Sudah dua tahun HUT kemerdekaan RI bertepatan dengan bulan puasa umat
Islam. Jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, dua tahun
terakhir perayaan kurang begitu meriah, karena banyak hal-hal yang
tidak dapat dilakukan untuk menghormati umat Islam yang sedang
menjalankan ibadah puasa. Misalnya saja lomba makan krupuk, tidak bisa
dilaksanakan karena sedang puasa. Bangsa kita telah merdeka 67 tahun,
tetapi belum semua rakyat Indonesia dapat menikmati kemerdekaan itu.
Tiap hari kita disuguhi berita-berita yang memilikan hati, kemiskinan,
kemerosotan moral, korupsi, kejahatan, pembunuhan, pemerkosaan, demo
menuntut keadilan, perang antar suku, perang antar kelompok, tawuran
pelajar dan mahasiswa, dan masih banyak lagi, persoalan-persoalan yang
melilit bangsa yang sudah merdeka 67 tahun ini. Menjadi perenungan
kita bersama adalah di mana letak kesalahannya?
Sebagai pengikut Kristus yang lahir di negeri ini tidak bisa
dipisahkan dari bangsa ini, kita adalah bagian dari bangsa ini. Jangan
kita bertanya saya sudah sekian tahun hidup ditengah-tengah bangsa
ini, apa yang telah bangsa ini berikan kepadaku, tetapi marilah kita
mengatakan sudah sekian lama saya hidup di tengah bangsa ini, apa yang
telah saya berikan untuk kemajuan bangsaku. Mulailah dari hal-hal
sederhana tetapi dapat membawa dampak yang luar biasa bagi bangsa ini.
Mari kita belajar dari Nehemia yang mau menangisi dan berkabung atas
bangsanya. Nehemia berdoa dan berpuasa, mendoakan bangsanya siang dan
malam mohon pengampunan atas dosa yang telah dilakukan Israel. Tidak
hanya mendoakan bangsanya, Nehemia juga mendoakan kaum keluarganya,
Nehemia memohon pengampunan atas dosa-dosa yang dilakukan kaum
keluarganya (Nehemia 1:1-11).
Seperti Nehemia peduli akan bangsanya, marilah kita mulai peduli
dengan bangsa kita. Coba kita renungkan, setelah sekian tahun merdeka
kenapa bangsa kita masih terus dalam keadaan terpuruk, miskin,
dilecehkan bangsa lain, dan lain sebagainya. Mungkin suara kita tidak
akan pernah didengar, ketika kita berterian-terian di luar sana,
tetapi kita tetap dapat ambil bagian untuk kemajuan bangsa ini.
Mulailah dengan menangisi dosa bangsa kita, doakan para pengambil
kebijakan dalam pemerintahan, supaya di dalam memutuskan segala
sesuatu dapat membawa dampak yang baik bagi rakyat. Ambil waktu khusus
untuk berpuasa bagi bangsa kita, doakan siang dan malam. Ingat bahwa
doa kita tidak akan sia-sia, yakinlah bahwa apa yang didoakan akan
berdampak bagi kemajuan bangsa kita. Ingat janji firman Tuhan bahwa
doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar
kuasanya (Yakobus 5:16). TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi
doa orang benar didengar-Nya (Amsal 15:29). Jika semua orang percaya
di Indonesia berkomitmen mendoakan bangsa ini, berpuasa untuk bangsa
ini, niscaya bangsa ini pasti mengalami perubahan ke arah yang lebih
baik dan menjadi bangsa yang takut akan Tuhan. By: Adrianus Pasasa
Islam. Jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, dua tahun
terakhir perayaan kurang begitu meriah, karena banyak hal-hal yang
tidak dapat dilakukan untuk menghormati umat Islam yang sedang
menjalankan ibadah puasa. Misalnya saja lomba makan krupuk, tidak bisa
dilaksanakan karena sedang puasa. Bangsa kita telah merdeka 67 tahun,
tetapi belum semua rakyat Indonesia dapat menikmati kemerdekaan itu.
Tiap hari kita disuguhi berita-berita yang memilikan hati, kemiskinan,
kemerosotan moral, korupsi, kejahatan, pembunuhan, pemerkosaan, demo
menuntut keadilan, perang antar suku, perang antar kelompok, tawuran
pelajar dan mahasiswa, dan masih banyak lagi, persoalan-persoalan yang
melilit bangsa yang sudah merdeka 67 tahun ini. Menjadi perenungan
kita bersama adalah di mana letak kesalahannya?
Sebagai pengikut Kristus yang lahir di negeri ini tidak bisa
dipisahkan dari bangsa ini, kita adalah bagian dari bangsa ini. Jangan
kita bertanya saya sudah sekian tahun hidup ditengah-tengah bangsa
ini, apa yang telah bangsa ini berikan kepadaku, tetapi marilah kita
mengatakan sudah sekian lama saya hidup di tengah bangsa ini, apa yang
telah saya berikan untuk kemajuan bangsaku. Mulailah dari hal-hal
sederhana tetapi dapat membawa dampak yang luar biasa bagi bangsa ini.
Mari kita belajar dari Nehemia yang mau menangisi dan berkabung atas
bangsanya. Nehemia berdoa dan berpuasa, mendoakan bangsanya siang dan
malam mohon pengampunan atas dosa yang telah dilakukan Israel. Tidak
hanya mendoakan bangsanya, Nehemia juga mendoakan kaum keluarganya,
Nehemia memohon pengampunan atas dosa-dosa yang dilakukan kaum
keluarganya (Nehemia 1:1-11).
Seperti Nehemia peduli akan bangsanya, marilah kita mulai peduli
dengan bangsa kita. Coba kita renungkan, setelah sekian tahun merdeka
kenapa bangsa kita masih terus dalam keadaan terpuruk, miskin,
dilecehkan bangsa lain, dan lain sebagainya. Mungkin suara kita tidak
akan pernah didengar, ketika kita berterian-terian di luar sana,
tetapi kita tetap dapat ambil bagian untuk kemajuan bangsa ini.
Mulailah dengan menangisi dosa bangsa kita, doakan para pengambil
kebijakan dalam pemerintahan, supaya di dalam memutuskan segala
sesuatu dapat membawa dampak yang baik bagi rakyat. Ambil waktu khusus
untuk berpuasa bagi bangsa kita, doakan siang dan malam. Ingat bahwa
doa kita tidak akan sia-sia, yakinlah bahwa apa yang didoakan akan
berdampak bagi kemajuan bangsa kita. Ingat janji firman Tuhan bahwa
doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar
kuasanya (Yakobus 5:16). TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi
doa orang benar didengar-Nya (Amsal 15:29). Jika semua orang percaya
di Indonesia berkomitmen mendoakan bangsa ini, berpuasa untuk bangsa
ini, niscaya bangsa ini pasti mengalami perubahan ke arah yang lebih
baik dan menjadi bangsa yang takut akan Tuhan. By: Adrianus Pasasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar