Judul : Segala sesuatu adalah milik Allah
Nats : Lukas 20:20-26 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36
Tujuan : supaya pendengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan apa yang menjadi miliknya harus dikembalikan kpadaNya.
Pendahuluan
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksikan baik melalui media massa, radio, internet, maupun TV berita tentang penyergapan para pelaku terorisme oleh pihak kepolisian. Namanya juga teroris mereka punya ide yang cerdik sehingga mereka sulit sekali untuk di deteksi keberadaannya. Mereka selalu menyamar, mereka hidup ditengah-tengah masyarakat tanpa diketahui kalau mereka itu teroris. Polisi juga tidak kehilangan akal mereka mengirim mata-mata yang menyamar untuk menyelidiki keberadaan terorisme.
Sama halnya dengan Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala yang sekian lama mau menangkap Yesus dengan berbagai tuduhan, tetapi setiap usaha mereka selalu menuai kegagalan. Dalam perikop ini para ahli-ahli taurat merasa bahwa merekalah yang dimasud dengan perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus. Mereka lalu mengirim mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, tujuannya untuk menjerat Yesus. Mereka telah menyiapkan suatu pertanyaan yang mematikan dan menurut pemikiran mereka dengan pertanyaan ini mereka dapat menangkap dan menyerahkan Tuhan Yesus kepada wewenang dan kuasa wali negeri.
Saudaraku, hal seperti ini bisa saja terjadi dalam kehidupan kita dan tidak menutup kemungkinan kita pernah melakukannya. Kita berusaha menampilkan hidup ini seolah-olah tidak bercela alias suci, namun pada kenyataannya hidup kita tidak ubahnya seperti para ahli-ahli taurat ini. Kita memakai topeng kekristenan tetapi hidup kita tidak mencerminkan hidup orang kristen yang sungguh-sungguh.
Saudaraku, seandainya kita mengerti pesan yang terkandung di dalam perkataan Tuhan Yesus, maka kita pun akan menyadari bahwa semua adalah milik Allah.
Jika demikian pesan apa yang ingin Tuhan Yesus sampaikan?
Penguraian:
Saudaraku, dalam ayat 22 mereka bertanya apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak? Jelas-jelas pertanyaan ini adalah suatu jebakan. Jika Yesus menjawab bayarlah pajak kepada kaisar, berarti Yesus berpihak kepada penjajah dan jelas itu bertentangan dengan orang Israel. Mereka telah menaruh pengharapan bahwa Yesus akan menyatakan diriNya sebagai Mesias yang akan membebaskan Israel dari orang-orang Romawi. Orang Israel pada umumnya berkeberatan dan hanya membayar pajak karena paksaan. Orang Israel hanya mengakui Allah sebagai Raja dan bahwa kehidupan sosial dan politik harus dikendalikan sesuai dengan hukum agama. Jika Yesus menjawab jangan bayar pajak kepada kaisar, berarti Yesus menantang dan melawan pemerintah. Dengan demikian mereka bisa mengadukan Yesus kepada pembesar-pembesar Romawi dan pastilah Yesus ditangkap. Jadi apapun pilihannya semuanya menjatuhkan Yesus.
Tetapi apa yang menjadi jawaban Yesus, pada ayat 24-25 dikatakan: Yesus menjawab, Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. Jawaban Yesus ini mengandung beberapa pesan, yaitu:
Yesus mau membuka kedok kemunafikan orang Farisi.
Mengakui solidaritas sebagai umat Allah yang tertindas, tetapi tidak malu juga berbisnis dengan uang terbitan kaisar romawi dan bergandengan tangan dengan penjajah jika menguntungkan mereka. Mereka bermoral ganda, menjadi suci di bait Allah dan ikut bermain kotor di luar.
Saudaraku, hal inipun tidak luput dari hidup kita, sesuatu hal yang menguntungkan bisa kita lakukan walaupun itu bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan. Banyak orang mau jadi kristen karena ada bantuan, bukan karena Yesus.
Kadang tak ubahnya hidup kita pun seperti orang Farisi yang kelihatan suci namun penuh dengan kemunafikan. Kita menasehati orang tetapi kita sendiri yang menjadi pelakunya. Saudaraku, orang munafik selalu memakai topeng dan dibalik topeng itulah terdapat kepura-puraan, kebohongan. Saudaraku, berbicara tentang kebohongan saya membaca satu artikel dalam renungan harian dimana dsalah satu universitas (Fakultas kedokteran Temple University) pernah mengadakan penelitian menarik tentang kebohongan. Mereka membentuk dua kelompok, kelompok pertama diminta untuk menceritakan suatu kebohongan dan kelompok yang kedua diminta untuk berkata benar. Selama aktivitas itu, respon otak mereka dianalisa dengan mesin MRI . hasilnya cukup mencengangkan! Ternyata kelompok pembohong mengaktifkan sembilan area diotaknya, sedangkan orang yang berkata jujur hanya memakai empat area. Untuk berdusta ternyata otak bekerja dua kali lebih keras. Ternyata berbohong itu mahal ongkosnya, tidak hanya melelahkan otak tetapi juga menambah dosa. Seorang pendusta akan dibenci Tuhan dan tidak dipercaya sesamanya. Firman Tuhan dalam Ibrani 10:26, dikatakan bahwa jika kita telah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran dan kita sengaja berbuat dosa maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, tetapi yang ada adalah kematian yang mengerikan.
Jawaban Yesus merupakan kritik tajam terhadap Kaisar.
Yesus mengkritik kaisar karena kaisar saat itu menuntut melebihi haknya. Seorang kaisar yang seharusnya haknya hanya berhubungan dengan pemerintahan, namun kaisar saat itu ingin mengatur segala as11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!pek kehidupan manusia, termasuk urusan keagamaan. Bahkan lebih dari itu kaisar menuntut dirinya dihormati dan disembah.
Saudaraku, jawaban Yesus ini bukan hanya untuk kaisar tetapi juga untuk diri kita. Terkadang tanpa kita sadari kita pun jatuh dalam dosa kesombongan, merasa diri lebih dari orang lain sehingga orang lain harus tunduk dan menghormati kita. Ketika berhasil dalam pelayanan lupa kepada Sang pemberi keberhasilan itu. Jadi tidak heran jika dalam gereja, lembaga pelayanan, atau dalam kelompok kecil sekalipun muncul kaisar-kaisar yang ingin mendapat penghargaan dan penghormatan. Saudaraku, semua adalah milikNya, maka pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Dia.
Yesus mau menjelaskan bahwa apa yang menjadi milik kaisar adalah bagian dari milik Allah.
Melalui jawaban ini jelas bahwa Tuhan Yesus tidak membagi dua wilayah yaitu wilayah duniawi yang diatur oleh penguasa politik dengan aturan-aturannya sendiri dan wilayah sorgawi yang diatur oleh lembaga-lembaga keagamaan. Pola pembagian wilayah ini merupakan cara berpikir orang Farisi, tetapi hal ini tidak sejalan dengan pola pikir Yesus, bagi Dia milik kaisar juga merupakan bagian dari milik Allah.
Ilustrasi: lingkaran
Penutup:
Saudaraku, pada akhirnya kita harus menyadari bahwa semua adalah miliknya. Seperti dikatakan dalam nats pembimbing (Roma 11:36): Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Saudaraku, ketika kita menyadari bahwa semua adalah miliknya, maka kita pun akan menyadari bahwa hidup kita sepenuhnya adalah milik Tuhan. Apakah saudara dan saya saat ini menyadari hidup kita sepenuhnya adalah milikNya, jika ya maka saudara dan saya tidak perlu memakai topeng lagi.
Nats : Lukas 20:20-26 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36
Tujuan : supaya pendengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan apa yang menjadi miliknya harus dikembalikan kpadaNya.
Pendahuluan
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksikan baik melalui media massa, radio, internet, maupun TV berita tentang penyergapan para pelaku terorisme oleh pihak kepolisian. Namanya juga teroris mereka punya ide yang cerdik sehingga mereka sulit sekali untuk di deteksi keberadaannya. Mereka selalu menyamar, mereka hidup ditengah-tengah masyarakat tanpa diketahui kalau mereka itu teroris. Polisi juga tidak kehilangan akal mereka mengirim mata-mata yang menyamar untuk menyelidiki keberadaan terorisme.
Sama halnya dengan Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala yang sekian lama mau menangkap Yesus dengan berbagai tuduhan, tetapi setiap usaha mereka selalu menuai kegagalan. Dalam perikop ini para ahli-ahli taurat merasa bahwa merekalah yang dimasud dengan perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus. Mereka lalu mengirim mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, tujuannya untuk menjerat Yesus. Mereka telah menyiapkan suatu pertanyaan yang mematikan dan menurut pemikiran mereka dengan pertanyaan ini mereka dapat menangkap dan menyerahkan Tuhan Yesus kepada wewenang dan kuasa wali negeri.
Saudaraku, hal seperti ini bisa saja terjadi dalam kehidupan kita dan tidak menutup kemungkinan kita pernah melakukannya. Kita berusaha menampilkan hidup ini seolah-olah tidak bercela alias suci, namun pada kenyataannya hidup kita tidak ubahnya seperti para ahli-ahli taurat ini. Kita memakai topeng kekristenan tetapi hidup kita tidak mencerminkan hidup orang kristen yang sungguh-sungguh.
Saudaraku, seandainya kita mengerti pesan yang terkandung di dalam perkataan Tuhan Yesus, maka kita pun akan menyadari bahwa semua adalah milik Allah.
Jika demikian pesan apa yang ingin Tuhan Yesus sampaikan?
Penguraian:
Saudaraku, dalam ayat 22 mereka bertanya apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak? Jelas-jelas pertanyaan ini adalah suatu jebakan. Jika Yesus menjawab bayarlah pajak kepada kaisar, berarti Yesus berpihak kepada penjajah dan jelas itu bertentangan dengan orang Israel. Mereka telah menaruh pengharapan bahwa Yesus akan menyatakan diriNya sebagai Mesias yang akan membebaskan Israel dari orang-orang Romawi. Orang Israel pada umumnya berkeberatan dan hanya membayar pajak karena paksaan. Orang Israel hanya mengakui Allah sebagai Raja dan bahwa kehidupan sosial dan politik harus dikendalikan sesuai dengan hukum agama. Jika Yesus menjawab jangan bayar pajak kepada kaisar, berarti Yesus menantang dan melawan pemerintah. Dengan demikian mereka bisa mengadukan Yesus kepada pembesar-pembesar Romawi dan pastilah Yesus ditangkap. Jadi apapun pilihannya semuanya menjatuhkan Yesus.
Tetapi apa yang menjadi jawaban Yesus, pada ayat 24-25 dikatakan: Yesus menjawab, Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. Jawaban Yesus ini mengandung beberapa pesan, yaitu:
Yesus mau membuka kedok kemunafikan orang Farisi.
Mengakui solidaritas sebagai umat Allah yang tertindas, tetapi tidak malu juga berbisnis dengan uang terbitan kaisar romawi dan bergandengan tangan dengan penjajah jika menguntungkan mereka. Mereka bermoral ganda, menjadi suci di bait Allah dan ikut bermain kotor di luar.
Saudaraku, hal inipun tidak luput dari hidup kita, sesuatu hal yang menguntungkan bisa kita lakukan walaupun itu bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan. Banyak orang mau jadi kristen karena ada bantuan, bukan karena Yesus.
Kadang tak ubahnya hidup kita pun seperti orang Farisi yang kelihatan suci namun penuh dengan kemunafikan. Kita menasehati orang tetapi kita sendiri yang menjadi pelakunya. Saudaraku, orang munafik selalu memakai topeng dan dibalik topeng itulah terdapat kepura-puraan, kebohongan. Saudaraku, berbicara tentang kebohongan saya membaca satu artikel dalam renungan harian dimana dsalah satu universitas (Fakultas kedokteran Temple University) pernah mengadakan penelitian menarik tentang kebohongan. Mereka membentuk dua kelompok, kelompok pertama diminta untuk menceritakan suatu kebohongan dan kelompok yang kedua diminta untuk berkata benar. Selama aktivitas itu, respon otak mereka dianalisa dengan mesin MRI . hasilnya cukup mencengangkan! Ternyata kelompok pembohong mengaktifkan sembilan area diotaknya, sedangkan orang yang berkata jujur hanya memakai empat area. Untuk berdusta ternyata otak bekerja dua kali lebih keras. Ternyata berbohong itu mahal ongkosnya, tidak hanya melelahkan otak tetapi juga menambah dosa. Seorang pendusta akan dibenci Tuhan dan tidak dipercaya sesamanya. Firman Tuhan dalam Ibrani 10:26, dikatakan bahwa jika kita telah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran dan kita sengaja berbuat dosa maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, tetapi yang ada adalah kematian yang mengerikan.
Jawaban Yesus merupakan kritik tajam terhadap Kaisar.
Yesus mengkritik kaisar karena kaisar saat itu menuntut melebihi haknya. Seorang kaisar yang seharusnya haknya hanya berhubungan dengan pemerintahan, namun kaisar saat itu ingin mengatur segala as11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!pek kehidupan manusia, termasuk urusan keagamaan. Bahkan lebih dari itu kaisar menuntut dirinya dihormati dan disembah.
Saudaraku, jawaban Yesus ini bukan hanya untuk kaisar tetapi juga untuk diri kita. Terkadang tanpa kita sadari kita pun jatuh dalam dosa kesombongan, merasa diri lebih dari orang lain sehingga orang lain harus tunduk dan menghormati kita. Ketika berhasil dalam pelayanan lupa kepada Sang pemberi keberhasilan itu. Jadi tidak heran jika dalam gereja, lembaga pelayanan, atau dalam kelompok kecil sekalipun muncul kaisar-kaisar yang ingin mendapat penghargaan dan penghormatan. Saudaraku, semua adalah milikNya, maka pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Dia.
Yesus mau menjelaskan bahwa apa yang menjadi milik kaisar adalah bagian dari milik Allah.
Melalui jawaban ini jelas bahwa Tuhan Yesus tidak membagi dua wilayah yaitu wilayah duniawi yang diatur oleh penguasa politik dengan aturan-aturannya sendiri dan wilayah sorgawi yang diatur oleh lembaga-lembaga keagamaan. Pola pembagian wilayah ini merupakan cara berpikir orang Farisi, tetapi hal ini tidak sejalan dengan pola pikir Yesus, bagi Dia milik kaisar juga merupakan bagian dari milik Allah.
Ilustrasi: lingkaran
Penutup:
Saudaraku, pada akhirnya kita harus menyadari bahwa semua adalah miliknya. Seperti dikatakan dalam nats pembimbing (Roma 11:36): Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Saudaraku, ketika kita menyadari bahwa semua adalah miliknya, maka kita pun akan menyadari bahwa hidup kita sepenuhnya adalah milik Tuhan. Apakah saudara dan saya saat ini menyadari hidup kita sepenuhnya adalah milikNya, jika ya maka saudara dan saya tidak perlu memakai topeng lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar