SEHAT = ANUGERAH
Hari kamis tanggal 9 April 2009 ada dua peristiwa penting yaitu pesta demokrasi bangsa kita yang tercinta dan perayaan kamis putih (perjamuan terakhir Tuhan Yesus dan murid-muridNya sebelum masuk hari sengsara). Sebagai warga Negara yang bertanggung jawab kami harus ikut mensukseskan pesta demokrasi ini dengan ikut terlibat dalam pemilihan anggota legislaif, saya dan istri sudah masuk DPT di daerah pemilihan Cimahi. Kami cukup antusias untuk mengikuti pemilu legislative ini dan sudah memiliki daftar calon yang akan dicontreng. Tetapi apa yang terjadi rencana yang indah itu sirna seketika, bak ditelan badai samudra raya. Harusnya hari yang menyenagkan berubah menjadi hari yang penuh kesesakan dan perenungan tentang makna hidup ini.
Sudah menjadi agenda kami sekeluarga untuk selalu mengutamakan Tuhan sebelum melakukan kegiatan di pagi hari. Setelah selesai doa pagi istri saya merasa kurang enak badan, suhu badan naik, awalnya seperti tidak mengkuatirkan, tetapi menjelang siang badannya sudah mulai kejang-kejang. Melihat kondisi istri demikian saya cukup kuatir, dalam hati kecil saya berseru kepada Tuhan, apa lagi yang akan Tuhan nyatakan dalam hidup kami. saya doakan istri saya, dan dengan kondisi yang kejang-kejang saya putuskan untuk memeriksakan ke rumah sakit di Cianjur. Puji Tuhan kami bisa menggunakan mobil kampus untuk mengantar kami ke rumah sakit.
Setelah tiba di rumah sakit, batin saya memprotes kondisi rumah sakit yang sangat memprihatinkan. Tetapi satu hal yang Tuhan ingatkan kepada saya, ternyata sehat itu adalah anugrah yang tak ternilai harganya, seringkali kita tidak mensyukuri akan anugrah sehat ini, seringkali kita mengganggap hanya ketika mendapat berkat materi baru kita bersyukur. Trima kasih Tuhan, jika Engkau mengizinkan saya mengalami semua ini. Suatu pengalaman hidup yang tak akan saya lupakan.
Ketika kami memasuki ruang parkir, suasananya campur aduk, melihat wajah-wajah yang ada di sana, ada yang tegang, ada yang sedih, ada yang menangis, dan wajah-wajah yang saya tidak bisa gambarkan. Dari tempat parkir saya menggandeng tangan istri yang lemas karena badannya yang kejang-kejang menahan rasa sakit masuk ke dalam ruang IGD. Melihat wajah-wajah yang terbaring tak berdaya di dalam ruangan yang penuh sesak itu, hati kecil saya kembali bersyukur dan mengatakan bahwa sehat itu adalah anugerah yang tidak ternilai harganya. Karena pasien penuh sesak sedangkan dokter hanya ada satu, maka kami harus bersabar cukup lama untuk mendapat perawatan.
Waktu menunggu itu, saya melihat pasien terus berdatangan yang rata-rata kondisinya cukup parah, begitu rapunya manusia itu. Disamping kanan saya seorang perawat sedang menjahit dan membalut luka seorang anak yang jarinya patah karena tabrakan motor, disamping kiri saya seorang nenek sedang berjuang mempertahankan hidupnya, dari depan pintu muncul lagi pasien yang digotong karena kondisinya yang sudah parah. Melihat pasien yang begitu penuh, istri saya di pindahkan keruang sebelah untuk mendapatkan perawatan yaitu pemeriksaan tekanan darah dan pemasangan infus untuk mengurangi rasa kejang-kejang, kami harus menunggu karena hasil pemeriksaan darah dan observasi, kalau hasilnya baik kami boleh rawat jalan tetapi kalau hasilnya buruk maka harus di rawat. Dalam waktu menunggu itulah Tuhan kembali memperlihatkan bahwa manusia itu sangat rapuh. Satu persatu Tuhan perlihatkan, mulai dari seorang bapak yang masuk karena kecelakaan tabrakan motor, kondisinya sangat parah kepalanya kena benturan sehingga langsung mengalami koma, nafasnya hanya kelihatan di leher dan kepalanya mengalami luka dalam, karena kondisinya yang sangat parah jadi harus di rujuk rumah sakit di Bandung. Kemudian masuk lagi satu cewek yang sudah tidak sadarkan diri karena mengalami hal yang sama yaitu kecelakaan motor, untung nyawanya masih dapat diselamatkan. Tidak berselang lama masuk lagi satu pemuda yang kakinya sobek karena kecelakaan/tabrakan motor, kakinya harus di jahit. Selanjutnya masuk lagi yang paling parah kepalanya sudah penuh dengan darah, darah sudah keluar dari hidung, mulut dan telinga, sudah tidak sadarkan diri, kondisinya sangat menyedihkan, darah harus dipompa keluar dari mulutnya. Dan yang terakhir seorang kakek yang patah kakinya karena motor yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Oh Tuhan, dalam waktu yang singkat itu Engkau mengingatkan saya, begitu rapunya manusia itu dan betapa berharganya anugrah kesehatan yang Kau berikan itu. Ampuni saya Tuhan jika selama ini saya kurang mensyukuri anugrahMu yang satu ini.
Puji Tuhan setelah melihat hasil pemeriksaan darah dari laboratorium menunjukkan hasil yang baik, maka kami boleh rawat jalan. Puji Tuhan, terima kasih kami bisa mengalami semua ini yang akan semakin mendewasan kami di dalam mengiring Tuhan Yesus.
Hari kamis tanggal 9 April 2009 ada dua peristiwa penting yaitu pesta demokrasi bangsa kita yang tercinta dan perayaan kamis putih (perjamuan terakhir Tuhan Yesus dan murid-muridNya sebelum masuk hari sengsara). Sebagai warga Negara yang bertanggung jawab kami harus ikut mensukseskan pesta demokrasi ini dengan ikut terlibat dalam pemilihan anggota legislaif, saya dan istri sudah masuk DPT di daerah pemilihan Cimahi. Kami cukup antusias untuk mengikuti pemilu legislative ini dan sudah memiliki daftar calon yang akan dicontreng. Tetapi apa yang terjadi rencana yang indah itu sirna seketika, bak ditelan badai samudra raya. Harusnya hari yang menyenagkan berubah menjadi hari yang penuh kesesakan dan perenungan tentang makna hidup ini.
Sudah menjadi agenda kami sekeluarga untuk selalu mengutamakan Tuhan sebelum melakukan kegiatan di pagi hari. Setelah selesai doa pagi istri saya merasa kurang enak badan, suhu badan naik, awalnya seperti tidak mengkuatirkan, tetapi menjelang siang badannya sudah mulai kejang-kejang. Melihat kondisi istri demikian saya cukup kuatir, dalam hati kecil saya berseru kepada Tuhan, apa lagi yang akan Tuhan nyatakan dalam hidup kami. saya doakan istri saya, dan dengan kondisi yang kejang-kejang saya putuskan untuk memeriksakan ke rumah sakit di Cianjur. Puji Tuhan kami bisa menggunakan mobil kampus untuk mengantar kami ke rumah sakit.
Setelah tiba di rumah sakit, batin saya memprotes kondisi rumah sakit yang sangat memprihatinkan. Tetapi satu hal yang Tuhan ingatkan kepada saya, ternyata sehat itu adalah anugrah yang tak ternilai harganya, seringkali kita tidak mensyukuri akan anugrah sehat ini, seringkali kita mengganggap hanya ketika mendapat berkat materi baru kita bersyukur. Trima kasih Tuhan, jika Engkau mengizinkan saya mengalami semua ini. Suatu pengalaman hidup yang tak akan saya lupakan.
Ketika kami memasuki ruang parkir, suasananya campur aduk, melihat wajah-wajah yang ada di sana, ada yang tegang, ada yang sedih, ada yang menangis, dan wajah-wajah yang saya tidak bisa gambarkan. Dari tempat parkir saya menggandeng tangan istri yang lemas karena badannya yang kejang-kejang menahan rasa sakit masuk ke dalam ruang IGD. Melihat wajah-wajah yang terbaring tak berdaya di dalam ruangan yang penuh sesak itu, hati kecil saya kembali bersyukur dan mengatakan bahwa sehat itu adalah anugerah yang tidak ternilai harganya. Karena pasien penuh sesak sedangkan dokter hanya ada satu, maka kami harus bersabar cukup lama untuk mendapat perawatan.
Waktu menunggu itu, saya melihat pasien terus berdatangan yang rata-rata kondisinya cukup parah, begitu rapunya manusia itu. Disamping kanan saya seorang perawat sedang menjahit dan membalut luka seorang anak yang jarinya patah karena tabrakan motor, disamping kiri saya seorang nenek sedang berjuang mempertahankan hidupnya, dari depan pintu muncul lagi pasien yang digotong karena kondisinya yang sudah parah. Melihat pasien yang begitu penuh, istri saya di pindahkan keruang sebelah untuk mendapatkan perawatan yaitu pemeriksaan tekanan darah dan pemasangan infus untuk mengurangi rasa kejang-kejang, kami harus menunggu karena hasil pemeriksaan darah dan observasi, kalau hasilnya baik kami boleh rawat jalan tetapi kalau hasilnya buruk maka harus di rawat. Dalam waktu menunggu itulah Tuhan kembali memperlihatkan bahwa manusia itu sangat rapuh. Satu persatu Tuhan perlihatkan, mulai dari seorang bapak yang masuk karena kecelakaan tabrakan motor, kondisinya sangat parah kepalanya kena benturan sehingga langsung mengalami koma, nafasnya hanya kelihatan di leher dan kepalanya mengalami luka dalam, karena kondisinya yang sangat parah jadi harus di rujuk rumah sakit di Bandung. Kemudian masuk lagi satu cewek yang sudah tidak sadarkan diri karena mengalami hal yang sama yaitu kecelakaan motor, untung nyawanya masih dapat diselamatkan. Tidak berselang lama masuk lagi satu pemuda yang kakinya sobek karena kecelakaan/tabrakan motor, kakinya harus di jahit. Selanjutnya masuk lagi yang paling parah kepalanya sudah penuh dengan darah, darah sudah keluar dari hidung, mulut dan telinga, sudah tidak sadarkan diri, kondisinya sangat menyedihkan, darah harus dipompa keluar dari mulutnya. Dan yang terakhir seorang kakek yang patah kakinya karena motor yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Oh Tuhan, dalam waktu yang singkat itu Engkau mengingatkan saya, begitu rapunya manusia itu dan betapa berharganya anugrah kesehatan yang Kau berikan itu. Ampuni saya Tuhan jika selama ini saya kurang mensyukuri anugrahMu yang satu ini.
Puji Tuhan setelah melihat hasil pemeriksaan darah dari laboratorium menunjukkan hasil yang baik, maka kami boleh rawat jalan. Puji Tuhan, terima kasih kami bisa mengalami semua ini yang akan semakin mendewasan kami di dalam mengiring Tuhan Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar