Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Selasa, 16 April 2013

Anak Pendeta Ternama Amerika Serikat Bunuh Diri

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Minggu, 07/04/2013 11:11 WIB
Anak Pendeta Ternama Amerika Serikat Bunuh Diri
Syarifah Nur Aida - detikNews

Los Angeles - Matthew Warren (27), anak bungsu pendeta terkenal Amerika Serikat, Rick Warren, mengakhiri hidupnya sendiri pada Jum'at (5/4) karena mengalami depresi.

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dilansir Gereja Komunitas Saddleback Valley, Lake Forest, Rick menyebut bahwa Matthew bunuh diri akibat kesedihan yang mendalam.

"Hanya mereka yang cukup dekat dengannya yang bisa tahu bahwa sejak kecil ia sudah mengidap gangguan jiwa, depresi berat, juga pikiran untuk bunuh diri," tulis Rick sebagaimana dilansir AFP.

Meski mendapat perawatan, gangguan jiwa akhirnya mengalahkan perjuangan Matthew.

"Dokter terbaik AS, tim medis, doa dan konseling, semua tak mampu meniadakan siksaan gangguan jiwanya," kata pendeta yang memimpin doa dalam inagurasi Obama pada 2009 ini.

Rick Warren membangun Gereja Komunitas Saddleback Valley, di selatan Los Angeles, 23 tahun lalu. Dua puluh ribu jemaah per minggu mendatangi gereja ini, membuat Rick menjadi pendeta ternama di AS. Ia juga pernah memimpin forum bagi dua calon kandidat pada Pilpres 2008, yakni John McCain dan Barack Obama.



--
In Christ's Love
Rev. Hans
"Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! (Kisah Para Rasul 18:9b).
Baca Terusannya »»  

Kamis, 11 April 2013

SEBERAPA PENTING DOA BAGIMU

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Doa adalah disiplin rohani yang menyangkut hubungan kita dengan Tuhan.
Doa adalah disiplin rohani yang paling sentral, karena doa merupakan
sarana komunikasi antara manusia dan pencipta-Nya. Doa mengantar kita
pada komunikasi yang terus menerus dengan Tuhan. Kita dapat
berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa. Disiplin rohani yang satu ini
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kita dapat berdoa dimana saja,
kapan saja, untuk hal apa saja, dan bagaimana saja. Komunikasi yang
lancar dengan Tuhan, jauh lebih berarti dan kita butuhkan dalam hidup
kita, dibandingkan dengan segala sarana komunikasi lainnya di dunia
ini. Dengan terus berkomunikasi dengan Tuhan berarti kita terus berada
dihadirat Bapa, terus berhubungan dengan-Nya. Setiap kali kita
memerlukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, "sinyal telpon" tak
pernah hilang. Doa adalah persekutuan yang Mahakudus…, esensi dari
ibadah yang benar, saluran bagi segala berkat, dan rahasia bagi kuasa
dan kehidupan.

Doa adalah hak istimewa anak Tuhan untuk berjumpa dan berkomunikasi
dengan Tuhan, Bapa kita. Tanpa hak istimewa ini, tidak mungkin kita
bisa menerobos masuk ke hadirat Tuhan dan bercengkrama akrab
dengan-Nya. Doa adalah komunikasi dua arah yang terjadi antara kita
dan Tuhan. Saat kita menyatakan doa-doa dan permohonan kita dalam
ucapan syukur, Tuhan menganugerakan damai sejahtera-Nya kepada kita.
Jadi, bukan hanya permohonan yang merupakan inti dari doa, tetapi doa
adalah memasuki komunikasi untuk bergaul akrab dengan Tuhan. Tuhan
dapat mengkomunikasikan isi hati-Nya melalui firman, Roh-Nya, situasi
kehidupan sehari-hari, dan sebagainya. Dan, kita bisa berbicara kepada
Tuhan lewat pujian, penyembahan, pengakuan dosa, pengucapan syukur,
pernyataan kasih, penyerahan diri, dan sebagainya.

Melalui doa kita mencari wajah Tuhan. Namun yang sering terjadi adalah
kita hanya merindukan pemberian Tuhan tanpa merindukan wajah-Nya.
Betapa sering kita hanya memandang tangan Tuhan, bukan wajah Tuhan
ketika datang kepada Tuhan. Kita mencari tahu, apa yang Dia bawa untuk
kita? Berkat-berkat apa saja yang Dia siapkan saat berjumpa dengan
kita? Hal menyenangkan apa yang akan Dia berikan kepada kita? Hanya
itu yang kita ingat-ingat saat berjumpa dengan Tuhan. Kita lupa
memandang wajah-Nya, memahami perasaan-Nya, dan menanyakan
kerinduan-Nya. Berkatnya lebih penting bagi kita daripada kehadiran
dan diri-Nya sendiri. Raja Daud mengungkapkan kerinduannya yang
dituliskan dalam Mazmur 27:4, Raja Daud mengungkapkan kerinduannya
yang begitu besar akan hadirat Allah dalam hidupnya melebihi segala
pemberian-Nya. "satu hal yang kuminta kepada Tuhan, itulah yang
kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan
Tuhan dan menikmati bait-Nya." Allah tidak pernah menyembunyikan
wajah-Nya, Tuhan selalu rindu menyatakan kehadiran-Nya. Dia rindu
berbicara dengan kita melalui berbagai cara: mungkin melalui Alkitab,
firman yang tertulis. Mungkin lewat pemberitaan firman, perkataan,
nubuatan, lagu pujian, atau kata-kata seseorang. Mungkin lewat
pemikiran, gagasan, dan keinginan kudus yang muncul dihati kita.
Mungkin juga dengan damai sejahtera di tengah-tengah pergumulan hidup.
Atau, keyakinan yang menggugah dan menantang, gambaran mental,
penglihatan, mimpi; dan berbagai penyataan lainnya.

Tuhan tidak pernah jauh dari kita, Tuhan selalu dekat dan bisa
dijangkau. Dia selalu bersedia ditemui oleh orang yang mencari-Nya.
Tuhan selalu rindu agar kita mencari, berseru dan datang kepada-Nya
dengan segenap hati. Di mana pun, kapan pun, dan bagaimana pun keadaan
kita, Tuhan siap memberi diri-Nya ditemui dan mendengar doa kita.
Tuhan ingin umat-Nya mencari dan bersekutu dengan-Nya. Tuhan ingin
kita meminta kepada-Nya dan menikmati sukacita-Nya, Tuhan senang dan
bersukacita tatkala kita datang dan memohon segala sesuatu kepada-Nya.
Di dalam Yakobus 16:24, Yesus sendiri menganjurkan: mintalah, maka
kamu akan menerima, supaya penulah sukacitamu. Kita tidak memperoleh
apa-apa dari Allah karena kita tidak pernah meminta (Yakobus 4:2).
Doa adalah sarana kasih karunia Tuhan untuk mencurahkan
berkat-berkat-Nya. Berkat-berkat itu tentu saja tidak sebatas berkat
materi, tetapi juga berkat-berkat rohani, seperti damai sejahtera,
sukacita, keteguhan hati, kasih, dan sebagainya. Tujuan dari semua
berkat itu adalah agar manusia mengalami sukacita Tuhan, sukacita yang
dalam; yang tidak bergantung pada situasi dan kondisi sekitar kita.
Melalui doa Tuhan ingin kita terlibat dalam karya-Nya serta
memuliakan-Nya. Pekerjaan besar dimungkinkan terjadi ketika kita
berdoa kepada Tuhan. Dengan berdoa kita sesungguhnya tengah melibatkan
diri kita dalam karya Tuhan; kita sudah ikut ambil bagian dalam
hal-hal yang dilakukan Yesus. Semua ini memuliakan nama-Nya.

Dosa telah merusak persekutuan antara manusia dengan Allah. Blaise
Pascal mengatakan bahwa ada satu kekosongan di dalam hati setiap
manusia. Kekosongan ini tidak bisa diisi dengan benda ciptaan atau apa
pun yang lain, kecuali oleh Tuhan Sang Pencipta, yang dikenal melalui
Yesus Kristus. Hanya persekutuan dengan Tuhan yang dapat memuaskan
kehampaan hidup kita, karena memang demikianlah rancangan Tuhan atas
diri kita. Kita ditebus untuk kembali memiliki persekutuan dengan
Tuhan. Tuhan telah berusaha memanggil kita kembali kepada hakikat
semula Tuhan menciptakan kita, yaitu untuk menyembah dan menikmati
hadirat-Nya selama-lamanya. Ketika kita mendekat, bersekutu, dan diam
dipelataran-Nya, kita menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah
Tuhan. Melalui doa kita diubahkan, tatkala kita berdoa, kita
sesungguhnya tengah diubah. Doa menjadi salah satu sarana utama Tuhan
untuk mengubah kita untuk semakin serupa dengan Tuhan. Doa menolong
kita untuk berubah.

Doa yang benar adalah doa yang berpusat pada Tuhan dan Pribadi-Nya,
bukan pada diri sendiri, kesenangan, atau kepuasan kita. Yakobus 4:3
mengatakan bahwa kita kerap tidak mendapatkan atau menerima jawaban
doa, karena kita salah berdoa; karena kita hendak memuaskan hawa nafsu
kita sendiri. Lalu bagaimana kita membangun kehidupan doa yang
berpusat pada Tuhan? Banyak firman Tuhan yang akan membimbing kita
dalam mengungkapkan doa dan pokok-pokok doa yang berpusat pada Tuhan.
Untuk membantu kita mengingatnya kita bisa menggunakan jari-jari
tangan kita: jari jempol (yang biasa kita pakai untuk memuji, mengakui
suatu kehebatan) membawa kita pada kebesaran dan keagungan Tuhan.
Karenanya, kita memuji dan menyembah Dia (Mazmur 100). Kita
mengungkapkan pengakuan kita tentang siapa Dia yang berdaulat atas
hidup kita. Jari telunjuk ( yang biasa diacungkan untuk menyatakan
diri atau mengakui sesuatu) mengingatkan kita kepada kekudusan dan
keadilan Tuhan, serta menunjukkan keadaan diri kita yang berdosa.
Karenanya, kita perlu mengakui segala dosa kita dan memohon ampun dari
yang Mahakudus (1 Yohanes 1:9). Jari tengah (jari paling tinggi)
mengungkapkan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Karenanya, kita
meninggihkan dan mengucap syukur atas pemberian yang Dia berikan
kepada kita (Lukas 17:11-19). Jari manis (tempat cincin kawin atau
pertunangan) mengungkapkan kasih dan kesetiaan Tuhan. Karenanya kita
menyatakan kasih dan cinta kita kepada-Nya (Mazmur 18:2-3). Jari
kelingking (melambangkan diri kita yang kecil dan berada di urutan
terakhir) mengingatkan kita kepada kedaulatan dan kebijaksanaan Tuhan,
sehingga kita patut menyerahkan diri, percaya dan taat kepada-Nya
(Matius 26:39).

Sementara jari-jari tangan kiri dapat kita pakai untuk mengingatkan
pokok-pokok yang perlu kita doakan: jari jempol, yang jika kita
melipat tangan untuk berdoa letaknya paling dekat ke dada,
melambangkan orang-orang yang dekat di hati kita (keluarga, teman).
Jari telunjuk, yang biasa dipakai untuk menunjuk, melambangkan
orang-orang yang menunjukkan jalan kepada kita (pendeta, pembimbing
rohani). Jari tengah, jari paling tinggi, melambangkan orang-orang
berotoritas atas kita (pimpinan, pemerintah). Jari manis, yang paling
sulit diangkat tatkala telapak tangan kita menapak pada bidang datar;
melambangkan orang-orang "lemah" yang perlu mendapatkan topangan dan
dukungan (orang belum percaya, bermasalah/sakit). Jari kelingking,
sebagai jari terkecil dan terakhir, melambangkan diri kita yang tidak
seharusnya selalu berada diurutan pertama dan terutama di dalam
doa-doa kita (yang meliputi pertumbuhan dan kebutuhan pribadi). Dengan
bantuan kelima jari tangan kanan dan kiri, doa-doa kita akan mencakup
pokok doa yang cukup menyeluruh dan mengungkapkan doa yang makin
berpusat pada Tuhan.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sikap hati dalam berdoa. Doa
adalah hubungan pribadi dengan Allah Yang Mahatahu, yang menyelidiki
sampai kedalaman hati kita. Karenanya doa memerlukan sikap hati yang
benar. Sikap hati yang benar adalah hati yang tertuju pada kemuliaan
dan kehendak Tuhan, bukan kepuasan diri sendiri. Doa kita harus
dibangun di atas hubungan yang hormat dan hangat, bukan sekedar
mekanisme dan rutinitas. Kita tidak dapat bergegas menghampiri hadirat
Tuhan dengan sikap angkuh. Atau, langsung menghujaninya dengan
permintaan-permintaan, tanpa menyadari siapa yang sedang kita hadapi.
Kita harus datang kepada-Nya dengan sikap hormat dan juga hangat. Kita
tidak boleh menghadap Tuhan hanya Karena kita sudah terpaku pada
rutinitas dan kebiasaan. Jika demikian, doa yang kita naikkan akan
terasa hambar dan tidak akan berdampak pada hidup kita. Kita harus
menentukan waktu yang teratur dan terus menerus dalam berdoa. Selain
waktu-waktu doa yang kita khususkan secara teratur, kita pun dapat
berdoa di mana dan kapan saja, saat mengantre, saat di rumah, saat
berjalan kaki, di sekolah, menonton berita, membaca surat kabar, dan
lain-lain. Cara mendisiplinkan tidak boleh tidak, kita mesti secara
sengaja melakukannya, membiasakannya di tengah-tengah setiap aktivitas
kita sehari-hari. Kita perlu tetap berada di jalur hubungan dengan
Tuhan. Soli Deo Gloria

Disadur dari buku: Berakar Dalam Kristus
Baca Terusannya »»  

Rabu, 03 April 2013

MENGENAL TUHAN MELALUI FIRMANNYA

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Tuhan dengan segala kemuliaan-Nya ingin mengajak kita terlibat dalam
pekerjaan-Nya, tetapi semua ini tidak bisa terjadi jika kita tidak
mengenal Dia. Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, tanpa
mengenal dan memahami Tuhan, tak mungkin kita dapat mengasihi, memuji,
menyembah, dan memuliakan Dia. Tanpa sungguh mengenal dan memahami
Tuhan, pujian kita bagi-Nya hanya akan menjadi aktivitas atau tradisi
yang kosong, yang tanpa kekuatan dan kedalaman. Pengenalan akan Tuhan
adalah hal yang utama dan menyukakan hati Tuhan. Dan, kita bisa
mendapatkannya secara berlimpah-lipah melalui penyataan Tuhan sendiri
yang tertulis di dalam Alkitab.

Setidaknya ada tiga manfaat mengenal Tuhan melalui firmannya di
Alkitab: menuntun kita kepada keselamatan, menolong kita dalam
pertumbuhan, dan memperlengkapi kita dalam pelayanan. Oleh karena
firman Tuhanlah kita mengenal keselamatan di dalam Yesus. Firman
menunjukkan kepda kita bagaimana mendapatkan keselamatan itu, meskipun
kita telah terbuang jauh dari hadapan Allah karena dosa. Tanpa firman,
kita tidak akan tahu bahwa ada penebusan bagi dosa kita, dengan
percaya dan menerima Yesus Kristus, yang sudah mati di salib untuk
menggantikan kita. Kita telah dilahirkan kembali bukan dari beni yang
fana, tetapi dari benih firman Allah yang hidup dan kekal (1 Petrus
1:23).

Setelah dilahirkan kembali ke dalam keluarga Allah, kita perlu terus
bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Tanpa pengenalan akan Tuhan,
yang kita peroleh melalui firman-Nya, kita tidak mungkin dapat makin
mencintai, menyerupai, dan memuliakan Dia. Cara paling ampuh untuk
tidak bertumbuh adalah dengan menjauhkan diri dari firman Tuhan.
Melalui firman-Nya orang-orang percaya diperlengkai Tuhan untuk
melakukan setiap perbuatan baik (2 Timotius 3:17).

Setiap kali kita membuka Alkitab, pada bagian manapun, kita
sesungguhnya sedang berhadapan dengan Tuhan sendiri; dengan
pikiran-pikiran-Nya, perasaan-perasaan-Nya, rencana-rencana-Nya,
kehendak-Nya, sabda-Nya, dan penyataan-Nya yang lain. Melalui Alkitab
Tuhan berkata-kata, meyingkapkan diri-Nya, agar kita makin mengenal
Dia. Oleh karena itu setiap kali kita membaca Alkitab, kita perlu
mengajukan pertanyaan: "Apa yang Engkau mau aku kenali tentang diri-Mu
melalui bagian firman ini? Apa yang mau Kau nyatakan tentang
Pribadi-Mu, rencana-Mu, perintah-Mu, kehendak-Mu, Janji-Mu?". Alkitab
tidak boleh diperlakukan seperti album foto. Karena saat kita membaca
Alkitab, bukan diri dan pemenuhan kebutuhan dan kerinduan kita sendiri
yang harus kita cari. Tetapi diri dan kerinduan Tuhan atas kitalah
yang perlu kita tanggapi.

Rasa lapar merupakan "bumbu masak" terhebat dalam membuat makanan
lezat. Masakan terlezat, yang disajikan menarik oleh ahli masak
jempolan pun, tak akan dapat menggugah selera orang yang sedang
kenyang. Sebaliknya nasi dengan kerupuk saja bisa terasa nikmat bagi
orang yang lapar. Rasa lapar bahkan bisa membuat orang mau dan mampu
melakukan apa saja, agar bisa mendapatkan makanan. Rasa lapar dan haus
dialami oleh orang yang sehat. Orang yang tidak merasa haus dan lapar,
meskipun tidak makan atau minum berhari-hari, pasti sedang terganggu
kesehatannya (entah secara fisik maupun mental). Rasa lapar dan haus
sebenarnya merupakan sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan asupan gizi
dan cairan. Membiarkan diri kehausan dan kelaparan dalam waktu lama
berbahaya bagi kesehatan. Begitu pula dengan kehidupan rohani kita.
Kesehatan dan pertumbuhan kita pasti terganggu jika kita terus menerus
mengabaikan kebutuhan kita akan asupan firman Tuhan. Hati yang keras,
merasa diri sendiri paling benar, justru akan menghalangi kita untuk
terus bertumbuh ke arah yang Tuhan kehendaki. Namun kita juga tidak
boleh asal makan. Makan sembarang makanan bisa membuat kita keracunan,
sakit perut, bahkan celaka. Kita perlu bijak di dalam memilih makanan.
Sesungguhnya yang kita perlukan adalah makanan sehat, bukan yang
sekedar nikmat. Pengajaran firman Tuhan yang keras, jauh lebih baik
dan berguna bagi kehidupan dan pertumbuhan rohani kita, karena
seringkali mengandung kebenaran, dari pada pengajaran yang hanya
memuaskan telinga saja.

Kita tidak akan memiliki kerinduan yang besar, atau pemahaman yang
benar akan firman Tuhan, jika kita tidak rendah hati atau mau
menundukkan diri pada penyataan Roh Kudus. Hanya Dia yang memungkinkan
kita mengalami hal-hal itu. Rendah hati dan taat merupakan sikap hati
yang perlu kita miliki juga dalam memahami firman Tuhan. Salah satu
sikap rendah hati adalah bersedia dikoreksi. Sungguh menarik jika
dikatakan bahwa mendengar firman itu ibarat orang bercermin. Saat kita
bercermin pada firman Tuhan, kita akan melihat jelas segala kekurangan
dan ketidakberesan pada diri kita. Namun introspeksi ini baru membawa
hasil jika disertai dengan kerendahan hati untuk mau dikoreksi,
diperbaiki, dibersihkan dari segala kotoran dan ketidakpantasan yang
tampak itu.

Kita harus terus membangun hidup kita di atas dasar firman Tuhan, dan
hubungan pribadi yang erat dengan Sang Firman Hidup. Dengan setia dan
tekun melakukan setiap firman yang kita dengar, kita makin lama akan
makin menjadi seperti yang Tuhan mau. Kita akan mengalami berbagai
perubahan hidup yang membawa kemuliaan bagi Tuhan, mejadi berkat bagi
sesama, dan memberi kepenuhan hidup bagi kita sendiri. Soli Deo Gloria
Baca Terusannya »»  

Selasa, 02 April 2013

Peran Jemaat di Dalam Membangun Pekerjaan Tuhan

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Keluaran 35:4-29
Ibadah Pemuda Remaja GPdI Pasirnangka, Sabtu: 06 April 2013
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA

Beberapa waktu lalu, saya bersama istri dan anak-anak kami berkumpul
di kamar menonton televisi, sambil nonton istri saya melihat di
kepala saya cukup banyak rambut putih dan mulai mencabut satu persatu.
Ya cukup banyak juga! Melihat rambut putih yang cukup banyak, dalam
hati saya mulai muncul pertanyaan…wah ternyata saya sudah berumur, apa
yang telah saya lakukan selama hidupku? Khususnya hal-hal yang
mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan Yesus! Terbersit begitu banyak
pertanyaan, sebagai hamba Tuhan apa yang telah saya lakukan untuk
pekerjaan Tuhan, seberapa jauh kepedulian saya terhadap perkerjaan
Tuhan?

Dalam bacaan kita hari ini, Hal ini juga yang dialami oleh umat Tuhan
(Israel) ketika hendak mendirikan kemah suci untuk kebaktian. Allah
berfirman melalui hambanya Musa untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada
umat Israel untuk memberikan persembahan bagi pembangunan Kemah Suci.
Allah menghendaki keterlibatan atau peran Umat Israel dalam
pembangunan Kemah Suci. Tetapi dalam hal ini Allah hanya menghendaki
orang yang terlibat atau berperan dalam pembangunan kemah suci adalah
orang-orang yang terdorong hatinya, bukan orang yang terpaksa. Allah
juga tidak hanya melibatkan orang yang punya harta benda, tetapi Allah
melibatkan orang-orang yang memiliki keahlian untuk membangun kemah
suci.

Menjadi pertanyaan, seperti apa peran umat/jemaat dalam membangun Kemah Suci?
1. Mempersembahkan milik kepunyaannya (ayat 20-24)
Setelah segenap umat Israel mendengar perintah Tuhan yang disampaikan
lewat hamba-Nya Musa, seluruh umat itu pergi dari hadapan Musa.
Setelah itu setiap orang yang tergerak hatinya dan setiap orang yang
terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada Tuhan yang
digunakan untuk memperlengkapi kemah pertemuan dan untuk segala ibadah
di dalamnya dan untuk pakaian kudus yang digunakan dalam kemah suci.
Semua jemaat terlibat tidak hanya kaum laki-laki tetapi juga kaum
perempuan, semua yang terdorong hatinya datang membawa barang-barang
mereka yang terbuat dari emas untuk dipersembahkan guna pembangunan
kemah suci. Tidak hanya emas yang mereka persembahkan perak, tembaga,
dan bahan-bahan yang terbuat dari kayu, kain, kulit binatang, kulit
lumba-lumba. Pemimpin-pemimpin mempersembahkan permata untuk
perlengkapan baju efod, ada yang mempersembahkan rempah-rempah dan
minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan ukupann dari
wangi-wangian. Mereka memberikan yang terbaik dari semua kepunyaan
mereka.

Bagaimana dengan kita? Sejauh mana peran dan keterlibatan kita dalam
pembangunan rumah Tuhan? Seberapa banyak harta yang Tuhan telah
percayakan kepada kita, digunakan untuk pembangunan rumah
Tuhan/membantu pekerjaan Tuhan. Mungkin selama ini kita belum berbuat
dan berperan banyak untuk terlibat dalam membantu pekerjaan Tuhan,
atau bahkan kita terlalu berpikir panjang ketika hendak membantu
pekerjaan Tuhan, atau bahkan sama sekali tidak tergerak untuk membantu
pekerjaan Tuhan. Atau kita memberi tetapi memberi dari sisa-sisa yang
kita miliki, bukan yang terbaik dari apa yang kita miliki. Firman
Tuhan saat ini akan menjadi perenungan bagi kita semua. Marilah kita
belajar dari firman Tuhan hari ini, dimana umat Israel tidak berpikir
panjang dalam memberikan hartanya guna pembangunan kemah suci. Bahkan
dikatakan Musa memerintahkan supaya umat Israel, baik laki-laki maupun
perempuan tidak lagi memberikan persembahan khusus, mereka dicegah
untuk membawa persembahan khusus, sebab bahan yang diperlukan telah
cukup untuk melakukan segala pekerjaan kemah suci, bahkan berlebih
(Kel. 36:7).

2. Mempersembahkan Skill (kemampuan) yang dimilikinya (25-28)
Tuhan tidak hanya menuntut harta yang dimiliki umat Israel, tetapi
setiap orang yang memiliki keahliah diharuskan untuk datang membuat
segala yang diperintahkan Tuhan yaitu pembangunan kemah suci. Apa yang
diperintahkan Tuhan mereka lakukan, dikatakan bahwa semua perempuan
yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian memintal membawa yang
dipintalnya itu untuk kebutuhan pembangunan kemah suci.

Mungkin kita terbatas dalam hal materi, sehingga kita tidak bisa
terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Tetapi Tuhan tidak hanya
melihat harta yang kita miliki. Seperti Tuhan perintahkan kepada umat
Israel bahwa setiap orang yang punya keahlian haruslah datang untuk
terlibat dalam pembangunan kemah suci. Hal inipun berlaku bagi kita
sekarang ini, Tuhan telah mengaruniakan talenta kepada setiap kita,
mungkin kita memiliki kemampuan dalam memimpin pujian, mengajar
sekolah minggu, bermain music, punya keahlian dalam multi media,
keahlian dalam bangunan, keahlian dalam memimpin, dan keahlian lain
yang Tuhan karuniakan kepada kita. Marilah kita manfaatkan keahlian
itu untuk membangun pekerjaan Tuhan. Menjadi perenungan bagi kita
semua, sudah sejauh mana talenta yang Tuhan karuniakan kepada kepada
kita masing-masing, kita pakai untuk membantu pekerjaan Tuhan?

Kedua hal inilah yang menjadi modal dalam melakukan pembangunan kemah
suci yang diperintahkan Tuhan kepada umat Israel. Apa yang
diperintahkan oleh Tuhan mereka lakukan dengan segenap hati dan penuh
sukacita. Mereka melakukannya bukan dengan terpaksa tetapi semua
karena dorongan yang muncul dari hati mereka, mereka melakukannya
karena gerakan yang muncul dari hati mereka. Dikatakan bahwa semua
laki-laki dan perempuan yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu
untuk segala pekerjaan yang diperintahkan Tuhan. Mereka membawa segala
sesuatu sebagai pemberian sukarela bagi pekerjaan Tuhan. Mereka tidak
mencari keuntungan pribadi dalam pembangunan kemah suci. Walaupun
mereka banyak terlibat dalam pembangunan kemah suci, tetapi mereka
tidak pernah hitung-hitungan, diantara mereka tidak muncul perkataan
bahwa kalau bukan sumbangan dia, atau keahlian dia kemah suci itu
tidak akan jadi. Mereka juga melakukan semua itu bukan karena ingin
menyenangkan hati pemimpin mereka yaitu Musa. Apa yang mereka lakukan
semua dilandasi oleh sikap kebersamaan dalam membangun kemah suci,
karena apa yang mereka lakukan semua dimulai dari kerinduan hati
mereka untuk memberi bagi pekerjaan Tuhan.

Mungkin selama ini kita sudah banyak terlibat dalam membantu pekerjaan
Tuhan, tetapi apakah semua berangkat dari keterpanggilan hati kita?
Mungkin masih dibungkus dengan motivasi-motivasi yang lain. Mungkin
kita melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan karena terpaksa, karena
figur pemimpin, namun ketika tokoh yang menjadi figur itu tidak ada,
kita menjadi tidak semangat bahkan menjauhkan diri dari pelayanan
pekerjaan Tuhan. Mungkin juga pelayanan yang kita lakukan hanya untuk
menyenangkan seseorang. Mungkin juga kita melakukan pelayanan sekedar
untuk mendapat pujian, dlsb. Jelas sikap-sikap seperti ini akan
menghambat pekerjaan Tuhan. Namun jika pelayanan dimulai dengan
panggilan hati, maka apapun keadaannya akan tetap semangat dalam
melayani pekerjaan Tuhan.

Melalui keterpanggilan umat Israel, kita bisa belajar dari sikap
mereka, bagaimana keterlibatan mereka dalam membangun Kemah Suci. Saya
yakin dan sangat yakin, ketika kita memiliki sikap hati seperti umat
Israel dalam melibatkan diri untuk pekerjaan Tuhan, maka akan membawa
dampak yang luar biasa bagi pekerjaan Tuhan. Ketika kita memulai
segala sesuatu dengan dorongan dari hati atau memulai segala sesuatu
dengan hati yang tergerak, maka pekerjaan pelayanan Tuhan dimana pun
kita melayani akan membawa dampak yang luar biasa dan akan
menghasilkan hal-hal yang membawa kemuliaan bagi Tuhan. Jika jemaat
bekerjasama dan memulai semua pekerjaan Tuhan dengan hati yang
tergerak, baik dalam memberi sumbangan berupa materi maupun skill yang
dimiliki, maka apapun yang dibutuhkan dalam membangun pekerjaan Tuhan
akan tercukupi, bahkan bisa lebih dari apa yang dibutuhkan! Jika
sebagian besar jemaat memiliki pemahaman seperti ini, niscaya gereja
tidak perlu seperti "pengemis" seakan-akan tidak berdaya dalam
membangun pekerjaan Tuhan. Mau buktikan, mulailah aplikasikan firman
ini dalam pelayanan kita! Amin.
Baca Terusannya »»  

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar