Khotbah Malam Pujian dan Penyembahan (MPP) Palalangon.
Selasa, 02 Agustus 2011Nats: Mazmur 127:1-3
Oleh: Adrianus Pasasa
Tanpa Tuhan dikatakan segala sesuatu akan sia-sia, kenapa sia-sia?
1. Yesus adalah dasar dari segala sesuatu
Segala sesuatu akan berhasil jika didasari dengan Tuhan, segala sesuatu harus dimulai di dalam Tuhan, segala sesuatu akan berhasil jika Tuhan diijinkan turut campur tangan. Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, alangkah indahnya jika kita menyertakan Tuhan di dalam memulai hari yang baru. Sebelum melakukans egala sesuatu, kita datang kehadirat Tuhan, bersekutu dengan Tuhan, mendengar suara-Nya. saya yakin dan percaya jika saudara dan saya memulai hari yang baru bersama Tuhan, maka sepanjang hari itu pasti akan diwarnai dengan sukacita. Demikian juga dengan memulai suatu pekerjaan, jika kita memulai bersama Tuhan, maka pekerjaan itu akan dibuat berhasil oleh Tuhan. Membangun suatu rumah tangga, jika rumah tangga seseorang di bangun di atas dasar Yesus Kristus, maka rumah tangga kita akan langgeng walaupun sewaktu-waktu mengalami badai. Namun jika tidak dibangun diatas Yesus Kristus, maka rumah tangga yang kita bangun akan mengalami kesia-siaan. Ataukah kita membangun suatu usaha, kalau tidak dimulai bersama Tuhan Yesus, maka usaha kita akan mengalami kesia-siaan. Mungkin saja satu,dua bulan kelihatan lancer, tetapi seterusnya akan mengalami kerugian. Firman Tuhan katakana di dalam Mazmur 127, jikalau bukan Tuhan yang membangun, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Tanpa Tuhan, apapun yang kita lakukan atau usahakan akan mengalami kesia-siaan. Di dalam Yakobus 4: 13-15, dituliskan hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Seringkali kita merasa hebat, sehingga lupa melibatkan Tuhan. Kata firman Tuhan hidup kita sama seperti uap, yang rapuh, hanya kelihatan sebentar lalu lenyap. Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, tanpa Tuhan hidup kita akan sia-sia, marilah kita belajar menyertakan Tuhan dalam hidup dan segala rencana kita. Kita boleh saja merencanakan banyak hal, tetapi tanpa menyertakan Tuhan semua akan sia-sia. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana (Amsal 19:21). Marilah kita menyerahkan semua rencana kita kedalam tangan Tuhan, supa semuanya dapat terlaksana dengan baik. Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16:3).
2. Tuhan Yesus adalah pemilik dan mengatur segala sesuatu.
Karena Dia adalah pemilik, maka Dia berhak mengatur segala sesuatu. Hidup saudara dan saya Tuhan Yesus yang atur, jadi kita tidak bisa hidup seenak perut kita. Demikian juga dengan rejeki kita, semuanya sudah diatur oleh Tuhan Yesus, termasuk masa depan kita, semua sudah diatur. Karena kita adalah milik kepunyaan-Nya, dan Dia yang mengatur segala sesuatu, maka persoalan hidup, masa depan tidak perlu lagi dikuatirkan, karena Dia yang mengatur segala sesuatu, termasuk hidup saudara dan saya.
Saudara yang dikasihi di dalam Yesus Kristus, seorang pemilik pasti mengetahui apa yang dimilikinya. Demikian juga dengan Tuhan Yesus Sang pemilik alam semesta ini, termasuk manusia ciptaan-Nya yang paling mulia. Tuhan Yesus tahu benar setiap hati manusia kepunyaan-Nya. Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia (2 Tawarik 16:9). Tuhan Yesus mengetahui setiap hati manusia, maka Tuhan Yesus tahu siapa yang akan diberkati-Nya. Dalam ayat 2, dikatakan: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Menjadi pertanyaan, siapa yang dicintai-Nya, apakah saudara dan saya termasuk orang yang dicintai-Nya. Untuk mengetahui apakah kita termasuk orang yang dicintai-Nya, maka berikut ini ada beberapa cirri orang yang dicintai-Nya:
• Orang yang dicintai-Nya adalah orang yang takut akan Tuhan (Amsal 1:7). Dikatakan, takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.
- Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang merenungkan Taurat siang dan malam (Mazmur 1:1-3). Contoh Yusuf (Kej. 29:2,23)
- Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang tidak mengandalkan kekuatannya sendiri (Yer. 17:5-8; Yes. 31:1-3)
Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, apapun yang kita lakukan, tanpa dimulai dengan Tuhan, maka semuanya akan menuju kepada kesia-siaan. Sebaliknya, apabila kita memulai segala sesuatu bersama dengan Tuhan, hal ini membuktikan bahwa kita adalah orang yang takut akan Tuhan. Karena kita dalah orang yang takut akan Tuhan, maka kita selalu merenungkan Firman-Nya setiap saat, dan Firman-Nya terus mengingatkan kita untuk selalu bersandar kepada-Nya, tidak mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap aspek kehidupan kita. Amin