Nats: Matius 14:22-33
Tujuan : Jemaat dapat melihat dan mengenali penyebab rasa kuatir dan
takut dan mencari Kristus sebagai jawaban dalam mengatasi rasa takut
dan kuatir itu.
Ibadah Malam Pujian dan Penyembahan GBIP: Selasa,18 Oktober 2011
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Dalam bacaan kita hari ini, kita melihat suatu peristiwa di mana Yesus
berjalan di atas air. Setelah melakukan mujizat dengan member makan
5000 orang dengan dua ikan dan lima roti, Tuhan Yesus menyuruh orang
banyak untuk pulang dan memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu
dan mendahului-Nya ke seberang. Sementara Dia sendiri naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Yesus berdoa sampai malam, sementara
murid-murid-Nya sudah berlabu beberapa mil dari pantai. Tetapi ada
satu kejadian yang melanda perahu murid-murid-Nya yaitu angin sakal
yang menimbulkan gelombang yang mengombang-ambingkan perahu murid-Nya.
Di tengah perjuangan melawan angin sakal, murid-muriNya diliputi oleh
rasa takut dan kuatir. Ketika Tuhan Yesus menghampiri mereka dengan
berjalan di atas air, apa yang menjadi respon para murid? Mereka
terkejut dan berseru "itu hantu", lalu berteriak-terian karena takut.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, kekuatiran dapat dialami oleh
siapa saja, setiap hari kita dapat menyaksikan kehidupan orang yang
sedang dilanda kekuatiran ada disekitar kita entah itu tetangga,
teman, orang tua, saudara. Mengapa rasa takut dan kuatir itu muncul
dalam diri seseorang? Sebuah artikel mengatakan bahwa rasa kuatir
timbul karena adanya ancaman pada keadaan diri sendiri. Di mana
ancaman ini dapat disebabkan oleh: rasa tak berdaya, rasa terasing,
dan rasa tidak aman. Ketiga hal ini mengancam keadaan diri sendiri .
kondisi inilah yang akan menghasilkan kekuatiran. Hal-hal yang dapat
timbul akibat kekuatiran: kekuatiran akan mempengaruhi tingkat emosi,
kekuatiran akan berpengaruh pada mental, dan kekuatiran juga akan
berdampak pada fisik misalnya sakit penyakit yang mungkin timbul
karena rasa kuatir.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, mungkin tanpa kita sadari pola
kekuatiran yang kita alami juga mengikuti pola seperti ini. Mungkin
ada di antara kita yang mengalami kekuatiran karena menrasa tidak
berdaya. Mungkin kita merasa tak berdaya untuk menjalani hidup ini,
kita merasa takut dan kuatir karena merasa terasing, merasa seorang
diri, ataukah kita merasa kuatir karena merasa taka man…
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, tanpa kita sadari hidup kita juga
tidak jauh berbeda dengan murid-murid Tuhan Yesus. Perahu di sini
dapat menggambarkan kehidupan kita, ketika kita menjalani kehidupan
ini, awalnya di mulai dengan penuh sukacita, namun ditengah perjanan
kita di perhadapkan pada badai persoalan. Bagaimana respon kita?
Ketakutan dan kekuatiran menguasai, sehingga kita tidak mampu lagi
melihat Yesus yang sedang menghampiri untuk menolong kita. Akibatnya,
kita tenggelam dan ditelan oleh badai persoalan. Perhatikan apa yang
terjadi ketika petrus memperhatikan tiupan angin dan bukan
memperhatikan Yesus. Pada saat Petrus memandang Yesus, tidak ada
persoalan dia berjalan di atas air, tetapi ketika tiupan angin
menerpanya, petrus mulai takut dan kuatir, sehingga dia tidak lagi
melihat Yesus dan mulai tenggelam. Pertus menyadari bahwa ia akan
tenggelam, Petrus berseru minta tolong kepada Yesus, maka Yesus segera
mengulurkan tangannya dan menolong Petrus.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, saya tidak tahu apa yang menjadi
persoalan saudara , tetapi percayalah bahwa apapun persoalan yang
melanda hidupmu saat ini, Yesus mengatakan,"jangan Takut, ini Aku"
pandanglah Aku, larilah kepadaKu, minta tolong kepadaKu. Yesus akan
segera mengulurkan tangan-Nya untuk menolong saudara . Mazmur 23:4
mengatakan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak
takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah
yang menghibur aku. Amin
Tujuan : Jemaat dapat melihat dan mengenali penyebab rasa kuatir dan
takut dan mencari Kristus sebagai jawaban dalam mengatasi rasa takut
dan kuatir itu.
Ibadah Malam Pujian dan Penyembahan GBIP: Selasa,18 Oktober 2011
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Dalam bacaan kita hari ini, kita melihat suatu peristiwa di mana Yesus
berjalan di atas air. Setelah melakukan mujizat dengan member makan
5000 orang dengan dua ikan dan lima roti, Tuhan Yesus menyuruh orang
banyak untuk pulang dan memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu
dan mendahului-Nya ke seberang. Sementara Dia sendiri naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Yesus berdoa sampai malam, sementara
murid-murid-Nya sudah berlabu beberapa mil dari pantai. Tetapi ada
satu kejadian yang melanda perahu murid-murid-Nya yaitu angin sakal
yang menimbulkan gelombang yang mengombang-ambingkan perahu murid-Nya.
Di tengah perjuangan melawan angin sakal, murid-muriNya diliputi oleh
rasa takut dan kuatir. Ketika Tuhan Yesus menghampiri mereka dengan
berjalan di atas air, apa yang menjadi respon para murid? Mereka
terkejut dan berseru "itu hantu", lalu berteriak-terian karena takut.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, kekuatiran dapat dialami oleh
siapa saja, setiap hari kita dapat menyaksikan kehidupan orang yang
sedang dilanda kekuatiran ada disekitar kita entah itu tetangga,
teman, orang tua, saudara. Mengapa rasa takut dan kuatir itu muncul
dalam diri seseorang? Sebuah artikel mengatakan bahwa rasa kuatir
timbul karena adanya ancaman pada keadaan diri sendiri. Di mana
ancaman ini dapat disebabkan oleh: rasa tak berdaya, rasa terasing,
dan rasa tidak aman. Ketiga hal ini mengancam keadaan diri sendiri .
kondisi inilah yang akan menghasilkan kekuatiran. Hal-hal yang dapat
timbul akibat kekuatiran: kekuatiran akan mempengaruhi tingkat emosi,
kekuatiran akan berpengaruh pada mental, dan kekuatiran juga akan
berdampak pada fisik misalnya sakit penyakit yang mungkin timbul
karena rasa kuatir.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, mungkin tanpa kita sadari pola
kekuatiran yang kita alami juga mengikuti pola seperti ini. Mungkin
ada di antara kita yang mengalami kekuatiran karena menrasa tidak
berdaya. Mungkin kita merasa tak berdaya untuk menjalani hidup ini,
kita merasa takut dan kuatir karena merasa terasing, merasa seorang
diri, ataukah kita merasa kuatir karena merasa taka man…
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, tanpa kita sadari hidup kita juga
tidak jauh berbeda dengan murid-murid Tuhan Yesus. Perahu di sini
dapat menggambarkan kehidupan kita, ketika kita menjalani kehidupan
ini, awalnya di mulai dengan penuh sukacita, namun ditengah perjanan
kita di perhadapkan pada badai persoalan. Bagaimana respon kita?
Ketakutan dan kekuatiran menguasai, sehingga kita tidak mampu lagi
melihat Yesus yang sedang menghampiri untuk menolong kita. Akibatnya,
kita tenggelam dan ditelan oleh badai persoalan. Perhatikan apa yang
terjadi ketika petrus memperhatikan tiupan angin dan bukan
memperhatikan Yesus. Pada saat Petrus memandang Yesus, tidak ada
persoalan dia berjalan di atas air, tetapi ketika tiupan angin
menerpanya, petrus mulai takut dan kuatir, sehingga dia tidak lagi
melihat Yesus dan mulai tenggelam. Pertus menyadari bahwa ia akan
tenggelam, Petrus berseru minta tolong kepada Yesus, maka Yesus segera
mengulurkan tangannya dan menolong Petrus.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan Yesus, saya tidak tahu apa yang menjadi
persoalan saudara , tetapi percayalah bahwa apapun persoalan yang
melanda hidupmu saat ini, Yesus mengatakan,"jangan Takut, ini Aku"
pandanglah Aku, larilah kepadaKu, minta tolong kepadaKu. Yesus akan
segera mengulurkan tangan-Nya untuk menolong saudara . Mazmur 23:4
mengatakan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak
takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah
yang menghibur aku. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar