Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Rabu, 29 Juni 2011

Orang Miskin Yang Berbahagia

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Matius 5:3

Kebanyakan orang percaya bahwa kebahagiaan akan diperoleh ketika kita memiliki harta yang banyak atau kaya. Akan tetapi kenyataannya, tetap tidak bahagian tatkala sudah memiliki apa yang dianggap dapat membahagiakan. Kalau kita mau jujur, tidak semua orang mampu merasakan dan menikmati kebahagiaan di dalam hidupnya. Ada banyak orang yang kaya di dalam dunia ini, ada banyak orang pintar di dalam dunia ini, ada banyak keluarga yang kelihatan luarnya bahagia tapi sebelah dalamnya menderita, ada orang yang tidak bahagia saat belum menikah akan tetap tidak bahagia bila sudah menikah, orang yang tidak bahagia saat menjadi karyawan biasa akan tetap tidak bahagia saat menjadi direktur, orang yang tidak bahagia saat punya motor akan tetap tidak bahagia saat punya mobil, Pendeta yang tidak bahagia saat mengembalakan 50 orang jemaat akan tetap tidak bahagia saat ia mengembalakan 5000 orang jemaat. Setelah punya sepeda kita ingin punya motor, setelah punya motor kita ingin mobil, setelah punya mobil kita ingin punya kapal dan seterusnya sebab hati kita tidak akan pernah puas. Mengapa? Karena kita tidak memiliki kebahagiaan yang sejati. Sehingga apapun yang kita usahakan untuk menciptakan kebahagiaan di dalam hidup kita tetap tidak bisa. Penyebab utama mengapa kita tidak merasa bahagia sebab kita memusatkan perhatian pada apa yang kita tidak miliki bukan pada apa yang kita miliki.

Dalam khotbahnya di bukit, Tuhan Yesus mengawali khotbahnya dengan ucapan-ucapan berkat. Setiap berkat yang diucapkan Yesus mempunyai tujuan untuk menunjukkan siap yang benar-benar dapat disebut berbahagia, dan seperti apa watak mereka. Dalam khotbahnya Tuhan Yesus memberikan delapan sifat orang yang diberkati atau berbahagia. Dalam tulisan ini kita akan melihat salah satu dari berkat itu, yaitu “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (Mat. 5: 3). Apa arti miskin di hadapan Allah?

Kata “bahagia” berasal dari kata makarios, yang berarti blessed atau “sukacita.” Namun kata “bahagia” yang agaknya lebih mempunyai nuansa Kristen, menunjuk pada sukacita dalam hati dan kehidupan seseorang, bukan yang ditentukan oleh faktor luar atau lahiriah, melainkan karena adanya karya Allah dalam Kristus yang dikaruniakan kepadanya. “Miskin di hadapan Allah.” Dalam bahasa Yunani ada dua kata untuk “miskin.” Yang pertama ialah penes, yaitu miskin dalam arti tidak kaya, tidak mempunyai banyak harta, hidup sederhana. Yang kedua ialah ptokhos, yaitu miskin dalam arti sangat miskin, miskin yang tidak mempunyai apa-apa, miskin dalam arti yang apabila tidak ditolong ia akan mati kelaparan. Kata ptokhos inilah yang dipakai oleh Tuhan Yesus dalam kalimat di atas: “miskin di hadapan Allah.” Frasa “di hadapan Allah” sebetulnya adalah “dalam roh” atau “in the spirit.” Maka kalimat itu sebenarnya berarti barangsiapa yang secara rohani merasa begitu miskin dan sepenuhnya tergantung kepada Allah, orang itulah yang disebut “berbahagia.” Karena kemiskinan secara rohani itulah seseorang akan berseru minta tolong kepada Allah, maka Allah akan berkenan menolong dia dan menganugerahkan Kerajaan Sorga kepadanya. “Sebab, barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan!” (Rm. 10: 13).

Jadi kita mengerti bahwa miskin itu sendiri tidaklah membawa kebahagiaan pada seseorang. karena yang dimaksud Yesus ialah miskin secara rohani di hadapan Allah. Orang yang demikian secara naluri akan berseru minta tolong kepada Allah. Maka Allah yang Mahakasih dan Mahamurah pasti akan menyelamatkan orang itu dengan mengaruniakan Kerajaan Sorga kepadanya. Pemazmur mengatakan: “Orang yang miskin berseru, dan Tuhan mendengar, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya” (34:7). Kata “empunya” adalah dalam bentuk present, yang berarti pada waktu seseorang merasa dirinya begitu miskin di hadapan Allah dan berseru kepada Allah, maka pada saat itulah ia memiliki Kerajaan Sorga. Hal ini berbicara tentang aspek kekinian dari Kerajaan Sorga. Namun kita mengerti bahwa Kerajaan Sorga juga mempunyai aspek yang akan datang atau future, yang berarti satu hari kelak kita pasti akan memiliki Kerajaan Sorga secara penuh. Dunia mengatakan: “Berbahagialah orang yang kaya, karena merekalah yang empunya kerajaan dunia.” Tetapi Yesus mengatakan: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Inilah perbedaan hakiki antara ajaran Kristus dan ajaran dunia, antara filsafat Kristen dan filsafat dunia.

Kita tidak sedang membicarakan bahwa untuk menjadi bahagia kita tidak boleh memiliki harta benda, keluarga, sahabat dan jabatan di dunia ini. Bukan itu, miskin di hadapan Allah bukan berarti miskin secara materi melainkan sikap hati kita yang tidak menaruh kebahagiaan pada harta dunia ini. Orang yang miskin secara materi bisa saja tidak miskin di hadapan Allah bila sikap hatinya masih menaruh kebahagiaan pada harta dunia. Abraham merupakan orang yang miskin di hadapan Allah meskipun ia memiliki harta dunia yang melimpah sebab ia tidak menaruh kebahagiaannya pada harta yang ia miliki bahkan anak semata wayangnya saja rela ia persembahkan kepada Allah.

Allah menghendaki manusia miskin di hadapan-Nya, bukan miskin di hadapan manusia. Miskin di hadapan Allah sebenarnya kita membutuhkan Tuhan untuk memberi kekuatan dan berkat-berkat dalam hidup kita. Sehingga kehausan, kelaparan, penderitaan, kekurangan kita dapat dipenuhi oleh Tuhan. Itupun dibutuhkan suatu kemauan yang sungguh untuk mencari dan mau dituntun oleh cara Allah dan penilaian Allah sendiri yang dinyatakan dalam Firman-Nya dan bukan oleh cara dan nilai dunia ini.

Mari kita selidiki hati kita. Sadarilah bahwa kebahagiaan sebenarnya hanya didapat ketika kita sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Kemiskinan itu bukan alasan untuk tidak bisa menikmati kebahagiaan. Justru di dalam kemiskinan itu, Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah".
Baca Terusannya »»  

Rabu, 08 Juni 2011

KAU-LAH SEGALANYA DALAM HIDUPKU

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
Nats: Matius 10: 34-39

Khotbah: Malam Pujian dan Penyembahan (MPP Palalangon)

Saudaraku yang dikasihi dalam Yesus Kristus, berbicara tentang segala sesuatu dalam hidup kita, tentu ada yang menjadi prioritas utama, ada yang urutan pertengahan, dan ada yang urutan terakhir. Pertanyaannya, apa yang menjadi prioritas utama dalam hidup kita? saudaraku yang dikashi dalam Tuhan Yesus, ada seorang prajurit yang ahli dalam menjinakkan bom, suatu waktu ada kejadian, di mana ada sebuah hotel yang mendapat ancaman untuk diledakkan. Waktu itu prajurit ini sedang menunggu istrinya di rumah sakit yang akan melahirkan. Pada saat yang bersamaan sang prajurit ini diperhadapkan pada dua pilihan yang sama-sama penting. ketika dia memilih untuk menjaga istrinya, bisa dibayangkan berapa nyawa yang akan melayang ketika bom itu meledak. Ketika dia memilih untuk pergi menjinakkan bom, orang akan memandang dia tidak punya perasaan, masak istrinya melahirkan ditinggalkan. Tentu ini pilihan yang sulit.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, bacaan pada hari ini memaparkan bagaimana cara mengikut Yesus? Kalau kita melihat pada ayat 34-35, Yesus mengatakan bahwa kedatangan-Nya ke dalam dunia ini:
• bukan untuk membawa damai, melainkan pedang,
• memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya
• musuh orang adalah seisi rumahnya.

Dari ketiga hal ini, secara kasat mata dapat kita simpulkan bahwa, kedatangan-Nya untuk mengacaukan keluarga. Apa benar demikian? Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, dalam hal ini Tuhan Yesus mengambil contoh keluarga, karena hubungan dalam keluarga yang paling besar pengaruhnya kepada kita. Biasanya dalam keluarga sangat sedikit ruang untuk sakit hati, dan ada banyak ruang untuk kasih. Anak-anak harus mengasihi orangtua mereka, dan sebaliknya orang tua harus mengasihi anak-anak mereka. Yang menjadi persoalan adalah, jika mereka mengasihi keluarga mereka lebih dari Kristus, Yesus mengatakan bahwa ini tidak layak bagi-Nya.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita menjadi pengikut Kristus.

1. menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk mengutamakan Kristus daripada saudara-saudari kita yang paling dekat dan yang paling kita kasihi. Yesus menghendaki supaya kita lebih mengutamakan Dia, walaupun kita sangat mengasihi keluarga (ayah,ibu, saudara), tetapi kasih yang kita berikan kepada keluarga tidak boleh melebihi kasih yang kita berikan kepada Yesus. Bukan berarti kita tidak boleh mengasihi keluarga, atau kita harus membenci keluarga. Yesus menghendaki kita lebih mengutamakan Dia dari pada keluarga kita. keluarga jangan menjadi penghalang bagi kita untuk datang dan mengasihi Yesus, atau jangan sampai keluarga menjaukan kita dari kasih Yesus.

Suatu waktu setelah selesai ibadah, ada seorang ibu datang kepada saya, ia mengatakan dulunya sebelum menjadi Kristen, ia beraga “X” dan ketika ia memilih untuk percaya kepada Yesus, ia diusir dan dikucilkan dari keluarganya. Ia mengatakan walaupun ia sangat mengasihi keluarganya, tetapi baginya Yesus lebih dari segalanya. Dalam pikiranya, saat ini keluarganya menolak dia, mengucilkan, tetapi dia percaya Tuhan Yesus akan memampukan untuk menghadapi semua itu. Dengan berjalannya waktu, dia tetap setia mengikut Yesus, dan satu persatu keluarganya mengalami persoalan. Kakaknya mengalami persoalan dalam keluarga dan mereka mau bercerai. Kakaknya mulai terbuka untuk menerima dia kembali dalam keluarganya, dan saudara-saudaranya mulai menanyakan siapa itu Yesus. Dan dia mulai menyaksikan siapa itu Yesus bagi keluarganya. Walaupun awalnya ditolak, dikucilkan, tetapi dia mau mengutamakan Yesus dia atas keluarganya, dan akhirnya Tuhan membuat semua indah.


2. menjadi pengikut Kristus berarti bersedia untuk menanggalkan kenyamanan dan keamanan kita. menjadi pengikut Kristus berarti harus memikul salib dan mengikut-Nya. menjadi murid Kristus tidak hanya sampai pada pengakuan menerima dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, tetapi seorang pengikut Kristus harus berani bayar harga yaitu memikul salib. Memikul salib berarti rela menderita demi Kristus. menjadi pengikut Kristus tidak identik dengan kenyamanan, tidak ada masalah atau persoalan, tetapi menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk meninggalkan kenyamanan hidup. Seseorang yang menjadi pengikut Kristus dapat saja dikucilkan dari keluarganya, diusir dari lingkungannya, putus hubungan keluarga, tidak mendapat warisan. Dari hidup yang nyaman, apakah kita mau meninggalkan semua itu demi mengikut Kristus, atau sebaliknya kita akan lebih memilih kehidupan yang nyaman dari pada memilih Yesus Kristus. apa yang dialami oleh seorang pemuda yang kaya ketika datang kepada Tuhan Yesus, ia bertanya perbuatan baik apa lagi yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? (Mat 19:16). Dikatakan bahwa semua hukum taurat telah dilakukan, tetapi Yesus menyarankan kepada pemuda ini untuk menjual semua hartanya setelah itu baru mengikut Yesus. Dengan kekayaan yang berlimpah, tentu hidup sang pemuda ini penuh dengan kenyamanan. Dikatakan bahwa ketika pemuda ini mendengar perkataan Tuhan Yesus, ia sangat sedih karena banyak hartanya. Disini kita melihat bahwa pemuda ini lebih memilih kenyamanan daripada memilih untuk mengikut Tuhan Yesus. Misalnya, contoh kecil karena hujan kita lebih memilih untuk nonton dari pada pergi beribadah ke gereja, kita tidak mau berjuang untuk datang beribadah kepada Tuhan. Contoh lain, misalnya kita datang ke gereja tetapi hanya badan kita yang ada di gereja, tetapi pikiran kita masih di rumah atau jalan-jalan ke mana-mana.


Di dalam hidup kita juga terkadang kita lebih memilih kenyamanan dunia dari pada memilih untuk mengikut apa yang dikehendaki Tuhan Yesus. Kita sering kali diperhadapkan pada banyak persoalan dalam hidup ini yang menuntut dan membawa kita pada dua pilihan mengikut Yesus atau mengikut tawaran duniawi.

Dikucilkan karena berbuat jujur, dibenci karena berbuat jujur, difitnah karena tidak mau kompromi dengan dosa. Itulah harga yang harus kita bayar ketika menjadi orang percaya.

3. menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk kehilangan nyawanya. Yesus mengatakan bahwa barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehingan nyawanya, dan barang siapa kehilangan nyawanya karena Yesus, ia akan memperolehnya. Menjadi murid Kristus berarti siap untuk menghadapi setiap tantangan dan persoalan hidup ini. Menjadi murid Kristus berarti siap untuk keutus ke tengah-tengah serigala, “Lihatlah Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala”(Mat 10:16).

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, menjadi pengikut Kristus tidak berarti semua akan berjalan sesuai dengan keinginan atau apa yang kita kehendaki. Justru sebaliknya ketika kita menjadi murid Kristus, berarti kita berani untuk bayar harga, yaitu mengutamakan Yesus Kristus di atas segalanya, meikul salib dan menyangkal diri, bahkan menyerahkan nyawanya demi Yesus Kristus. percayalah bahwa dalam menjalani semua itu, kita tidak sendirian tetapi Roh Kudus yang akan selalu menuntun dan menyertai. Ketika kita mau menjadi murid yang mengutamakan Yesus, mau memikul salib, dan mau kehilangan nyawa demi Kristus, maka kata Yesus semuanya kita akan mendapatkanseratus kali lipat, dan yang terutama adalah kita akan memperoleh hidup kekal bersama Yesus dalam Kerajaan-Nya. Amin
Baca Terusannya »»  

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar