Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Sabtu, 18 Februari 2012

Tanggung Jawab Seorang Utusan Tuhan

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Yehezkiel 2:1-8; 3:4-10; 3:17-20
Tujuan : Jemaat memahami bahwa setiap orang percaya diutus untuk tugas
yang mulia dari Tuhan Yesus, yaitu mengingatkan umat-Nya untuk
bertobat.
Ibadah Misi GPdI Pasir Nangka, Minggu 19 Februari 2012
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA

Hari sabtu kemarin waktu saya mengajar ke Ciranjang, saya tinggalakan
anak yang pertama untuk jaga rumah. Sebelum berangkat saya memberi
pesan yaitu dia tidak boleh keluar rumah untuk main sepeda. Setelah
selesai mengajar saya pulang dan menanyakan apakah dia melakukan apa
yang saya perintahkan, ternyata dia melakukan seperti apa yang saya
perintahkan. Dengan demikian dia dapat mempertanggung jawabkan amanat
yang saya perintahkan.

Dalam bacaan kita pada sore ini, kita melihat seseorang yang dipanggil
oleh Tuhan untuk diutus ke tengah-tengah umat-Nya. Yehezkiel dipanggil
Allah dan akan diutus Tuhan ke tengah-tengah umat-Nya Israel. Dalam
konteks ini dijelaskan bahwa Israel sebagai umat Tuhan telah
memberontak, sehingga Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa
pemberontak. Mereka telah melanggar apa yang menjadi ketetapan Tuhan
bagi mereka. Mereka melakukan penyembahan berhala, menyembelih
anak-anak mereka untuk dijadikan korban persembahan. Hal ini menjadi
kekejian bagi Tuhan dan menyakiti hati Tuhan. Di tengah-tengah kondisi
Umat-Nya yang memberontak, Allah memanggil Yehezkiel untuk
mengingatkan umat-Nya supaya bertobat dari kelakuannya yang jahat.
Menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa Yehezkiel diutus bukan kepada
bangsa-bangsa yang lain? Kenapa Yehezkiel harus di utus kepada bangsa
Israel, kepada bangsa yang tegar tengkuk, bangsa pemberontak.
Jawabannya dapat kita lihat pada ayat 5-6, disitu dijelaskan bahwa
Yehezkiel tidak diutus kepada bangsa asing yang dia tidak mengerti
bahasanya, karena sekiranya Yehezkiel di utus kepada bangsa lain
mereka pasti mendengar dia, tetapi Yehezkiel diutus kepada bangsanya
sendiri yang sudah dia kenal, baik itu karakter maupun bahasa dan
budayanya. dengan memahami karakter dan budaya bangsanya, hal ini akan
mempermudah untuk mengkomunikasikan apa yang Tuhan kehendaki dari
umat-Nya Israel. Yehezkiel diutus kembali kepada bangsanya supaya dia
mengingatkan mereka kembali berpaling kepada Allah (bertobat), dan
meninggalkan kejahatan mereka.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, kita sebagai orang-orang yang
sudah hidup dalam kasih Yesus, kita dipanggil untuk membawa kabar
keselamatan di dalam Yesus kepada orang-orang terdekat kita, kepada
orang-orang yang kita pahami karakter, bahasa dan budayanya. Kita
diutus kepada orang-orang yang dekat dengan kita, kita diutus untuk
mengingatkan orang-orang terdekat dengan kita supaya mereka berpaling
kembali ke jalan Tuhan. Kita diutus kepada kaum keluarga kita, mungkin
ada di antara mereka ada yang sudah bertahun-tahun tidak beribadah,
karena sibuk dengan urusan duniawi, kita diutus untuk mengingatkan
mereka. Tentu hal ini bukanlah hal yang mudah, pasti akan banyak
banyak tantangan yang dapat kita alami sebagai konsekuensi dari tugas
sebagai seorang utusan.

Walaupun Yehezkiel sudah diutus kepada bangsanya, bukan berarti tidak
ada hambatan yang dia alami. Dikatakan bahwa Israel tetap menolak
untuk mendengarkan suara Tuhan. Mereka tetap mengeraskan hati mereka.
Walaupun demikian Allah tetap mengasihi Israel (umat-Nya), dengan
jalan tetap meneguhkan hati orang yang diutus-Nya. Allah tidak mau
umat-Nya mengalami kebinasaan. Demikian juga ketika kita diutus ke
tengah-tengah lingkungan yang sudah kita kenal, bukan berarti tidak
ada hambatan, mungkin kita akan ditolak, dihina, dibenci, dianggap
enteng, dikatakan sok suci, dan lain sebagainya. Namun harus tetap
kita ingat bahwa Allah tetap mengasihi mereka, kita harus tetap maju
dan tidak boleh putus asa.
Israel tetap menolak untuk bertobat, Allah tetap meneguhkan hati
utusannya (Yehezkiel) untuk terus mengingatkan mereka. Allah tetap
menbajakan semangat Yehezkiel untuk tetap mengingatkan mereka untuk
bertobat. Kedua hal ini adalah modal yang Tuhan berikan kepada setiap
utusannya. Hal inilah yang akan selalu menguatkan kita untuk terus
maju dalam menjangkau orang-orang yang kita kasihi. Diayat 6 Tuhan
memberi janji kepada setiap utusan-Nya yaitu, Tuhan akan menyertai
setiap orang yang diutus-Nya, walaupun di tengah-tengah onak dan duri,
tinggal dekat kalajengking. Janji inilah yang akan membuat kita tidak
gentar dalam melakukan tugas yang Tuhan Percayakan. Melalui janji ini,
Tuhan menegaskan bahwa jangan pernah gentar kepada kaum pemberontak,
tetapi kita harus mengasihi jiwa mereka supaya tidak mengalami
kebinasaan.

Bagi Yehezkiel, walaupun tugas ini berat, tetapi baginya perintah yang
diberikan rasanya manis seperti madu. Karena dibalik tugas yang berat
ini campur tangan dan penyertaan Tuhan selalu ada. Bagaiman dengan
kita, apakah kita juga dapat berkata seperti Yehezkiel, walaupun tugas
ini berat saya dapat menjalani dengan penuh sukacita, karena
dibaliknya ada janji penyertaan Tuhan. Ingat Tuhan tidak mau
orang-orang yang kita kasihi mengalami kebinasaan.

Sebagai seorang utusan satu hal perlu kita ingat bahwa kita tidak
hanya sekedar diutus tetapi pada akhirnya Tuhan juga akan meminta
pertanggung jawaban dari kita, apakah kita sudah melaksanakan tugas
dengan baik atau sebaliknya tidak melakukan tugas sebagai utusan. Pada
ayat 17-18 salah satu hal yang akan Tuhan tanyakan apa yang telah kita
lakukan ketika kita melihat orang jahat dan kita tidak memperingatkan
dan orang itu binasa atau mati dalam kebinasaannya, maka Tuhan akan
menuntut pertanggung jawaban atas nyawanya. Dan sebaliknya jika kita
melakukan tugas dengan mengingatkan orang jahat tersebut, tetapi dia
sendiri mengeraskan hatinya, tidak mau berbalik/bertobat berarti dia
mati dalam kesalahannya. Dengan demikian sebagai utusan kita tidak
akan diminta pertanggungjawaban (tidak di hukum).

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, sebagai seorang utusan jangan
pernah ragu dan takut untuk menegur umat Tuhan jika mereka melakukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, melakukan hal-hal
yang menyakitkan hati Tuhan. Tugas kita untuk mengingatkan mereka
supaya mereka tidak binasa melainkan bertobat dan berbalik pada jalan
Tuhan. Percayalah bahwa walaupun kita mengahadapi orang-orang yang
sudah membeku hatinya, mengeraskan hatinya, yang rasanya sudah tidak
mungkin lagi untuk bertobat. Ingat bahwa Tuhan tidak menghendaki
mereka binasa. Jika kita membiarkan dan tidak peduli pada mereka,
Tuhan akan minta perhitungan atas kebinasaan orang tersebut. Seberat
apapun tugas itu, yakinlah bahwa Tuhan yang memilih kita, Tuhan yang
mengutus kita dengan satu janji yaitu Dia akan selalu menyertai sampai
apda kesudahannya. Apa yang kita takutkan jika Tuhan bersama kita.
Selamat menunaikan tugas sebagai seorang utusan. Amin
Baca Terusannya »»  

Bertanggungjawablah Atas Hidupmu

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Yehezkiel 18:1-32
Tujuan : Pemuda memahami bahwa kelak masing-masing orang akan
mempertanggung jawabkan setiap perbuatan yang mereka lakukan di
hadapan Tuhan.
Ibadah Pemuda GPdI Pasir Nangka, Sabtu 28 Januari 2012
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, jika salah satu diantara
keluarga mengalami sakit gigi, apakah keluarga yang lain juga
merasakan giginya sakit? Tentu tidak. Dalam perikop ini juga nabi
Yehezkiel mendapat perintah dari Tuhan, untuk disampaikan kepada
umat-Nya Israel di mana digambarkan bahwa orang yang berbuat dosa akan
menangung dosanya sendiri. Pada ayat 1 dikatakan bahwa ada apa,
sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini di tanah Israel: ayah-ayah
makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Tuhan katakan
bahwa kata-kata itu tidak akan terdengar lagi di Israel, karena bagi
Tuhan setiap manusia harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Bagaimana jika hal ini terjadi:
Ayah yang berbuat dosa apakah anak juga menanggung?
Sesungguhnya, kalau ia melahirkan seorang anak dan anak ini melihat
segala dosa yang dilakukan ayahnya, tetapi menginsafi hal itu,
sehingga tidak melakukan seperti itu: ia tidak makan daging
persembahan di atas gunung dan tidak melihat kepada berhala-berhala
kaum Israel, tidak mencemari isteri sesamanya, tidak menindas orang
lain, tidak mau meminta gadai, tidak merampas apa-apa, memberi makan
orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, menjauhkan diri
dari kecurangan, tidak mengambil bunga uang atau riba, melakukan
peraturan-Ku dan hidup menurut ketetapan-Ku -- orang yang demikian
tidak akan mati karena kesalahan ayahnya, ia pasti hidup. Ayahnya,
yang melakukan pemerasan, yang merampas sesuatu, dan yang melakukan
hal-hal yang tidak baik di tengah-tengah bangsanya, sungguh, ia akan
mati karena kesalahannya. Tetapi kamu berkata: Mengapa anak tidak
turut menanggung kesalahan ayahnya? -- Karena anak itu melakukan
keadilan dan kebenaran, melakukan semua ketetapan-Ku dengan setia,
maka ia pasti hidup.
Anak yang berbuat dosa apakah Ayah juga menanggung?
Demikian juga sebaliknya jika anak yang berbuat dosa, bapak tidak ikut
menanggung kesalahan anaknya. Orang yang berbuat dosa, itu yang harus
mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah
tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan
menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan
tertanggung atasnya. Masing-masing akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya.
Bagaimana kalau orang fasik bertobat?
Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya
dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan
kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang
dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup
karena kebenaran yang dilakukannya. Apakah Aku berkenan kepada
kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada
pertobatannya supaya ia hidup? Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat
dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan
kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari
segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Bagaimana kalau orang benar melanggar?
Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan
kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik --
apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan
diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena
dosa yang dilakukannya
Allah Menghendaki pertobatan
Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut
tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan
bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam
kesalahan. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat
terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan
mati, hai kaum Israel? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian
seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Allah menghendaki umat-Nya bertobat
supaya umat-Nya memperoleh hidup kekal di dalam kerajaan-Nya. Ingat
bahwa apa yang kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan kelah pada
pengadilan Tuhan. Bagaimana dengan saudara dan saya?
Ciri-ciri orang yang benar di hadapan Tuhan:
Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan
kebenaran, dan ia tidak makan daging persembahan di atas gunung atau
tidak melihat kepada berhala-berhala kaum Israel, tidak mencemari
isteri sesamanya dan tidak menghampiri perempuan waktu bercemar kain,
tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak
merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada
orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba,
menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di antara
manusia dengan manusia, hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap mengikuti
peraturan-Ku dengan berlaku setia -- ialah orang benar, dan ia pasti
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH
Seperti apa orang yang mau dibinasakan Tuhan:
Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan
yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari hal-hal
itu-- walaupun ayah tidak melakukan satu pun -- juga makan daging
persembahan di atas gunung dan mencemari isteri sesamanya, menindas
orang sengsara dan miskin, merampas, tidak mengembalikan gadaian
orang, melihat kepada berhala-berhala dan melakukan kekejian, memungut
bunga uang dan mengambil riba, orang yang demikian tidak akan hidup.
Segala kekejian ini dilakukannya, ia harus mati; darahnya tertimpa
kepadanya sendiri. Amin
Baca Terusannya »»  

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar