Judul : Iman Sejati
Nats : Ibrani 12:1-17
Saudara2 Ibrani pasal 12:1-11, akan saya bacakan bagi saudara-saudara sekalian....
PENDAHULUANMinggu pagi seorang Bapak dengan muka yang muram datang kepada pendetanya. Kemudian ia berkata, “Mulai sekarang saya tidak akan menjadi orang Kristen lagi! Buat apa menjadi orang Kristen jika hanya musibah, kegagalan dan kemalangan yang saya alami. Sejak saya dibabtis dan menjadi orang percaya, hasil panen saya merosot, anak sakit-sakitan, saya tidak disenangi dengan tetangga. Buat apa jadi orang Kristen, buat apa percaya kepada Yesus kalau hanya kesusahan yang saya dapatkan! Katanya saya anak-Nya, tetapi apa yang saya dapatkan sebagai anak? Mulai sekarang saya tidak akan percaya kepada Allah orang Kristen!” dengan perasaan kesal dan tanpa memberi kesempatan kepada pendeta-Nya untuk menanggapinya, ia pergi meninggalkan pendeta itu.
Saudaraku, pergumulan iman seperti ini bisa terjadi kepada siapa saja. Dalam pergumulan yang berat, sering kali kita bertanya, ”mengapa itu terjadi pada saya?” dan karena kurangnya pemahaman tentang iman sejati itu seorang anak Tuhan dapat mundur dari imannya.
Saudaraku, seandainya setiap orang percaya memiliki dan mengerti arti iman sejati itu, maka pasti ia akan tetap teguh dan tabah dalam menghadapi persoalan-persoalan yang datang menerpa kehidupannya.
Jika demikian apa arti iman sejati itu? Bagaimana memilikinya!
1. Iman sejati adalah iman yang kudus
Iman yang kudus adalah iman yang terus berjuang untuk menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi. Saudara yang terkasih, ada seorang ibu yang selalu tekun memperhatikan seragam sekolah anaknya. Setiap pulang sekolah baju anaknya selalu diperiksa, jika ada noda kotoran langsung ia bersihkan. Tujuannya supaya baju anaknya selalu kelihatan bersih dan warnanya tetap putih cemerlang, sehingga setiap orang yang memandangnya akan merasa kagum. Tuhan juga menghendaki hidup kita selalu bersih dari hal-hal yang Tuhan tidak kehendaki. Kita harus hidup dalam kekudusan karena disekitar kita banyak orang yang melihat kita. Tuhan tidak menghendaki kita menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, Tuhan tidak menghendaki tidak ada kekudusan dalam hidup kita, Tuhan tidak menghendaki tumbuh akar pahit di dalam diri kita, Tuhan tidak menghendaki ada percabulan dan nafsu rendah dalam hidup kita, karena kesemuannya itu dapat menyebabkan kita jatuh dalam dosa dan jauh dari kekudusan hidup.
Pendengar RCK yang diaksihi Tuhan Yesus, ingat! dosa adalah penghalang yang merintangi kita untuk datang kepada-Nya. Kadang tanpa kita sadari dosa itu telah membutakan mata hati kita. Dosa itu akan memisahkan kita dari Allah yang kudus. Jika saudara dan saya telah melakukan dosa, dosa itu jangan disembunyikan, mungkin kita berkata orang lain tidak tahu tetapi ingat! Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Allah. Kalau dosa itu tidak diselesaikan, maka dosa itu akan selalu dan selalu menjadi rintangan dan penghalang untuk beriman dan hidup tekun di dalam Tuhan. Pagi ini firman Tuhan kembali mengingatkan supaya saudara dan saya menanggalkan segala sesuatu yang menjadi beban dan dosa, di ayat 1b dikatakan marilah kita membuang semua yang memberatkan kita dan dosa yang terus melekat pada kita (versi BIS). Tuhan menghendaki kita memiliki iman yang kudus yaitu iman yang terus berjuang untuk menanggalkan semua yang memberatkan dan menanggalkan semua dosa yang melekat pada diri kita, kenapa harus ditanggalkan? Sebab dosa itu begitu merintangi kita. Setelah kita menerima Yesus sebagai Juruselamat, maka kita sudah hidup dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, oleh karena itu jika saudara dan saya sengaja berbuat dosa padahal kita sudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka (Ibrani 10: 26-27)
2. Iman sejati adalah iman yang tertuju kepada Yesus
Iman sejati adalah yang hanya tertuju kepada Yesus atau iman sebagai perlombaan. Dalam melakukan perlombaan itu mata kita harus tertuju kepada Yesus. Tertuju kepada Yesus berarti menjadikan Yesus sebagai prioritas utama dan sebagai sumber teladan dan sumber inspirasi dalam hidup ini. Hanya Yesus yang dapat membawa dan memimpin iman kita menuju kepada kesempurnaan (iman yang sejati). Iman yang sempurna akan membawa kita untuk bergantung total kepada Yesus
Untuk menjaga kesegaran tubuh, beberapa waktu ini saya memutuskan untuk lari pagi. Waktu memulai berlari saya mendengar bunyi yang sangat keras. Setelah mencari-cari ternyata suara itu berasal dari tabrakan sepeda motor dengan angkot. Menurut informasi dari saksi mata di tempat kejadian ternyata si pengendara motor keasikan melirik sesuatu ke kiri dan kanan sehingga pandangannya tidak fokus melihat ke depan.
Aplikasi:
Saudaraku, demikian juga halnya kita orang percaya yang saat ini sedang melakukan perlombaan dengan satu tujuan yaitu mencapai iman yang sejati. Untuk mencapai hal tersebut, satu-satunya jalan adalah memiliki pandangan yang tertuju dan terfokus pada Yesus. Dengan kata lain kita harus menjadikan Yesus sebagai prioritas yang utama dalam hidup kita. Mengapa demikian, karena hanya Yesus yang mampu membawa kita untuk mencapai kesempurnaan (iman sejati), tidak ada yang lain. Sangat jelas di katakan pada ayat 2b bahwa untuk memimpin dan membawa kita kepada kesempurnaan, Tuhan Yesus telah mengabaikan kehinaan, Dia tekun memikul salib, Dia tekun menanggung bantahan, mengapa Yesus lakukan semua itu? itu semua Dia lakukan supaya kita tidak lemah dan putus asa. Alkitab berkata (1 Petrus 2:24), ia sendiri memikul dosa kita di dalam tubuhnya di kayu salib. Jadi dosa kitalah yang dipikul-Nya. Mungkin kita saat ini sedang menghadapi beban dosa yang berat, tetapi ingat! Apa yang kita alami tidak belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang telah Tuhan Yesus lakukan bagi keselamatan kita. Firman Tuhan pada ayat 4 berkata ”dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Saudaraku yang terkasih, jika kita mau memiliki iman yang sejati, maka apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita rencanakan dan apapun yang kita lakukan semuannya hanya terfokus pada Yesus.
3. Iman sejati adalah iman yang memerlukan latihan (tidak pasif)
Iman sejati adalah iman yang rela diajar oleh Tuhan atau iman yang selalu dibaharui lewat latihan-latihan dari Tuhan. Di dalam mengikut Tuhan, terkadang Tuhan ijinkan persoalan-persoalan itu terjadi. Namun batin kita kadang memprotes. Mengapa, Tuhan ijinkan, Bukankah Tuhan itu baik? Ketika Tuhan izinkan persoalan-persoalan itu terjadi di dalam hidup kita, terkadang sukar sekali bagi kita untuk mengerti kehendak Allah. Kadangkala Allah membawa kita ke dalam persoalan-persoalan hidup yang sukar untuk kita pahami. Namun di sinilah iman kita diuji melalui kesulitan dan tantangan hidup. Kalau begitu apa maksud Tuhan?
a Tuhan sedang mendidik anak-Nya
Sebagai anak-anak-Nya, Tuhan mendidik supaya kita semakin dewasa dalam iman. Tuhan terkadang mengijinakan persoalan-persoalan itu kita alami karena pada hakekatnya Tuhan mengasihi kita dan menganggap kita sebagai anaknya, pada ayat 7 dikatakan jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Jadi jangan kita putus asa dan mundur, karena Tuhan sedang mendidik saudara dan saya sebagai anak-Nya, pada ayat 5b-6, juga dikatakan, janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya karena Ia menghajar orang yang dikasihi-Nya dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Ilustrasi
Terkadang saya merenung dan membayangkan waktu menghajar anak saya yang masih sekolah di TK. Waktu itu saya jemput dia dari pulang sekolah, tanpa sepengetahuan saya dia mengambil mainan di tempat penjual mainan di pinggiran sekolah. Bagi anak saya hal itu mungkin dianggap biasa, karena dari segi umur dia masih kecil dan belum tahu kalau apa yang dia lakukan itu salah. Tetapi bagi saya sebagai Bapaknya, perbuatannya itu suatu pelanggaran dan saya harus bertindak untuk memperingati dan menghajar dia. Saya lakukan itu karena saya menyayangi anak saya.
Aplikasi
Pendengar RCK yang terkasih, karena kita diakui sebagai anak-Nya, maka Dia akan mendidik kita di dalam kasih-Nya. Bersyukurlah kalau Tuhan masih memperingatkan dan memberikan ganjaran. Di ayat 8 dikatakan, jikalau kamu bebas dari ganjaran yang harus di derita setiap orang, maka kamu bukanlah anak tetapi anak-anak gampangan. Kalau orang tua memperingati dan memberikan ganjaran kepada kita dan kita masih tetap menghormatinya. Bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita beroleh hidup. Orang tua kita mendidik kita dalam waktu yang pendek dan terbatas berdasarkan apa yang mereka anggap baik, tetapi Allah mengajar kita untuk kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat mendapat bagian di dalam kekudusan-Nya. jadi tujuan Allah mendidik kita supaya kita mendapat bagian di dalam kekudusan-Nya. Saudaraku, ketika Tuhan mengijinkan persoalan menghampiri hidupmu, jangan pernah putus asa karena di dalam setiap latihan itu, Tuhan mempunyai rencana yang indah bagimu. Dan sebaliknya, apabila saudara dan saya tidak pernah mendapat peringatan dan latihan dari Tuhan, perlu direnungkan kembali apakah Tuhan masih menganggap saudara dan saya sebgai anak-Nya, jangan-jangan Tuhan sudah membiarkan saudara dan saya.
b Buah dari hasil didikan
Dalam setiap latihan tentu ada hasil. Walaupun selama mengikuti pelatihan banyak hal yang tidak menyenangkan entah itu peringatan, hukuman, ganjaran, dan semua itu tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Pendengar RCK yang terkasih, kadang kita merasa berat sekali melewati pelatihan-pelatihan yang Tuhan berikan. Ingat! Petani ketika baru mulai membajak, menanam, dan memelihara tentu sangat melelahkan tetapi ketika tiba saatnya untuk panen tentu hatinya akan bersukacita atau seorang ibu yang berjuang melahirkan anaknya tentu akan mengalami kesakitan yang sangat, tetapi ketika anaknya lahir semua kesakitan itu diganti dengan sukacita. Buah-buah dari pelatihan yang Tuhan ijinkan terjadi adalah kebenaran yang memberikan sukacita.
PENUTUP
Saudaraku, Tuhan tidak pernah menjamin hidup umat-Nya bebas dari masalah. Tetapi Tuhan selalu memberikan jalan keluar. Jika kita ingin memiliki iman yang sejati, maka kita akan selalu berjuang untuk hidup kudus, punya pandangan yang selalu tertuju kepada Yesus, dan memiliki hati yang rela dibentuk dan siap diperbaharui oleh Tuhan. Maukah saudara memiliki iman sejati? Mulailah dengan hidup kudus, buang setiap masalah dan keraguan dalam hidupmu, arahkan pandanganmu kepada Yesus dan miliki Yesus dalam hidupmu, serta miliki hati yang siap dibentuk.
Yakinlah jika saudara melakukan seperti itu, maka saudara akan memiliki iman sejati serta menikmati persekutuan yang indah dengan Tuhan. Amin
Nats : Ibrani 12:1-17
Saudara2 Ibrani pasal 12:1-11, akan saya bacakan bagi saudara-saudara sekalian....
PENDAHULUANMinggu pagi seorang Bapak dengan muka yang muram datang kepada pendetanya. Kemudian ia berkata, “Mulai sekarang saya tidak akan menjadi orang Kristen lagi! Buat apa menjadi orang Kristen jika hanya musibah, kegagalan dan kemalangan yang saya alami. Sejak saya dibabtis dan menjadi orang percaya, hasil panen saya merosot, anak sakit-sakitan, saya tidak disenangi dengan tetangga. Buat apa jadi orang Kristen, buat apa percaya kepada Yesus kalau hanya kesusahan yang saya dapatkan! Katanya saya anak-Nya, tetapi apa yang saya dapatkan sebagai anak? Mulai sekarang saya tidak akan percaya kepada Allah orang Kristen!” dengan perasaan kesal dan tanpa memberi kesempatan kepada pendeta-Nya untuk menanggapinya, ia pergi meninggalkan pendeta itu.
Saudaraku, pergumulan iman seperti ini bisa terjadi kepada siapa saja. Dalam pergumulan yang berat, sering kali kita bertanya, ”mengapa itu terjadi pada saya?” dan karena kurangnya pemahaman tentang iman sejati itu seorang anak Tuhan dapat mundur dari imannya.
Saudaraku, seandainya setiap orang percaya memiliki dan mengerti arti iman sejati itu, maka pasti ia akan tetap teguh dan tabah dalam menghadapi persoalan-persoalan yang datang menerpa kehidupannya.
Jika demikian apa arti iman sejati itu? Bagaimana memilikinya!
1. Iman sejati adalah iman yang kudus
Iman yang kudus adalah iman yang terus berjuang untuk menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi. Saudara yang terkasih, ada seorang ibu yang selalu tekun memperhatikan seragam sekolah anaknya. Setiap pulang sekolah baju anaknya selalu diperiksa, jika ada noda kotoran langsung ia bersihkan. Tujuannya supaya baju anaknya selalu kelihatan bersih dan warnanya tetap putih cemerlang, sehingga setiap orang yang memandangnya akan merasa kagum. Tuhan juga menghendaki hidup kita selalu bersih dari hal-hal yang Tuhan tidak kehendaki. Kita harus hidup dalam kekudusan karena disekitar kita banyak orang yang melihat kita. Tuhan tidak menghendaki kita menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, Tuhan tidak menghendaki tidak ada kekudusan dalam hidup kita, Tuhan tidak menghendaki tumbuh akar pahit di dalam diri kita, Tuhan tidak menghendaki ada percabulan dan nafsu rendah dalam hidup kita, karena kesemuannya itu dapat menyebabkan kita jatuh dalam dosa dan jauh dari kekudusan hidup.
Pendengar RCK yang diaksihi Tuhan Yesus, ingat! dosa adalah penghalang yang merintangi kita untuk datang kepada-Nya. Kadang tanpa kita sadari dosa itu telah membutakan mata hati kita. Dosa itu akan memisahkan kita dari Allah yang kudus. Jika saudara dan saya telah melakukan dosa, dosa itu jangan disembunyikan, mungkin kita berkata orang lain tidak tahu tetapi ingat! Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Allah. Kalau dosa itu tidak diselesaikan, maka dosa itu akan selalu dan selalu menjadi rintangan dan penghalang untuk beriman dan hidup tekun di dalam Tuhan. Pagi ini firman Tuhan kembali mengingatkan supaya saudara dan saya menanggalkan segala sesuatu yang menjadi beban dan dosa, di ayat 1b dikatakan marilah kita membuang semua yang memberatkan kita dan dosa yang terus melekat pada kita (versi BIS). Tuhan menghendaki kita memiliki iman yang kudus yaitu iman yang terus berjuang untuk menanggalkan semua yang memberatkan dan menanggalkan semua dosa yang melekat pada diri kita, kenapa harus ditanggalkan? Sebab dosa itu begitu merintangi kita. Setelah kita menerima Yesus sebagai Juruselamat, maka kita sudah hidup dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, oleh karena itu jika saudara dan saya sengaja berbuat dosa padahal kita sudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka (Ibrani 10: 26-27)
2. Iman sejati adalah iman yang tertuju kepada Yesus
Iman sejati adalah yang hanya tertuju kepada Yesus atau iman sebagai perlombaan. Dalam melakukan perlombaan itu mata kita harus tertuju kepada Yesus. Tertuju kepada Yesus berarti menjadikan Yesus sebagai prioritas utama dan sebagai sumber teladan dan sumber inspirasi dalam hidup ini. Hanya Yesus yang dapat membawa dan memimpin iman kita menuju kepada kesempurnaan (iman yang sejati). Iman yang sempurna akan membawa kita untuk bergantung total kepada Yesus
Untuk menjaga kesegaran tubuh, beberapa waktu ini saya memutuskan untuk lari pagi. Waktu memulai berlari saya mendengar bunyi yang sangat keras. Setelah mencari-cari ternyata suara itu berasal dari tabrakan sepeda motor dengan angkot. Menurut informasi dari saksi mata di tempat kejadian ternyata si pengendara motor keasikan melirik sesuatu ke kiri dan kanan sehingga pandangannya tidak fokus melihat ke depan.
Aplikasi:
Saudaraku, demikian juga halnya kita orang percaya yang saat ini sedang melakukan perlombaan dengan satu tujuan yaitu mencapai iman yang sejati. Untuk mencapai hal tersebut, satu-satunya jalan adalah memiliki pandangan yang tertuju dan terfokus pada Yesus. Dengan kata lain kita harus menjadikan Yesus sebagai prioritas yang utama dalam hidup kita. Mengapa demikian, karena hanya Yesus yang mampu membawa kita untuk mencapai kesempurnaan (iman sejati), tidak ada yang lain. Sangat jelas di katakan pada ayat 2b bahwa untuk memimpin dan membawa kita kepada kesempurnaan, Tuhan Yesus telah mengabaikan kehinaan, Dia tekun memikul salib, Dia tekun menanggung bantahan, mengapa Yesus lakukan semua itu? itu semua Dia lakukan supaya kita tidak lemah dan putus asa. Alkitab berkata (1 Petrus 2:24), ia sendiri memikul dosa kita di dalam tubuhnya di kayu salib. Jadi dosa kitalah yang dipikul-Nya. Mungkin kita saat ini sedang menghadapi beban dosa yang berat, tetapi ingat! Apa yang kita alami tidak belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang telah Tuhan Yesus lakukan bagi keselamatan kita. Firman Tuhan pada ayat 4 berkata ”dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Saudaraku yang terkasih, jika kita mau memiliki iman yang sejati, maka apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita rencanakan dan apapun yang kita lakukan semuannya hanya terfokus pada Yesus.
3. Iman sejati adalah iman yang memerlukan latihan (tidak pasif)
Iman sejati adalah iman yang rela diajar oleh Tuhan atau iman yang selalu dibaharui lewat latihan-latihan dari Tuhan. Di dalam mengikut Tuhan, terkadang Tuhan ijinkan persoalan-persoalan itu terjadi. Namun batin kita kadang memprotes. Mengapa, Tuhan ijinkan, Bukankah Tuhan itu baik? Ketika Tuhan izinkan persoalan-persoalan itu terjadi di dalam hidup kita, terkadang sukar sekali bagi kita untuk mengerti kehendak Allah. Kadangkala Allah membawa kita ke dalam persoalan-persoalan hidup yang sukar untuk kita pahami. Namun di sinilah iman kita diuji melalui kesulitan dan tantangan hidup. Kalau begitu apa maksud Tuhan?
a Tuhan sedang mendidik anak-Nya
Sebagai anak-anak-Nya, Tuhan mendidik supaya kita semakin dewasa dalam iman. Tuhan terkadang mengijinakan persoalan-persoalan itu kita alami karena pada hakekatnya Tuhan mengasihi kita dan menganggap kita sebagai anaknya, pada ayat 7 dikatakan jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Jadi jangan kita putus asa dan mundur, karena Tuhan sedang mendidik saudara dan saya sebagai anak-Nya, pada ayat 5b-6, juga dikatakan, janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya karena Ia menghajar orang yang dikasihi-Nya dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Ilustrasi
Terkadang saya merenung dan membayangkan waktu menghajar anak saya yang masih sekolah di TK. Waktu itu saya jemput dia dari pulang sekolah, tanpa sepengetahuan saya dia mengambil mainan di tempat penjual mainan di pinggiran sekolah. Bagi anak saya hal itu mungkin dianggap biasa, karena dari segi umur dia masih kecil dan belum tahu kalau apa yang dia lakukan itu salah. Tetapi bagi saya sebagai Bapaknya, perbuatannya itu suatu pelanggaran dan saya harus bertindak untuk memperingati dan menghajar dia. Saya lakukan itu karena saya menyayangi anak saya.
Aplikasi
Pendengar RCK yang terkasih, karena kita diakui sebagai anak-Nya, maka Dia akan mendidik kita di dalam kasih-Nya. Bersyukurlah kalau Tuhan masih memperingatkan dan memberikan ganjaran. Di ayat 8 dikatakan, jikalau kamu bebas dari ganjaran yang harus di derita setiap orang, maka kamu bukanlah anak tetapi anak-anak gampangan. Kalau orang tua memperingati dan memberikan ganjaran kepada kita dan kita masih tetap menghormatinya. Bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita beroleh hidup. Orang tua kita mendidik kita dalam waktu yang pendek dan terbatas berdasarkan apa yang mereka anggap baik, tetapi Allah mengajar kita untuk kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat mendapat bagian di dalam kekudusan-Nya. jadi tujuan Allah mendidik kita supaya kita mendapat bagian di dalam kekudusan-Nya. Saudaraku, ketika Tuhan mengijinkan persoalan menghampiri hidupmu, jangan pernah putus asa karena di dalam setiap latihan itu, Tuhan mempunyai rencana yang indah bagimu. Dan sebaliknya, apabila saudara dan saya tidak pernah mendapat peringatan dan latihan dari Tuhan, perlu direnungkan kembali apakah Tuhan masih menganggap saudara dan saya sebgai anak-Nya, jangan-jangan Tuhan sudah membiarkan saudara dan saya.
b Buah dari hasil didikan
Dalam setiap latihan tentu ada hasil. Walaupun selama mengikuti pelatihan banyak hal yang tidak menyenangkan entah itu peringatan, hukuman, ganjaran, dan semua itu tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Pendengar RCK yang terkasih, kadang kita merasa berat sekali melewati pelatihan-pelatihan yang Tuhan berikan. Ingat! Petani ketika baru mulai membajak, menanam, dan memelihara tentu sangat melelahkan tetapi ketika tiba saatnya untuk panen tentu hatinya akan bersukacita atau seorang ibu yang berjuang melahirkan anaknya tentu akan mengalami kesakitan yang sangat, tetapi ketika anaknya lahir semua kesakitan itu diganti dengan sukacita. Buah-buah dari pelatihan yang Tuhan ijinkan terjadi adalah kebenaran yang memberikan sukacita.
PENUTUP
Saudaraku, Tuhan tidak pernah menjamin hidup umat-Nya bebas dari masalah. Tetapi Tuhan selalu memberikan jalan keluar. Jika kita ingin memiliki iman yang sejati, maka kita akan selalu berjuang untuk hidup kudus, punya pandangan yang selalu tertuju kepada Yesus, dan memiliki hati yang rela dibentuk dan siap diperbaharui oleh Tuhan. Maukah saudara memiliki iman sejati? Mulailah dengan hidup kudus, buang setiap masalah dan keraguan dalam hidupmu, arahkan pandanganmu kepada Yesus dan miliki Yesus dalam hidupmu, serta miliki hati yang siap dibentuk.
Yakinlah jika saudara melakukan seperti itu, maka saudara akan memiliki iman sejati serta menikmati persekutuan yang indah dengan Tuhan. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar