KESUKAAN BESAR BAGI SELURUH BANGSA
Lukas 2:1-20
Rev. Andrias Hans
--------------------
1. Ayat 1-3: Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. 3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Kaisar Agustus ini telah melakukan peribahasa "Sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Apa yang dirancang Kaisar Agustus ini mungkin untuk memuaskan keangkuhannya secara politis. Dia ingin mengetahui berapa sebenarnya jumlah rakyatnya untuk diumumkan ke seluruh dunia karena pada waktu itu Kerajaan Romawi merupakan Negara adidaya yang menguasai dunia. Juga program Kaisar Agustus ini memiliki tujuan utama yaitu agar dengan menaati perintahnya mengikuti sensus penduduk, maka itu merupakan suatu pengakuan kepada kekaisaran Romawi bahwa mereka tunduk sebagai bangsa jajahan. Dan ini sekaligus menjadi jalan ke depan untuk menjadi mesin pencetak uang melalui penerimaan pajak dari rakyat jajahan bangsa Romawi.
2. Ayat 4-5: Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, —karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud— supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
Benar apa yang dikatakan firman Tuhan dalam Yesaya 55:8-9, "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Bandingkan Yeremia 29:11). Juga Tuhan berkata dalam Yesaya 66:18, "Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku."
Man proposes but God disposes (manusia membuat rencana tetapi Tuhan yang menentukan). Itulah yang terjadi pada Kaisar Agustus. Ia merancang dan menetapkan program sensus penduduk di seluruh dunia wilayah kekuasaannya untuk memuaskan ambisi pribadinya yang penuh ketamakan dan keangkuhan itu, tetapi Allah yang mahabesar dan mahakuasa telah menggunakan ambisi manusia menjadi misi mulia untuk menghadirkan Sang penasihat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, dan Raja damai (Yesaya 9:5) ke dalam dunia yang penuh kegelapan. Begitu juga dengan Yusuf dan Maria yang bersiap-siap melahirkan anak yang dikandungnya di kota Nazaret di Galilea tetapi Tuhan membawa mereka ke Betlehem di Yudea sesuai yang dinubuatkan oleh Daniel 2:44, "Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya." Juga seperti yang dinubuatkan Mikha 5:1, "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata[1], hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala." (bandingkan dengan ahli Taurat: Matius 2:5-6).
Betapa hebatnya Allah kita. Rancangan Kaisar Agustus yang egoistis itu dibelokkan Tuhan untuk menggenapi rencana agung-Nya sendiri yaitu mengutus Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat umat manusia dari cengkeraman dosa yang membinasakan. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" (Roma 8:28). Soli Deo Gloria!!!
3. Ayat 6-7: Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Yesus Kristus lahir dalam kehinaan dan kemiskinan. Tidak ada orang yang mau menerima kelahiran bayi Yesus pada natal yang pertama ini. Semua menolak-Nya. Hanya kain lampin dan palungan yang menerima bayi Yesus. Matthew Henry memberikan penafsiran yang sangat indah. Lampin berarti merobek. Ini menunjukkan bahwa kain alas tidur yang baik untuk bayi Yesus tidak tersedia. Yang ada hanyalah kain kasar yang sudah koyak di sana sini. Juga Yesus dilahirkan di sebuah palungan, tempat untuk meletakkan makanan ternak. Yesus adalah Allah yang mahamulia, namun rela menjadi manusia hina dina. Dia adalah Allah yang mahakaya, namun rela menjadi manusia miskin. Dia adalah Allah yang mahakuasa dan yang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, namun rela menjadi manusia yang lemah tak berdaya dan dibatasi oleh ruang dan waktu. Betapa Yesus datang ke dunia ini meninggalkan segala kemuliaan-Nya sebagai Allah demi menyelamatkan umat manusia yang sedang menuju kepada kematian kekal. Rasul Paulus dengan indahnya mengatakan dalam 2Korintus 8:9, "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." Dalam Filipi 2: 6-8 Paulus berkata, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, natal memberikan pelajaran yang amat berharga bagi kita yang hidup di zaman postmo ini. Di zaman di mana manusia amat mengagungkan kenikmatan materi dan kebebasan absolut serta individualistik, kelahiran Yesus mengingatkan kita bagai lonceng yang amat keras berdentang bahwa hidup yang sejati adalah hidup yang rela membagi bagi sesama manusia yang malang dan miskin yang sedang menuju kepada kebinasaan kekal. Kita rela dan siap menjadi miskin, haus, dan lapar, demi kesejahteraan hidup manusia yang sejati (jasmani dan rohani). Demi kesejahteraan jasmani dan keselamatan hidup yang kekal bagi kemuliaan nama Tuhan. Inilah panggilan kita sebagai hamba Tuhan dulu, masa kini, dan selamanya. Hamba Tuhan yang tidak mengejar kenikmatan duniawi. Hamba Tuhan yang tidak tercemar dengan roh profesinalisme yang kadang kala jemaat tidak bisa lagi bedakan hamba Tuhan sebagai gembalanya atau bosnya sehingga sulit sekali untuk ditemui untuk dimintai nasihat atau pertolongan.
Inilah misi hidup yang sejati. Bukan mengejar harta duniawi. Bukan mengejar ambisi untuk popularitas diri sendiri. Dan bukan untuk menikmati kesenangan dunia. Karena harta, popularitas, dan kenikmatan sejati hanya ada dan tersedia di dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus baik di dunia ini maupun di dalam kekekalan surgawi kelak. Tuhan Yesus mengatakan, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."(Matius 4:4, Lukas 4:4).
Natal adalah sebuah peristiwa amat penting di mana Tuhan Sang penguasa surga dan bumi datang menjadi miskin untuk memerkaya manusia. Membuat hidup manusia hidup berkelimpahan (sejahtera jasmani dan selamat jiwa). Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 10:10-11, "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."
Berita natal pertama disampaikan kepada orang-orang miskin. Orang-orang yang tidak diperhitungkan oleh dunia ini.
4. Ayat 8-12: Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Para gembala pada zaman dulu biasanya berkelana dari satu tempat ke tempat ke tempat lain. Ada yang menginap di tenda dan ada juga yang tinggal di desa-desa. Para gembala yang hidup setengah menetap di sebuah desa, berhak membiarkan domba-domba mereka makan di padang rumput pinggiran desa. Kalau persediaan pangan menipis, ternak akan segera dipindahkan ke padang rumput yang lebih tinggi (saat musim panas) atau ke lembah yang lebih hangat (saat musim dingin). Tidak mudah menjadi gembala. Para gembala menghabiskan sebagian besar waktu mereka di alam bebas untuk mengawasi kawanan ternak. Dan mereka seringkali harus tidur dekat hewan-hewan itu untuk melindungi mereka dari perampok atau serangan binatang buas. Ketika malam tiba, ternak dimasukkan ke kandang berdinding batu buatan para gembala sendiri atau ke kandang alami, misalnya sebuah gua. Sambil dimasukkan ke kandang, jumlah ternak dihitung dengan cara memisahkan antara kambing dan domba. Hewan-hewan itu dihitung kembali esok harinya ketika akan dilepas ke padang rumput. Status sebagai gembala dipandang rendah dalam masyarakat pada zaman Yesus.
Berdasarkan kasta dalam bait Allah, maka yang menempati urutan pertama yang layak masuk ke bait Allah adalah imam besar, para imam/Farisi/ahli Taurat, pria dewasa. Sedangkan yang tidak dapat masuk ke bait Allah adalah para wanita, orang-orang cacat, dan orang bukan Yahudi. Dalam natal pertama ini kita melihat bahwa Tuhan mengutus seorang malaikat untuk menyampaikan kabar baik kelahiran Kristus bukan kepada kasta terhormat dalam pandangan manusia, tetapi justru kepada mereka yang tidak terdaftar dalam kasta itu, yaitu mereka yang tidak diperhitungkan, para gembala miskin. Kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk mengangkat harkat dan martabat orang-orang yang miskin dan yang terhilang. Tuhan Yesus berkata, "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."(Lukas 19:10).
Waktu melihat malaikat datang dan mengabarkan berita gembira dari Tuhan, para gembala menjadi sangat ketakutan. Manusia berdosa memang tidak akan mungkin dapat bertahan bila bertemu dengan Tuhan. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa mereka bersembunyi dari hadapan Tuhan karena mereka ketakutan (Kejadian 3:10). Para gembala ini juga menjadi sangat ketakutan (Yunani: Phobeo = merasa takut, menjadi takut, menkhawatirkan, takut kepada [Allah])) karena kemuliaan Tuhan bersinar mengelilingi (Yunani: Perilampo, 2 kali dalam PB [Kisah 26:13]) mereka.
Kehadiran dosa menjadikan manusia menjadi sangat ketakutan. Tetapi kehadiran Tuhan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera. Awalnya para gembala ini memang menjadi sangat ketakutan karena kemuliaan Tuhan bersinar mengepung mereka. Namun utusan Tuhan berkata kepada mereka, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." (Ayat 10-11).
Inilah berita agung dalam sejarah umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan tertawan dalam belenggu maut kekal. Inilah berita yang sejatinya dinanti-nantikan seluruh bangsa di muka bumi ini. Inilah penggenapan yang telah dinubuatkan oleh Allah sendiri dalam Kejadian 3:15, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Dan inilah yang dikatakan Tuhan Yesus sendiri dalam Lukas 4:18-19, "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Inilah berita yang mahaagung dari surga. Dan tidak akan pernah ada berita seagung ini lagi di yang akan dikabarkan di bumi ini. Berabad-abad lamanya bangsa-bangsa hidup dalam kegelapan dibelenggu dosa dan bayang-bayang maut kekal. Manusia dijajah oleh kuasa iblis sehingga semua umat manusia hidup dalam dosa. Manusia tak berdaya meleapskan diri dari cengkeraman maut kekal. Pengetahuan manusia, kekuatan manusia, kebaikan manusia, dan apa saja yang dimiliki manusia, tidak akan mampu melepaskannya dari belenggu kematian kekal itu. Dari zaman ke zaman dan dari waktu ke waktu, manusia yang hidup dalam dosa menjadikannya tidak dapat membedakan tangan kiri dari tangan tangan. Manusia tidak mampu hidup dalam kebenaran sejati. Mamnusia tahu harus hidup yang benar dan kudus, tetapi pada faktanya manusia tidak berdaya untuk mlakukannya. Itulah kuasa dosa yang membelenggu manusia. Manusia terus saling irihati, dendam, dan saling membunuh satu dengan yang lain. Itulah fakta, upah dosa ialah maut (Roma 6:23).
Inilah kondisi bangsa-bangsa di bumi hingga detik ini. Berita terkini, Adam Lanza, 20 tahun, seseorang yang memiliki masalah kejiwaan yang tinggal di Newtown AS, menembak 20 anak di sekolah Sandy Hook, Connecticut dan 8 orang dewasa, semuanya tewas. Termasuk ibunya sendiri ditembak mati oleh pelaku. Ini fenomena yang sering terjadi di Amerika, negara yang dijuluki negara adidaya, negara yang makmur secara ekonomi, negara yang canggih teknologinya termasuk teknologi persenjataannya. Tetapi ada fakta yang tidak bisa dibantah. Di dalam negara yang seperti ini ada begitu banyak manusianya yang hidup dalam kekosongan jiwa. Ini membuktikan kepada kita bahwa kemakmuran ekonomi, kehebatan teknologi, dan tingginya pendidikan bukan jalan keselamatan dan damai sejahtera bagi manusia. Benar apa yang dikatakan Blaise Pascal, "Di dalam jiwa manusia ada suatu kekosongan yang tidak dapat diisi oleh apapun juga kecuali oleh Tuhan." Bangsa-bangsa sampai hari ini masih hidup dalam kegelapan. Tetapi bersyukurlah, Matius menyaksikan dalam Matius 4:14-16, "supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, — bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Tuhan mengutus malaikat-Nya di hari natal pertama dan pada mala mini kepada seluruh umat manusia dan kepada kita saat ini, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." (Ayat 10-11).
Yesus adalah Tuhan. Dia berkuasa atas surga dan bumi. Dialah penguasa yang sesungguhnya di bumi ini dan di surga. Para pemegang kuasa yang sekarang ini ada di seluruh negara dikendalikan Tuhan Yesus kristus. Yesus yang menagkat dan menurunkan pemerintah-pemerintah yang ada di dunia ini. Itu sebabnya penguasa yang mau berkuasa dengan bebas sebebas-bebasnya pasti dilengserkan dari kursi kekuasaannya. Hitler si jagal, Saddam Hussein, Marcos, om Ato (yang pernah dijuluki bapak pembangunan), Moammar Khadafi, dan para pemimpin lainnya, menjadi bukti yang tak terbantahkan. Nabi Yesaya dalam Yesaya 9:5-6 menubuatkan sekitar 700 tahun sebelum Yesus datang ke dunia, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya."
Dan Yesus bukan saja sebagai Tuhan, tetapi Ia juga adalah Juruselamat satu-satunya bagi umat manusia yang berada dalam kuasa dosa dan maut. Rasul Petrus dengan berkobar-kobar di hadapan para pemimpin Yahudi, tua-tua, dan ahli-ahli Taurat, dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar, dengan penuh dengan Roh Kudus rasul Petrus menantang: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati—bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan—yaitu kamu sendiri—,namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:5-12). Dan Tuhan Yesus sendiri dengan tegas berkata dalam Yohanes 14:6, ""Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Saudaraku, jangan pernah percaya kepada pepatah klasik yang berkata, "banyak jalan menuju Roma karena itu juga banyak jalan menuju Surga." Ini peribahasa omong kosong. Peribahasa yang amat menyesatkan manusia. Juga ada filosofi yang menyesatkan (mendaki gunung bisa dari sebelah barat, utara, Timur, dan Selatan, tapi pada akhirnya sampai juga ke puncak. Juga aliran sungai bisa dari mana-mana tetapi akhirnya juga menuju ke satu tempat, laut). Ini bukan peribahasa dan filosofinya Tuhan. Peribahasa yang benar adalah, "Banyak jalan menuju ke neraka, tetapi hanya satu jalan menuju ke surga yaitu hanya melalui Tuhan Yesus Kristus saja." Inilah pepatah yang benar 100%! Orang-orang dunia ini seringkali suka menghina Tuhan kita. Mereka berkata, "Allahnya orang Kristen itu katanya mahakuasa tetapi koq picik dan sempit hanya menyediakan satu jalan menuju surga?" R.C. Sproul mengatakan dengan indahnya, "Pertanyaan orang-orang dunia ini keliru. Seharusnya manusia itu bertanya, "mengapa masih ada jalan untuk manusia bisa selamat masuk ke dalam surga?" Jadi, pertanyaan mengapa hanya ada satu jalan yang disediakan Allah menuju surga, adalah pertanyaan yang salah. Yang seharusnya manusia pertanyakan adalah mengapa masih ada jalan bagi manusia berdosa menuju ke surga?
Benar Saudaraku, status, sifat-sifat, dan perilaku dosa manusia yang melekat dalam dirinya tidak mungkin ada lagi jalan menuju surga. Kita semua pantas dilemparkan dalam api neraka yang bernyala-nyala. Kita sudah terlalu jahat di mata Tuhan yang mahakudus. Namun karena cinta kasih-Nya semata, Ia rindu menyelamatkan kita dari penderitaan kekal. Itu sebabnya Yesus diutus datang ke dunia ini pada malam natal yang pertama sebagai jawaban atas suluruh kebutuhan manusia akan keselamatan kekalnya.
Terhadap pribadi Yesus Kristus yang tiada bandingan-Nya, yang tiada saingan-Nya, dan yang tiada tandingan-Nya serta yang tiada sandingan-Nya inilah para malaikat dan bala tentara sorga yang besar menaikkan puji-pujian.
5. Ayat 13-14: Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Dan selanjutnya kita lihat
6. Ayat 15-20: Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Para gembala dengan segala kepolosan dan kesederhanaan mereka, mereka percaya akan kabar mulia yang disampaikan malaikat Tuhan. Dan tidak sekadar berhenti pada iman secara kognitif (akaliah = to believe) semata, tetapi mereka langsung mengaplikasikan iman itu melalui tindakan mereka (to trust). Mereka dengan cepat pergi menjumpai Yesus Sang Raja Damai itu. Dan juga tidak berhenti di situ saja, setelah mereka menemukan Yesus mereka pulang menyaksikan kepada dunia ini tentang Yesus dan mereka memuji dan memuliakan Allah. Dis ini kita melihat ada empat langkah yang dilakukan para gembala yaitu: 1. Percaya sungguh-sungguh kepada firman Tuhan. 2. Melakukan pesan firman Tuhan. 3. Bersaksi kepada dunia tentang kebenaran firman Tuhan. Dan 4. Hidup memuji dan memuliakan Tuhan.
Oh ini adalah damai sejahtera yang tak tertandingi dengan apapun juga. Para gembala ini miskin secara materi, kuasa, dan jabatan, tetapi mereka begitu amat kaya dalam sukacita dan damai sejahtera. Hal ini tidak pernah dimiliki oleh raja Herodes yang punya kedudukan besar di Yudea. Juga tidak dimiliki oleh orang-orang terhormat pada waktu itu, seperti para iman besar dan ahli-ahli agama Yahudi saat itu.
Bagaimana dengan kita ketika merayakan natal saat ini? Apakah kita sungguh menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa yang pantas dibawa ke dalam penghukuman mengerikan dalam neraka kekal? Maukah Saudara dan Saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat satu-satunya dalam hidup pribadi kita? Dan maukah kita menyaksikan kepada dunia ini bahwa Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dari maut kekal? Dan maukah kita di sepanjang hidup ini memuji dan memuliakan Tuhan Yesus yang sudah menjadi Tuhan dan Juruselamat kita?
Jika Saudara dan Saya mau melakukan empat hal ini di hari natal ini, marilah kita nyatakan dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan Yesus melalui doa kita saat ini. Mari kita berdoa ……
Merry Christmas 25 Desember 2012 and happy New Year 1 januari 2013
Immanuel!!!!!!!
[1] Betlehem (Ibrani: Rumah roti) adalah sebuah kota kecil yang terletak di kawasan pertanian sekitar 8 km selatan Yerusalem. Efrata adalah nama sebuah suku yang tinggal di Betlehem atau daerah sekitarnya (Rut 1:2;4:11; 1Samuel 17:12) dan mungkin nama lain untuk kota itu. Bethlehem adalah kampung halaman Daud, raja Israel (1Samuel 16:1). Dalam PB, kelahiran Yesus di Bethlehem dilihat sebagai penggenapan nubuat Mikha dalam 5:1-4 (Matius 2:1-6, Lukas 2:4-7, Yohanes 7:42).