Hampir dua bulan bebak yang kami pelihara mengerami telurnya, memasuki
awal bulan ketiga, ketika bangun pagi saya mendengar suara seperti
anak ayam. Saya cepat-sepat menuju jendela untuk melihat ke arah
kandang, ternyata telur sejumlah sebelas butir yang dierami sudah
menetas semua. Ungkapan syukur meluncur dari mulut kami sekeluarga.
Anak-anak bebek ini seakan membawa kesenangan tersendiri bagi kami,
tiap pagi kami beri makan. Sebulan sudah anak-anak bebek itu
berkeliaran di kandang samping rumah kami, tetapi suatu pagi kami
kaget karena induk bebek sudah raib dari kandang. Kami tidak tahu apa
yang terjadi pada malam itu, apa ada yang curi atau dimakan binatang
liar. Pagi itu kami berusaha mencari di sekitar rumah kami tetapi
tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Ya sudahlah, kami merelahkan!
Tetapi berselang satu minggu, sore itu terjadi kejadian lagi, tiga
anak bebek tiba-tiba raib dari kandang. Kami pun berusaha mencari,
tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan anak bebek itu. Kami pun terus
berharap dan menunggu siapa tahu induk dan anak ayam itu dapat
kembali.
Hidup manusia tidak jauh beda dengan bebek itu, setiap saat bisa
hilang tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Seandainya ada
pemberitahuan bahwa bebek-bebek itu akan ada yang curi, pasti kami
akan siaga, supaya bebek itu tidak hilang. Pada saat semua kelihatan
baik, saat itulah bebek-bebek itu hilang. Firman Tuhan mengingatkan
kita semua untuk berjaga-jaga. "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu
tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika
tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang,
sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya
dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Demikian juga dengan
akhir hidup kita, tidak pernah memandang apakah dia tua, muda,
anak-anak. Setiap saat ajal itu dapat menjemput kita, tanpa ada
pemberitahuan terlebih dahulu. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap
jika ajal menjemput kita? Waspadalah dan berjaga-jagalah. By: Adrianus
Pasasa
awal bulan ketiga, ketika bangun pagi saya mendengar suara seperti
anak ayam. Saya cepat-sepat menuju jendela untuk melihat ke arah
kandang, ternyata telur sejumlah sebelas butir yang dierami sudah
menetas semua. Ungkapan syukur meluncur dari mulut kami sekeluarga.
Anak-anak bebek ini seakan membawa kesenangan tersendiri bagi kami,
tiap pagi kami beri makan. Sebulan sudah anak-anak bebek itu
berkeliaran di kandang samping rumah kami, tetapi suatu pagi kami
kaget karena induk bebek sudah raib dari kandang. Kami tidak tahu apa
yang terjadi pada malam itu, apa ada yang curi atau dimakan binatang
liar. Pagi itu kami berusaha mencari di sekitar rumah kami tetapi
tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Ya sudahlah, kami merelahkan!
Tetapi berselang satu minggu, sore itu terjadi kejadian lagi, tiga
anak bebek tiba-tiba raib dari kandang. Kami pun berusaha mencari,
tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan anak bebek itu. Kami pun terus
berharap dan menunggu siapa tahu induk dan anak ayam itu dapat
kembali.
Hidup manusia tidak jauh beda dengan bebek itu, setiap saat bisa
hilang tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Seandainya ada
pemberitahuan bahwa bebek-bebek itu akan ada yang curi, pasti kami
akan siaga, supaya bebek itu tidak hilang. Pada saat semua kelihatan
baik, saat itulah bebek-bebek itu hilang. Firman Tuhan mengingatkan
kita semua untuk berjaga-jaga. "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu
tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika
tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang,
sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya
dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Demikian juga dengan
akhir hidup kita, tidak pernah memandang apakah dia tua, muda,
anak-anak. Setiap saat ajal itu dapat menjemput kita, tanpa ada
pemberitahuan terlebih dahulu. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap
jika ajal menjemput kita? Waspadalah dan berjaga-jagalah. By: Adrianus
Pasasa