujuan yang indah dan semua
itu kamu akan alami setelah kamu mengenal dan mau menerima dirimu apa
adanya. By: Adrianus Pasasa
Baca Terusannya »»  

Rabu, 25 Juli 2012

BOHONG

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Banyak orang yang terjebak menciptakan kebohongan supaya terlihat
hebat, bahkan lebih hebat dari siapa pun. Mereka berbicara begitu
tinggi sehingga tidak lagi bisa memakai akal sehat saat menciptakan
kebohongan. Mereka pikir semua orang bisa dibohongi begitu saja,
padahal tidak demikian. Mungkin orang yang mendengar terlihat seperti
mengangguk-anggukkan kepala, tetapi hatinya bisa saja bergumam, "Akh,
ceritamu tidak ada yang benar. Omongannya saja yang besar, padahal kan
dia tidak ada apa-apanya." Saat dusta sudah melekat pada langit-langit
mulut orang seperti itu, tanpa disadari setiap hari dia terbiasa
berdusta dan kehilangan kepercayaan dari orang-orang disekitarnya.
Lidah yang terikat pada dusta tidak hanya beresiko kehilangan
kepercayaan atau kesempatan, tetapi juga sangat berpotensi membawa
seseorang kepada penghukuman yang kekal. Keluarlah dari jerat dusta,
karena Tuhan membenci lidah dusta.
Baca Terusannya »»  

Selasa, 24 Juli 2012

PERSEKUTUAN

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Persekutuan yang erat dengan Tuhan akan membawa focus Anda tetap pada
rencananya dan menjadi kenderaan utama Allah untuk membawa umat-Nya
kepada penggenapan rencana-Nya. Persekutuan yang erat dapat dilakukan
melalui jam-jam doa, karena melalui doa Anda akan mendapat pengurapan
di dalam melayani-Nya, membaca Firman Tuhan supaya Ada diajar untuk
melayani dengan sikap hati yang benar, sehingga pelayanan Anda memberi
dampak yang besar dan kuat bagi umat Tuhan yang Anda layani.(by: Adrianus Pasasa)
Baca Terusannya »»  

BERSAKSI

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Ketika kesaksian lisan mendapat penolakan, dalam keheningan kita tetap
bisa bersaksi. Seperti halnya pemain pantomin yang berjuang
menyampaikan cerita dengan jelas meski tanpa kata-kata, demikian juga
dengan orang percaya harus jelas perilakunya. Jika perbuatan kita
tidak berpadanan dengan ucapan maka hancurlah kesaksian kita.
Dibutuhkan konsistensi perilaku agar orang lain yakin bahwa kita
benar-benar seorang kristiani yang penuh kasih. (by: Adrianus Pasasa)
Baca Terusannya »»  

Senin, 23 Juli 2012

PENYAKIT ROHANI

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Orang Kristen akan mengalami penyakit rohani jika terjadi
ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan antara pengetahuan Alkitab yang
dimiliki dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Orang
seperti ini akan merugikan dan membebani banyak orang karena menjadi
batu sandungan bagi banyak orang. Sudah lama jadi Kristen tetapi tidak
menunjukkan kematangan Rohani, masih menghasut, mengkritik, suka
bertengkar, karakter yang tidak mencerminkan karakter Kristus.
Kerohanian sejati tidak diukur dari lamanya seseorang menjadi Kristen.
Orang yang sehat rohani, akan bersikap sesuai kebenaran Firman Tuhan,
dan menjadi berkat bagi orang lain. (by: Adrianus Pasasa)
Baca Terusannya »»  

DOSA

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Dosa selalu mengacaukan persekutuan antara Allah dan manusia. Dosa
menghalangi persekutuan antara Allah dan manusia. Dosa menghalangi
seseorng untuk efektif dalam pelayanan, dan Dosa menyebabkan Anda
kehilangan otoritas dalam dunia Rohani dan Iblis akan menertawakan
Anda. Ketika Anda membuat keputusan untuk tidak berbuat dosa, ketika
itulah cobaan-cobaan akan mulai tercurah ke atas Anda seperti hujan.
Anda akan diserang oleh segala jenis cobaan yang pernah ada, tetapi
alangkah indahnya jika dalam situasi itu Anda tidak jatuh ke dalam
pencobaan. Kembangkan perasaan benci terhadap dosa dalam diri Anda,
bahkan lebih dari itu Anda tidak ingin berpikir tentang dosa. (by:
Adrianus Pasasa)
Baca Terusannya »»  

DOA

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Tinggal di bawah sayap Allah hanya mungkin melalui doa. Jika kehidupan
doa seseorang lemah, Ia kurang memiliki kuasa dalam dunia Roh. Semakin
banyak Anda berdoa, semakin banyak pengaruh yang akan Anda miliki
dalam dunia rohani. Doa adalah fondasi untuk memulai apapun yang
rohani. Tidak ada kemenangan tanpa doa, anda akan banyak menghadapi
pertempuran. Kehidupan doa adalah langkah pertama bagi orang yang mau
di pakai Tuhan. Tidak ada pengurapan tanpa doa. Mungkin Anda lulusan
teologi, tetapi tanpa pengurapan, apa yang Anda pelajari hanya menjadi
pengetahuan yang membuat Anda sombong. Jika Anda memiliki kehidupan
doa yang konsisten, maka orang akan melihat Allah ada dalam kehidupan
Anda. Namun pengurapan tanpa pengetahuan firman Tuhan juga tidak
berhasil atau tidak berdampak apa-apa. Doa adalah kunci kepada keberhasilan dalam pekerjaan rohani apapun. Biarkanlah Dia mengangkat pelayanan Anda dan memimpin Anda kepada keberhasilan dan kemenangan. (by: adrianus Pasasa)
Baca Terusannya »»  

Minggu, 15 Juli 2012

PELITA TUBUH

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Lukas 11:33-36
Ibadah Remaja, 14 Juli 2012: GPdI Pasir Nangka
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA

Masa kecil saya lalui di kampung, di mana belum ada penerangan seperti
di kota. Tiap malam kami menggunakan obor yang terbuat dari bambu
dengan bahan bakar minyak tanah. Obor inilah yang kami gunakan sebagai
sarana penerangan untuk melakukan aktifitas di malam hari termasuk
belajar. Supaya seisi rumah mendapat terang, maka obor atau pelita
tersebut harus diletakkan pada tempat yang tinggi, seperti di atas
meja supaya bisa menerangi seisi rumah.

Firman Tuhan pada malam hari ini, mengajak kita untuk melihat suatu
perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus tentang pelita tubuh.
Pelita adalah lampu dengan bahan bakar minyak. Tuhan Yesus
mengumpamakan mata sebagai pelita tubuh, atau lampu tubuh. Lampu
fungsinya untuk menerangi, jadi mata adalah pelita tubuh atau lampu
tubuh yang berfungsi untuk menerangi seluruh tubuh.

Supaya seluruh tubuh dapat diterangi, maka lampu itu harus diletakkan
di atas kaki dian. Kaki dian adalah alat untuk menyangga lampu supaya
cahanya dapat dilihat oleh semua orang. Orang yang menyalakan lampu
tidak akan meletakkan lampu itu di bawah kolong rumah/meja, karena
cahanya tidak akan kelihatan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa mata
adalah pelita tubuh, jika mata baik, maka teranglah seluruh tubuh.
Jika mata jahat, maka gelaplah seluruh tubuh. Dapat disimpulkan bahwa
mata memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Kenapa dikatakan
demikian? Kita akan melihat dua hal yang ingin di sampaikan oleh Tuhan
Yesus:
1. Mata dalam arti jasmani
Mata secara jasmani jika digunakan dengan baik, maka akan membawa
dampak yang baik bagi seluruh tubuh. Segala sesuatu dimulai dari
penglihatan, kejahatan dapat muncul dalam hati seseorang ketika mata
melihat sesuatu, dan sebaliknya seseorang dapat berbuat kebaikan
ketika matanya melihat sesuatu. Mata diberikan untuk melihat banyak
hal, ketika kita menutup atau memejamkan mata maka yang kelihatan
hanya satu yaitu kegelapan. Tetapi ketika kita membuka mata, maka akan
kelihatan banyak hal. Jika kita tidak bijaksana dalam menggunakan
mata, maka mata dapat membawa kebinasaan bagi seluruh tubuh. Ketika
saya hendak ke luar rumah, saya selalu mendapat pesan dari istri,
pakai "kaca mata" kuda. Artinya jaga matamu, karena matamu adalah
pelita tubuhmu. Jika mata kita pakai untuk memandang hal-hal yang
baik/terang, maka seluruh tubuh kita dengan sendirinya melakukan
hal-hal yang baik/terang. Jika tubuh kita terang, maka orang yang
melihatnya akan memuliakan Tuhan (Matius 5:16). Tuhan menghendaki
hidup kita sempurna (Matius 5:29). Marilah kita memulai dengan belajar
menjaga mata.

2. Mata dalam arti rohani
Mata secara rohani yaitu kemampuan untuk melihat dan mengerti hal-hal
rohani. Tuhan Yesus dalam pelayanannya berusaha untuk membuka mata
rohani orang yang dilayaninya supaya mereka mengerti dan memahami apa
yang Tuhan Yesus ajarkan. Jika mata rohani kita baik, maka kita akan
mampu untuk memahami dan mengerti firman Tuhan, mengerti akan
rancangan Tuhan dalam kehidupan, mampu membedakan mana yang menjadi
kehendak Tuhan, memiliki hati yang takut akan Tuhan. Banyak orang yang
tidak memahami Injil, bukan karena mereka bodoh, tetapi mereka tidak
mempunyai penglihatan rohani atau buta secara rohani, sehingga mereka
tidak mengerti perkara-perkara rohani.

Alangkah indahnya jika kita memiliki penglihatan jasmani yang baik dan
juga memiliki penglihatan rohani yang baik. Apa yang firman Tuhan
katakan akan tergenapi dalam kehidupan kita yaitu seluruh tubuhmu akan
menjadi terang, tidak akan ada bagian yang gelap lagi. Dengan demikian
orang akan melihat gambaran Yesus ada dalam diri kita dan orang yang
melihatnya akan memuliakan Bapa di Surga (Matius 5:16).

Apa yang harus dilakukan? Walaupun kita sudah hidup dalam terang, kita
harus selalu waspada. Terang yang sudah ada pada kita harus tetap
dipertahankan dan selalu dipelihara, sehingga tidak menjadi kegelapan,
tetap konsisten. Jangan sampai habis gelap terbitlah terang, habis
terang terbitlah gelap, tentu hal ini tidak dikehendaki Tuhan, Ia mau
supaya kita terus bertumbuh di dalam terang yang sudah kita miliki.
Bagaimana caranya? Belajar untuk meletakkan pelita pada tempat yang
benar. Bagaimana dengan saudara, apakah pelitanya sudah ada pada
posisi yang benar? Jika belum perbaiki sekaranglah saatnya, supaya
terang itu menjadi bagian hidupmu selamanya. Amin
Baca Terusannya »»  

Kamis, 05 Juli 2012

KEKUATAN SEORANG MURID

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Lukas 9:1-6; 10:1-12
Ibadah: Malam Pujian dan Penyembahan (MPP Palalangon), Selasa: 3 Juli 2012
Oleh: Adrianus Pasasa, M.A

Dalam sistim birokrasi pemerintahan ada pemimpin dan ada bawahan.
Seorang pemimpin dapat mendelegasikan atau memberi mandat kepada
bawahannya untuk melakukan suatu tugas. Mandat yang diberikan oleh
pimpinan biasanya disertai dengan surat kuasa yang akan memberikan
wewenang kepada bawahannya supaya tugas yang diperintahkan dapat
dijalankan tanpa dihalangi oleh orang lain. orang yang diberi wewenang
oleh pimpinannya sebelum menjalankan tugas, terlebih dahulu mereka
dibekali supaya tugas yang akan diembannya dapat terlaksana sesuai
dengan perintah atasannya.
Dalam pembacaan kita pada hari ini, Tuhan Yesus dalam mengutus kedua
belas murid-Nya, telah membekali mereka dengan memberi tenaga dan
kuasa. Mengapa Tuhan Yesus membekali mereka dengan tenaga dan kuasa?
Kenapa bukan bekal dalam perjalanan!

TENAGA: Menurut KBBI tenaga adalah daya atau kekuatan yang dapat
menggerakkan sesuatu. Tuhan Yesus memberikan tenaga supaya para murid
memiliki daya atau kekuatan untuk menggerakkan pemberitaan Injil
(memberitakan Kerajaan Allah), kabar baik tentang keselamatan dari
Allah. Lukas 10:9, dan sembuhkanlah orang-orang yang ada disitu dan
katakanlah kepada mereka bahwa Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Proses pemberitaan Kerajaan Allah bukanlah hal yang mudah dan akan
mengalami banyak tantangan, tetapi dengan tenaga yang diberikan Tuhan
Yesus tantangan dan persoalan bukan lagi menjadi penghambat bagi
proses pemberitaan Kerajaan Allah. Tenaga itu akan menjadi kekuatan
yang selalu mendorong para murid untuk terus menyampaikan Injil
Kerajaan Allah.

KUASA: menurut KBBI Kuasa adalah kemampuan atau kesanggupan untuk
berbuat sesuatu, diberi wewenang untuk berbuat sesuatu. Tuhan Yesus
memberikan kuasa kepada para murid-Nya supaya mereka memiliki
kemampuan, kesanggupan, wewenang untuk menguasai setan-setan dan
menyembuhkan penyakit-penyakit. Melalui berbagai cara Setan selalu
berusaha untuk menyesatkan manusia, tetapi dengan kuasa yang diberikan
Tuhan Yesus setan itu tidak punya kemampuan lagi untuk menguasai
murid-Nya, justru sebaliknya setan-setan itu dibawah kekuasaan
murid-Nya. Demikian juga dengan sakit penyakit akan dipulihkan oleh
para murid dengan kuasa yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus. Dalam
Lukas 10:19 Tuhan Yesus juga memberikan kuasa untuk menginjak ular dan
kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh. Tenaga dan kuasa
yang diberikan oleh Tuhan Yesus, itulah yang akan memampukan seorang
murid dalam menjalankan tugas panggilannya.

SYARAT SEORANG YANG DIUTUS (Lukas 10:4-11)
Tuhan Yesus memberikan persyaratan kepada para murid-Nya yang akan
diutus yaitu: jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa
tongkat atau bekal, roti atau uang, dua helai baju. Syarat seorang
utusan hanya boleh menaruh pengharapan kepada pengutusnya yaitu Tuhan
Yesus, tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak menaruh
pengharapannya kepada kekuatan manusia. Tuhan Yesus adalah sumber
kebutuhan yang akan mencukupi apa yang diperlukan oleh orang yang
diutus-Nya. Tuhan Yesus mengatakan kalau kamu diterima dalam suatu
rumah, tinggalah disitu sampai kamu berangkat dari situ, kalau kamu
ditolak keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu
sebagai peringatan kepada mereka ( Luk 10:5-11; Kis 13:51). Tuhan
dapat memakai siapa saja dan apa saja untuk menolong orang yang akan
diutusnya. Jadi intinya seorang yang diutus pasti kebutuhannya akan
selalu dicukupi oleh pengutus-Nya.

DIUTUS KE MANA?
Setelah dibekali dengan tenaga dan kuasa dan sudah memahami
persyaratan-persyaratan, pertanyaan selanjutnya akan diutus ke mana?
Dalam Lukas 10:3, TUhan Yesus katakan akan diutus ke tengah-tengah
serigala. Walaupun diutus ke medan yang berat, tetap ingat bahwa
seorang utusan hanya bersandar sepenuhnya kepada pengutusnya, bukan
bersandar setengah hati. Ingat bahwa sebelum diutus sudah diberi
tenaga dan kuasa untuk mengalahkan musuh baik setan-setan,
penyakit-penyakit, maupun kekuatan-kekuatan musuh yang lainnya. Jadi
kemanapun diutus, bukanlah suatu persoalan atau masalah karena seorang
pengutus tidak pernah salah mengutus. Jika diutus ketempat yang
menurut pandangan manusia tidak menguntungkan, tetapi menurut
pandangan Sang Pengutus, Dia telah merancangkan sesuatu yang baik bagi
tempat itu. Intinya seorang utusan setia saja pada rancangan Sang
Pengutus.

BAGAIMANA HASILNYA?
Murid yang taat dan setia menjalankan apa yang diamanatkan oleh
pengutusnya akan menuai hasilnya, dalam pembacaan kita hari ini dapat
kita lihat bukti-buktinya: mereka memiliki kemampuan untuk
memberitakan Injil di berbagai tempat, mereka mengelilingi
semua/segala desa untuk memberitakan Injil. Mereka memiliki kemampuan
untuk menyembuhkan penyakit, mereka menyembuhkan orang sakit di segala
tempat. Mereka memiliki kemampuan untuk menguasai setan-setan,
setan-setan takluk karena nama Yesus (Luk 10:17). Satu pesan Tuhan
Yesus (Luk 10:20), jangan bersukacita karena berhasil dalam
pelayananmu, tetapi bersukacitalah karena namamu tercatat di Surga.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, yakin dan percayalah bahwa ke mana
pun kita pergi diutus oleh Tuhan, jangan pernah takut dan kuatir
karena kita telah diperlengkapi dengan tenaga dan kuasa. Hal inilah
yang akan memampukan kita sebagai seorang murid untuk terus berkarya
bagi kemuliaan nama-Nya. Amin
Baca Terusannya »»  

Senin, 02 Juli 2012

KRISTEN BURUNG WALET DAN KRISTEN POHON KARET

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Oleh: Rev. Hans Andrias

"Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,
supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (2Korintus 8:9).

Pada suatu waktu saya mendapat kesempatan dari Tuhan Yesus melayani di
Propinsi Bengkulu. Kesempatan yang begitu indah. Berkesan manis. Saya
menginap di rumah seorang ketua majelis jemaat sebuah gereja di sana.
Orangnya ramah dan murah senyum. Ia memiliki sebuah toko berlantai
lebih dari dua. Mungkin empat lantai semuanya. Saat sarapan pagi
bersama keluarga ini, si ketua majelis menjelaskan panjang lebar
tentang sarang burung walet - karena rumahnya yang paling atas
dijadikannya sebagai tempat burung-burung walet bersarang - sambil
memperlihatkan sarang walet kepada saya. Nampaknya ini bisnis
sampingannya yang mendatangkan berkat tidak sedikit. Sarang burung
walet terkenal disukai orang-orang berduit sebagai makanan kesehatan.
Khususnya di negeri China sana. Sudah tentu harganya per kilogram
jangan ditanya. Bunyinya berjut-jut sampai orang terkejut-jut….

Tak lama setelah mendengar cerita sarang walet itu, terlintas dalam
benak saya, seolah-olah Tuhan Sang Pencipta bertanya di relung hati
saya terdalam: "Hans bisakah engkau menjadi seorang Kristen seperti
burung walet itu?" Kristen walet? Wow… pagi itu Tuhan Yesus sangat
luar biasa mengajari saya melalui burung Walet. Ternyata ada beberapa
hal indah yang bisa saya teladani dari burung walet. Apa itu? Pertama,
si burung walet itu tidak pernah menuntut dilayani, diberikan minum,
makan, pakaian, dan pelayanan yang sangat memuaskan sebagai tamu yang
sangat spesial dari si empunya rumah, padahal ia datang membawa uang
yang begitu banyak kepada si tuan rumah. Sejatinya ia layak dilayani
seperti tamu hotel berbintang lima bukan? Si burung walet membuat
sarang dengan air liurnya. Setelah sarang itu jadi, si pemilik rumah
tinggal naik ke atas rumah dan mengambil sarang itu, lalu menjualnya
dengan harga puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Kedua, si walet
tidak pernah menggerutu ketika sarangnya diambil untuk dijual. Ia
tidak pernah marah bin ngambek meninggalkan rumah si pemilik gedung
itu kemudian ngacir mencari tempat yang baru. Tidak juga ia
memprovokasi teman-temannya untuk berdemonstrasi agar tidak bersarang
lagi di sana. Tidak. Ia bersama kawan-kawannya tetap saja memberikan
keuntungan ratusan juta rupiah kepada si pemilik rumah. Ketiga, si
walet tetap dapat berkicau merdu walaupun hidupnya hanya dimanfaatkan
orang. Baginya hidup adalah untuk melayani, memberi dan memberi
semata. Keempat, keuntungan yang diberikan si walet bukan sehari dua
hari saja tetapi dalam jangka yang panjang kepada si pemilik gedung.
Banyak orang bisa menolong orang lain dengan pergorbanan yang besar
bahkan sangat besar bila waktunya sekali dua kali saja. Tetapi adakah
orang yang mau berkorban terus menerus meskipun dia seorang
konglomerat? Yang acapkali terjadi, belum membantu sesenpun sudah
banyak alasan keluar dari bibir mulut kita, bukan? Yang parahnya
seringkali bukan kita berkorban melainkan mengorbankan orang lain demi
kepentingan diri sendiri. Beda dengan si walet. Walet sudah teruji.
Ia tidak pernah bosan membagi berkat terus menerus. Dalam jangka
panjang.

Bagaimana dengan kita sebagai jemaat, pendeta, penginjil, majelis, dan
aktifis gereja? Sudahkah kita menjadi seperti burung walet yang hanya
melayani tanpa menuntut untuk dilayani? Sudah dan sudikah kita
melayani tanpa bersungut-sungut? Adakah sukacita di hati terdalam
ketika kita melayani Tuhan dan sesama? Ketika seseorang datang kepada
kita untuk meminta pertolongan bagaimana reaksi kita? Apakah kita
berkata dalam hati, "Puji Tuhan, Tuhan percayakan saya melayani
saudara ini." Ataukah reaksi kita langsung memancarkan "wajah nenas"?
Adakah kita dapat menangis dengan orang yang menangis? Bersedih dengan
orang yang bersedih? Ataukah kita berharap agar orang itu segera pergi
saja dari hadapan kita? Seperti burung walet, akan terus bertahankah
kita dalam jangka panjang untuk menjadi saluran berkat, kebaikan, dan
keuntungan bagi mereka yang butuh pertolongan? Atau kita berkata dalam
hati, "Ya… dia lagi, dia lagi, bosan euy lihat mukanya!"

Bagaimana dengan hidup kita selama ini? Barangkali gaya hidup kita
berbalikpunggung dengan hidup si walet. Seharusnya binatang yang
belajar dari manusia bukan? Tetapi jangan malu bila memang kita harus
belajar dari binatang. Tuhan sendiri pernah menyuruh manusia agar
belajar dari binatang (Amsal 30:24-32). Mari kita jujur pada diri kita
sendiri, adakah kita melayani seperti si walet yang sehari-harinya
selalu bergairah memberi dan memberi sambil bernyanyi? Ataukah kita
selalu berpikir, "saya mendapat untung apa bila melayani dia?" Saya
akan diberi "amplop" atau tidak ya, kalau saya pergi mendoakan jemaat?
Sebagai jemaat, pengurus, aktifis, dan hamba Tuhan di gereja ataupun
di lembaga-lembaga pelayanan, seberapa rajinkah kita saling
memerhatikan, mengunjungi, menanyakan keadaan, dan memberikan
perhatian kasih kepada yang lain? Ketika seseorang sedang bergumul
kesusahan, penuh air mata, adakah hati kita tergerak oleh belaskasihan
untuk menyeka air mata mereka? Atau justru kita sebaliknya menggerutu
dan menghakimi, "Siapa suruh? Rasakan akibatnya sekarang!" Dan yang
menyedihkan bukannya menolong malah kita menjadi juru bisik sehingga
situasi makin tidak kondusif. Pernahkah kita merenungkan siapakah yang
Tuhan suruh kita layani? Yesus berkata: "Sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina
ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Sekarang kita
sudah tahu siapa yang kita perlu layani. Nah, lebih suka mana,
mengunjungi dan melayani si elite atau si pailit? Kita sendirilah yang
paling tahu jawabannya!

Lalu, beberapa hari kemudian saya berkesempatan lagi mengunjungi
sebuah desa yang tidak terlalu jauh dari kota Bengkulu. Di sepanjang
perjalanan saya melihat ribuan pohon karet berdiri berderet-deret
rapi. Indah nian pemandangannya. Sebagian pohon karet itu terlihat
sedang disayat-sayat oleh pisau sadap di tangan sang petani. Dari
sayatan itu keluarlah cairan getah karet yang berwarna putih. Pada
hari-hari tertentu para petani karet mengambil getah karet lalu
dijual. Di sepanjang perjalanan siang itu, seolah Tuhan bertanya
kepada saya: "Bisakah engkau menjadi orang Kristen seperti pohon karet
itu?" Wow pertanyaan yang berat. Ya, berat sekali untuk dijawab.
Adakah di antara kita yang rela tegak berdiri menerima sayatan demi
sayatan yang membuat batin ini berdarah-darah tanpa secuilpun rasa
untuk memberontak paling tidak melepaskan diri darinya? Ya Tuhan,
betapa dalamnya hikmat dan tantangan yang Engkau berikan. Pohon karet
itu rela terluka-luka. Sudi berdarah-darah. Sakit. Sungguh amat sakit.
Bukan sekali dua kali, tetapi sepanjang hidupnya ia menerima sayatan
demi sayatan untuk menghidupi petani dan keluarganya bahkan berguna
bagi kebutuhan umat manusia di bumi ini. Pohon karet paling tidak bagi
saya adalah lambang pengorbanan yang sejati dan tiada putus-putusnya
sampai akhir hidup. Petani memang merawat dan memberikan pupuk sebagai
makanan bagi pohon karet supaya ia tetap hidup. Namun itu semata-mata
supaya sang petani dapat mengambil cairan getahnya. Tubuh pohon karet
menjadi tidak mulus, kasar, penuh bekas luka sayatan yang tak elok
dipandang mata. Akhirnya ia tidak dapat lagi menghasilkan getah karet
buat si petani dan ia pun mati ketuaan.

Lagi-lagi bagaimana dengan kita? Sudah berapa lama kita melewati
jalan persembahan kita melayani di ladang Tuhan? Sudahkah kita menjadi
orang Kristen seperti pohon karet itu? Barangkali Saudara dan saya
pernah mengalami atau mungkin sekali Anda yang sedang membaca tulisan
ini sedang tersayat-sayat dan terluka-luka dengan tutur kata, sikap,
dan perilaku orang-orang lain? Mungkin Anda sedang dalam kepahitan
bahkan sekarangpun air matamu masih terus membasahi pipimu? Saya hanya
bisa berpesan melalui tulisan ini, kuatkanlah hatimu. Berjalanlah
terus dalam imanmu yang berfokus hanya kepada Tuhan Yesus. Layani Dia
terus setia sampai akhir. Saya pun pernah mengalami sayatan-sayatan
hingga terluka-luka, berdarah-darah. Seorang pendeta memborbardir saya
dengan fitnahannya ke mana-mana. Saya pernah diboikot tatkala akan
berkhotbah di suatu kebaktian oleh karena tajamnya fitnahannya. Ia
menyebarluaskan fitnahannya bahwa saya telah memerkaya diri dengan
mencuri uang bantuan gereja. Saya dikatakan telah memanfaatkan
pelayanan orang-orang miskin demi memberi makan dan minum istri dan
anak-anakku. Saya dituduh telah menjual kemiskinan orang-orang miskin
demi mempertahankan hidup saya dan keluarga. Yang paling perih, saya
dikutuknya akan menjadi seperti Ananias dan Safira yang menipu Roh
Kudus karena tidak mengakui bahwa saya telah mencuri uang bantuan
gereja. Betapa amat perih, sedih, dan pahit hati saya. Hampir saja
saya terjatuh dalam dosa. Saya sungguh berhasrat memberontak dan
membalas dengan cara-cara yang lebih hebat. Tetapi puji Tuhan, Dia
menghalangi hasrat iblis itu untuk membalas kejahatan dengan
kejahatan. Sebaliknya diberikan-Nya hati baru yang berbelaskasihan
pada si pemfitnah itu. Ajaib Tuhanku! Sang pendeta kini mengalami
kemunduran pelayanan yang amat memprihatinkan. Doa saya kiranya Tuhan
mengampuni dan mau memakainya kembali di ladang Tuhan. Semoga doa saya
dijawab Tuhan.

Puji Tuhan, saya boleh merenungkan hidup si pohon karet itu yang rela
diam meski disayat-sayat hingga terluka-luka. Bahkan terus
menghasilkan kebaikan demi kebaikan dan keuntungan demi keuntungan
bagi yang menyayat dan melukainya. Sejatinya Yesuslah yang telah
terlebih dulu merasakan betapa pahitnya diperlakukan kejam dan tak
adil. Ia telah meninggalkan teladan sempurna kepada kita. Kita
belajar dari kitab Yesaya 53:7: "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan
diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya."
Yesus Kristus dengan rela telah menjadikan diri-Nya yang amat kaya,
penuh kuasa dan kemuliaan itu sebagai hamba yang sangat miskin dan
menderita hingga tergantung mati di kayu salib disamakan dengan para
penjahat terkutuk. Sengsara dan kematian Yesus di salib memberikan
dampak yang maha dahsyat bagi kita. Ya kita yang penuh kejijikan dosa,
yang tiada berguna sama sekali karena menjadi seteru Allah, yang hanya
pantas dilemparkan ke dalam bara api neraka kekal. Tetapi melalui
karya-Nya di salib itulah kita diselamatkan dari kematian yang
mengerikan bahkan oleh karena cucuran darah-Nya kita dapat menikmati
kepuasan sejati yang tiada tara bersama-Nya di surga permai.

Sampai di sini saya merenung sedalam-dalamnya, mengapa umat Kristen
zaman ini sebagian besar jatuh terkapar dan tidak mampu menghasilkan
buah-buah yang mampu menyejahterakan bangsanya dan umat manusia di
bumi ini? Hanya ada satu jawabannya. Memang kita seringkali tidak
diajari oleh para pengkhotbah bahwa mengikut Kristus bukan hanya
beriman tetapi juga berjuang dan menderita di dunia ini demi Dia.
Filipi 1:29 mengatakan demikian: "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan
saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita
untuk Dia." "Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap
hari dan mengikut Aku" (Lukas 9:23). Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku" (Lukas
14:27). Saudaraku, tunggu dulu! Mengikut Yesus tidak melulu
menderita. Ingat pada akhirnya saudara dan saya akan menikmati puncak
kenikmatan sejati dalam keabadian masa. Firman Tuhan dalam Wahyu
2:7,11,17; 2:26; 3:5, 12,21; 21:7 berkata: Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat:
Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang
ada di Taman Firdaus Allah." Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa
menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang
kedua."Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan
Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan
dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu
putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh
siapapun, selain oleh yang menerimanya." Dan barangsiapa menang dan
melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan
Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; Barangsiapa menang, ia akan
dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus
namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di
hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. Barangsiapa menang,
ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak
akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku,
nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari
Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru. Barangsiapa menang, ia akan
Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana
Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas
takhta-Nya. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan
Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku. Inilah daftar
penghiburan sejati untuk mereka yang mengikuti Yesus dalam iman yang
benar dan yang ikut menderita bagi-Nya.

Maafkan saya saudaraku, izinkanlah saya mengatakan suatu kebenaran.
Sekarang ini terlalu banyak orang yang menamakan diri hamba Tuhan yang
mengajarkan kepalsuan. Menyimpang dari ajaran Alkitab. Mereka
berkhotbah bahwa menjadi orang Kristen harus mengklaim janji-janji
Tuhan bagi kesejahteraan, kesehatan, kekayaan yang bersifat jasmaniah
dan materialistis. Dan terlalu banyak orang Kristen saat ini yang
tersesat oleh khotbah-khotbah hamba Tuhan demikian. Khotbah-khotbah
zona nyaman telah membius jutaan umat Kristen saat ini. Mereka menolak
pikul salib dan kuk dalam mengiring Yesus dan menggantikannya dengan
kenikmatan-kenikmatan palsu yang diiming-imingi para pendeta
materialistis ini. Betapa memilukan dan memalukan kekristenan zaman
ini.

Izinkan saya dipenghujung tulisan ini menyampaikan kepada Anda yang
pernah terluka dan yang sedang terluka-luka serta tersayat-sayat perih
hingga saat ini demi mengiringi Tuhan Yesus. Mari, tinggalkan segera
segala kepahitanmu. Belajarlah dari pohon karet itu dan terutama
pandanglah Tuhan kita Yesus Kristus yang telah terlebih dulu merasakan
betapa sakitnya disayat-sayat hingga terluka-luka dan berdarah-darah,
bahkan mati. Semua itu dilakukan-Nya demi kebahagiaan sejati buat
saudara dan saya. Ingat berkat-berkat bagi orang yang mengikut Yesus
setia hingga akhir dalam Mazmur 126:5-6, Wahyu 2:7,11,17; 2:26; 3:5,
12,21; 21:7.

Marilah kita menjadi Kristen burung walet dan Kristen pohon karet yang
tercermin jelas dan bening dalam kehidupan Yesus Kristus. Sekalipun Ia
kaya, namun karena kita yang berdosa ini, Ia rela menjadi miskin
supaya kita menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Dia dianiaya,
tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya"
(2Korintus 8:9, Yesaya 53:7). Hidup seperti inilah yang sangat
didambakan-Nya dari kita. Amin! Rev. Hans Andrias
Baca Terusannya »»  

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar