Nats: Yehezkiel 18:1-32
Tujuan : Pemuda memahami bahwa kelak masing-masing orang akan
mempertanggung jawabkan setiap perbuatan yang mereka lakukan di
hadapan Tuhan.
Ibadah Pemuda GPdI Pasir Nangka, Sabtu 28 Januari 2012
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, jika salah satu diantara
keluarga mengalami sakit gigi, apakah keluarga yang lain juga
merasakan giginya sakit? Tentu tidak. Dalam perikop ini juga nabi
Yehezkiel mendapat perintah dari Tuhan, untuk disampaikan kepada
umat-Nya Israel di mana digambarkan bahwa orang yang berbuat dosa akan
menangung dosanya sendiri. Pada ayat 1 dikatakan bahwa ada apa,
sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini di tanah Israel: ayah-ayah
makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Tuhan katakan
bahwa kata-kata itu tidak akan terdengar lagi di Israel, karena bagi
Tuhan setiap manusia harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Bagaimana jika hal ini terjadi:
Ayah yang berbuat dosa apakah anak juga menanggung?
Sesungguhnya, kalau ia melahirkan seorang anak dan anak ini melihat
segala dosa yang dilakukan ayahnya, tetapi menginsafi hal itu,
sehingga tidak melakukan seperti itu: ia tidak makan daging
persembahan di atas gunung dan tidak melihat kepada berhala-berhala
kaum Israel, tidak mencemari isteri sesamanya, tidak menindas orang
lain, tidak mau meminta gadai, tidak merampas apa-apa, memberi makan
orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, menjauhkan diri
dari kecurangan, tidak mengambil bunga uang atau riba, melakukan
peraturan-Ku dan hidup menurut ketetapan-Ku -- orang yang demikian
tidak akan mati karena kesalahan ayahnya, ia pasti hidup. Ayahnya,
yang melakukan pemerasan, yang merampas sesuatu, dan yang melakukan
hal-hal yang tidak baik di tengah-tengah bangsanya, sungguh, ia akan
mati karena kesalahannya. Tetapi kamu berkata: Mengapa anak tidak
turut menanggung kesalahan ayahnya? -- Karena anak itu melakukan
keadilan dan kebenaran, melakukan semua ketetapan-Ku dengan setia,
maka ia pasti hidup.
Anak yang berbuat dosa apakah Ayah juga menanggung?
Demikian juga sebaliknya jika anak yang berbuat dosa, bapak tidak ikut
menanggung kesalahan anaknya. Orang yang berbuat dosa, itu yang harus
mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah
tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan
menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan
tertanggung atasnya. Masing-masing akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya.
Bagaimana kalau orang fasik bertobat?
Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya
dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan
kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang
dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup
karena kebenaran yang dilakukannya. Apakah Aku berkenan kepada
kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada
pertobatannya supaya ia hidup? Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat
dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan
kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari
segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Bagaimana kalau orang benar melanggar?
Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan
kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik --
apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan
diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena
dosa yang dilakukannya
Allah Menghendaki pertobatan
Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut
tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan
bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam
kesalahan. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat
terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan
mati, hai kaum Israel? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian
seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Allah menghendaki umat-Nya bertobat
supaya umat-Nya memperoleh hidup kekal di dalam kerajaan-Nya. Ingat
bahwa apa yang kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan kelah pada
pengadilan Tuhan. Bagaimana dengan saudara dan saya?
Ciri-ciri orang yang benar di hadapan Tuhan:
Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan
kebenaran, dan ia tidak makan daging persembahan di atas gunung atau
tidak melihat kepada berhala-berhala kaum Israel, tidak mencemari
isteri sesamanya dan tidak menghampiri perempuan waktu bercemar kain,
tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak
merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada
orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba,
menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di antara
manusia dengan manusia, hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap mengikuti
peraturan-Ku dengan berlaku setia -- ialah orang benar, dan ia pasti
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH
Seperti apa orang yang mau dibinasakan Tuhan:
Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan
yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari hal-hal
itu-- walaupun ayah tidak melakukan satu pun -- juga makan daging
persembahan di atas gunung dan mencemari isteri sesamanya, menindas
orang sengsara dan miskin, merampas, tidak mengembalikan gadaian
orang, melihat kepada berhala-berhala dan melakukan kekejian, memungut
bunga uang dan mengambil riba, orang yang demikian tidak akan hidup.
Segala kekejian ini dilakukannya, ia harus mati; darahnya tertimpa
kepadanya sendiri. Amin
Tujuan : Pemuda memahami bahwa kelak masing-masing orang akan
mempertanggung jawabkan setiap perbuatan yang mereka lakukan di
hadapan Tuhan.
Ibadah Pemuda GPdI Pasir Nangka, Sabtu 28 Januari 2012
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, jika salah satu diantara
keluarga mengalami sakit gigi, apakah keluarga yang lain juga
merasakan giginya sakit? Tentu tidak. Dalam perikop ini juga nabi
Yehezkiel mendapat perintah dari Tuhan, untuk disampaikan kepada
umat-Nya Israel di mana digambarkan bahwa orang yang berbuat dosa akan
menangung dosanya sendiri. Pada ayat 1 dikatakan bahwa ada apa,
sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini di tanah Israel: ayah-ayah
makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Tuhan katakan
bahwa kata-kata itu tidak akan terdengar lagi di Israel, karena bagi
Tuhan setiap manusia harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Bagaimana jika hal ini terjadi:
Ayah yang berbuat dosa apakah anak juga menanggung?
Sesungguhnya, kalau ia melahirkan seorang anak dan anak ini melihat
segala dosa yang dilakukan ayahnya, tetapi menginsafi hal itu,
sehingga tidak melakukan seperti itu: ia tidak makan daging
persembahan di atas gunung dan tidak melihat kepada berhala-berhala
kaum Israel, tidak mencemari isteri sesamanya, tidak menindas orang
lain, tidak mau meminta gadai, tidak merampas apa-apa, memberi makan
orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, menjauhkan diri
dari kecurangan, tidak mengambil bunga uang atau riba, melakukan
peraturan-Ku dan hidup menurut ketetapan-Ku -- orang yang demikian
tidak akan mati karena kesalahan ayahnya, ia pasti hidup. Ayahnya,
yang melakukan pemerasan, yang merampas sesuatu, dan yang melakukan
hal-hal yang tidak baik di tengah-tengah bangsanya, sungguh, ia akan
mati karena kesalahannya. Tetapi kamu berkata: Mengapa anak tidak
turut menanggung kesalahan ayahnya? -- Karena anak itu melakukan
keadilan dan kebenaran, melakukan semua ketetapan-Ku dengan setia,
maka ia pasti hidup.
Anak yang berbuat dosa apakah Ayah juga menanggung?
Demikian juga sebaliknya jika anak yang berbuat dosa, bapak tidak ikut
menanggung kesalahan anaknya. Orang yang berbuat dosa, itu yang harus
mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah
tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan
menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan
tertanggung atasnya. Masing-masing akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya.
Bagaimana kalau orang fasik bertobat?
Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya
dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan
kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang
dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup
karena kebenaran yang dilakukannya. Apakah Aku berkenan kepada
kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada
pertobatannya supaya ia hidup? Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat
dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan
kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari
segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Bagaimana kalau orang benar melanggar?
Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan
kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik --
apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan
diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena
dosa yang dilakukannya
Allah Menghendaki pertobatan
Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut
tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan
bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam
kesalahan. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat
terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan
mati, hai kaum Israel? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian
seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Allah menghendaki umat-Nya bertobat
supaya umat-Nya memperoleh hidup kekal di dalam kerajaan-Nya. Ingat
bahwa apa yang kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan kelah pada
pengadilan Tuhan. Bagaimana dengan saudara dan saya?
Ciri-ciri orang yang benar di hadapan Tuhan:
Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan
kebenaran, dan ia tidak makan daging persembahan di atas gunung atau
tidak melihat kepada berhala-berhala kaum Israel, tidak mencemari
isteri sesamanya dan tidak menghampiri perempuan waktu bercemar kain,
tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak
merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada
orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba,
menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di antara
manusia dengan manusia, hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap mengikuti
peraturan-Ku dengan berlaku setia -- ialah orang benar, dan ia pasti
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH
Seperti apa orang yang mau dibinasakan Tuhan:
Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan
yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari hal-hal
itu-- walaupun ayah tidak melakukan satu pun -- juga makan daging
persembahan di atas gunung dan mencemari isteri sesamanya, menindas
orang sengsara dan miskin, merampas, tidak mengembalikan gadaian
orang, melihat kepada berhala-berhala dan melakukan kekejian, memungut
bunga uang dan mengambil riba, orang yang demikian tidak akan hidup.
Segala kekejian ini dilakukannya, ia harus mati; darahnya tertimpa
kepadanya sendiri. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar