Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Senin, 05 November 2012

Membangun Kehidupan Keluarga Yang Beriman

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***
-->
Membangun Kehidupan Keluarga Yang Beriman

"Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN,
pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;
allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat,
atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini.
Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
(Yosua 24:15) 
--------------------------

Musa memimpin orang Israel di padang gurun selama empat puluh tahun sesudah mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Ketika mereka berkemah di dataran Moab di sebelah timur Sungai Yordan, Musa meninggal dunia. Dan Yosua dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin yang baru menggantikan Musa (Yosua 1:1-3). Janji Tuhan kepada Abram lima ratus tahun sebelumnya (Kejadian 12:1-2, 15:7-21) dan diulangi lagi kepada Yosua (Yosua 1:1-8) akan segera digenapi. Keturunan Abram, orang Israel, siap mengambil alih negeri Kanaan. Namun ini bukanlah hal yang mudah karena orang-orang lain sudah tinggal di Kanaan selama ribuan tahun. Mereka sudah membangun kota-kota berbenteng, mengolah tanahnya, dan tentunya mereka tidak mau memberikan begitu saja tanah mereka kepada orang Israel.

Nama "YOSUA" berarti "Tuhan menyelamatkan." Kitab Yosua bercerita tentang bagaimana suku-suku Israel menaklukkan dan membagi-bagi tanah Kanaan. Tanah yang dijanjikan Tuhan. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam kitab Yosua terjadi sekitar tahun 1250-1225 SM (BC = Before Christ).

Dalam kitab Yosua kita melihat Tuhan sendiri adalah pahlawan yang menolong umat Israel melalui kepemimpinan Yosua untuk menaklukkan tanah Kanaan. Tuhan menolong mereka dengan cara yang ajaib. Sama seperti Tuhan menolong Musa dengan membelah Laut Teberau (Keluaran 14) demikian juga Tuhan membuat aliran Sungai Yordan berhenti mengalir ketika para imam Israel menjejakkan kaki mereka ke dalam air sungai itu (Yosua 3:1-17).  Dan sesudah menyeberangi sungai dan tiba di Gilgal, mereka membuat sebuah tugu peringatan menggunakan 12 batu. Satu batu untuk setiap suku Israel. Lalu mereka berkemah di sana.

Setelah ini, orang Israel mempersiapkan diri untuk merebut Yerikho, kota berbenteng di atas bukit di jalur perdagangan yang subur. Penaklukkan kota Yerikho terjadi dengan sangat ajaib. Sesudah para imam dan tentara Israel berjalan mengelilingi kota selama 7 hari sesuai perintah Tuhan, para imam membunyikan terompet dan orang Israel berteriak, maka tembok kota Yerikho runtuh total (Yosua 6:1-20). Dari Yerikho, Yosua dan seluruh orang Israel bergerak masuk ke bagian-bagian wilayah Kanaan yang lain. Salah satunya pertempuran di Gibeon. Di sini Tuhan melempari tentara musuh dengan batu-batu besar dari langit dan menghancurkan mereka (Yosua 10:11).

Karya Tuhan sangat spektakuler  dalam kehidupan bangsa Israel yang sedang menuju ke tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua. Bangsa Israel dapat terus memiliki tanah Kanaan hanya dengan mematuhi hukum Tuhan. Hal ini ditekankan dalam dua pidato Yosua yang terdapat dalam Yosua 23:1-24:28. Namun di zaman kepemimpinan Yosua, belum semua tanah Kanaan dapat direbut oleh bangsa Israel (lihat Hakim-Hakim 1). Seluruh wilayah itu baru bisa diambil alih pada zaman raja Daud (sekitar tahun 1000 SM) yakni ketika seluruh suku Israel sudah bersatu dalam sebuah kerajaan yang berdiri di tanah Kanaan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Ada hal yang sangat menarik untuk dipelajari dari kisah Yosua ketika mereka telah berada di tanah Kanaan. Ini pelajaran yang sangat penting untuk menjadi peringatan keras bagi kita umat Tuhan di zaman ini. Pada waktu itu, kebudayaan dan agama Kanaan sangat berpengaruh terhadap orang-orang Israel selama berabad-abad lamanya. Ibadah kepada ilah-ilah bangsa Kanaan inilah yang merupakan salah satu penyebab runtuhnya kerajaan utara (Israel) pada tahun 722 SM dan kerajaan selatan (Yehuda) pada tahun 586 SM.  Orang Kanaan menyembah banyak dewa-dewi yang tergabung dalam suatu dewan ilahi. El (allah), bapa dari dewa-dewi lainnya dan seluruh manusia, merupakan kepala dewan itu. Dia tinggal dalam sebuah surga kosmik di mana dewa-dewi lain bisa datang untuk menjumpainya. Baal ("tuan") juga dikenal sebagai Hadad, sebagai dewa yang paling populer. Perlahan-lahan Baal mengambil alih kebanyakan peran dan sifat El. Baal disembah sebagai dewa hujan badai dan kesuburan.

Dewa-dewa Kanaan lain yang serupa dengan Baal adalah Melkar (dewa orang Tirus), Kemos (dewa orang Moab),  Milkom, Molek/Molokh (dewa orang Amon), Tamus (dewa orang Siria sebagai dewa yang membuat alam hampir mati tetapi menghidupkannya lagi), dan Dagon (dewa orang Filistin sebagai dewa tumbuh-tumbuhan). Juga ada dewi-dewi Kanaan terutama berperan sebagai dewi-dewi kesuburan yang dipercaya akan memberikan panen yang subur, berlimpah, dan juga memperbanyak jumlah ternak. Asyera/Asytoret adalah ibu tujuh puluh dewa-dewi dan istri El dalam mitos-mitos kuno. Istilah Asyera juga dipakai untuk tugu atau pohon (tiang) berhala yang dipasang sebagai simbol kesuburan (1Raja-Raja 14:23, Ulangan 16:21). Lalu, ada Anat. Dia adalah Saudari perempuan Baal sekaligus istrinya. Ia sebagai dewi perang yang terkenal dengan tindakannya yang keras, kejam, dan penuh lumuran darah terhadap mereka yang melawannya.

Ketika orang Israel mendiami Kanaan dan menjadi petani, sebagian dari mereka mulai menyembah Baal, bukan menyembah Tuhan yang sejati. Ini mereka lakukan karena mereka berharap bahwa Baal akan memberikan panen yang berlimpah dan kawanan ternak yang banyak.

Itu sebabnya ketika Yosua semakin tua dan sebelum meninggal dunia, Yosua memanggil semua suku (12 suku) untuk hadir dalam pertemuan di Sikhem. Dalam pidato perpisahannya yang dapat kita baca mulai dari Yosua 23-24, Yosua menantang umat Israel untuk tetap setia kepada Tuhan dan tidak akan pernah menyembah ilah yang lain (Yosua 24:14-24). Yosua menantang bangsanya dengan berkata:

1.      Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa, supaya kamu jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri,  dan supaya kamu jangan bergaul dengan bangsa-bangsa yang masih tinggal di antaramu itu, serta mengakui nama allah mereka dan bersumpah demi nama itu, dan beribadah atau sujud menyembah kepada mereka.  Tetapi kamu harus berpaut pada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang (Yosua 23:6-8).

2.      Bukankah TUHAN telah menghalau bangsa-bangsa yang besar dan kuat dari depanmu, dan akan kamu ini, seorangpun tidak ada yang tahan menghadapi kamu sampai sekarang.  Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu.  Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu (Yosua 23:9-11).

3.      Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"(Yosua 24:14-15) 

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, dalam pidatonya yang terakhir kalinya di hadapan bangsa Israel, Yosua menyampaikan komitmennya yang sangat kokoh, tegas, dan jelas. Bahwa apapun yang terjadi dan sekalipun seluruh bangsa Israel mau menyembah dewa-dewi Kanaan bahkan apabila mereka mau seperti nenek moyang mereka waktu di Mesir menyembah lembu suci yang melambangkan Apis (dewa kesuburan), Yosua tetap akan beribadah hanya kepada Allah saja. Yosua berseru kepada bangsa Israel, "tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!

Bagi Yosua, orang yang dipilih Tuhan, Tuhan adalah harga mati. Yosua adalah seorang pribadi yang memiliki iman kepada Tuhan yang sangat kokoh. Ia begitu memelihara iman pribadinya. Tidak saja itu, ia juga berkomitmen sangat tinggi terhadap bangunan iman keluarganya. Dia menegaskan kepada seluruh umat Israel, "Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan! Yosua berpuluh-puluh tahun telah melihat bagaimana Tuhan yang Musa, dan dia serta bangsa Israel ikuti  itu belum pernah mengecewakannya. Sebaliknya Yosua mengalami dan merasakan sendiri betapa Tuhan sangat baik. Ia mahakasih dan mahaadil dalam memelihara hidup bangsa Israel. Tuhan memelihara bangsanya dengan begitu ajaib. Pada waktu siang ada tiang awan yang melindungi mereka dari panasnya terik matahari dan pada waktu malam ada tiang api yang menghangatkan mereka dari dinginnya padang gurun serta menerangi jalan mereka menuju tanah Kanaan. Dan pada waktu Yosua sendiri emmimpin israel memasuki tanah Kanaan, ia pun mengalami mujizat demi mujizat Tuhan sehingga mereka berhasil menduduki tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan itu.

Itu sebabnya, Yosua menantang bangsa Israel untuk tetap beriman hanya kepada Allah saja. Bukan kepada dewa-dewi yang ada di sekeliling mereka. Yosua berhasil membangun kehidupan keluarga yang beriman hanya kepada Allah saja. Yosua taat kepada firman Tuhan sehingga ia mengajarkan firman Tuhan itu berulang-ulang kepada anak-anaknya dan istrinya. Dan pada waktu Yosua berada di rumah, ia membicarakan kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Bahkan ketika ia sedang dalam perjalanan memasuki wilayah demi wilayah, ia tidak pernah luput berbicara tentang fiorman Tuhan. Dalam setiap kesempatan Yosua terus mengajarkan firman Tuhan kepada keluarganya.

Sehingga dari keluarganya yang beriman kuat kepada Allah, mereka memberikan pengaruh yang sama kepada keluarga-keluarga orang Israel. Dan pada akhirnya seluruh bangsa Israel beriman kepada Tuhan. Hal ini dijelaskan dalam Yosua 24:31, "Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel."

Inilah teladan yang sangat indah dari kehidupan Yosua. Dirinya, keluarganya, dan bangsanya yang hidup di tengah-tengah agama dan kebudayaan Kanaan yang penuh berhala tidak membuat mereka terbawa arus, hanyut, dan terhilang. Justru mereka konsisten dengan setia beribadah hanya kepada Allah. Yosua telah berhasil membangun kehidupan keluarganya beriman kepada Allah. Mereka tidak dapat dipengaruhi dengan budaya dan agama duniawi yang menyesatkan.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, benar pendapat ini. Jatuh bangunnya suatu bangsa terletak pada jatuh bangunnya sebuah keluarga. Keluarga yang kuat menciptakan suatu bangsa yang kuat pula. Dan keluarga yang kuat hanya bisa terjadi bila anggota keluarganya hidup beriman hanya kepada Tuhan saja. Firman Tuhan berkata dalam Yeremia 17:7-8, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."

Kita sekarang hidup sama dengan hidup Yosua dan keluarganya serta  umat Tuhan pada waktu itu. Kita tinggal di tengah-tengah banyaknya berhala-berhala postmodern yang setiap detik mengancam iman kita kepada Tuhan Yesus. Kita hidup di dalam dunia yang semakin bobrok. Manusia tidak lagi hidup dengan standar Tuhan. Saat ini kita hidup di hari-hari terakhir masa yang penuh kesukaran. Kita hidup di antara manusia yang mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Yang membual dan menyombongkan diri, pemfitnah. Kita hidup dengan lingkungan anak-anak yang suka memberontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,  suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Kita hidup di tengah-tengah orang yang secara lahiriah menjalankan ibadah, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Dan kita sedang hidup di dalam dunia yang tidak pernah dapat mengenal kebenaran (2Timotius 3:1-7).

Saudaraku, bagaimana dengan hidup Saudara dan Saya? Bagaimana dengan hidup keluarga Saudara dan keluarga Saya? Apakah kita sama dengan Yosua dengan memegang prinsip hidup yang kuat? Apakah kita khususnya kaum pria sebagai pemimpin dan imam bagi keluarga kita, masih konsisten membangun kehidupan keluarga yang beriman kepada Tuhan Yesus saja? Ataukah kita sedang menanamkan filosofi dunia kepada keluarga kita? Mengejar kekayaan dunia ini lebih dari pada mengejar iman yang sejati kepada Tuhan Yesus saja? Ingatlah Saudaraku, Tuhan Yesus pernah berkata dan Ia masih terus berkata kepada kita sampai saat ini, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?(Matius 16:26).  Sekarang evaluasilah motivasi hidupmu yang paling dalam saat ini. Ketika engkau melayani saat ini, apa sejatinya yang engkau cari? Popularitaskah? Sanjungankah? Dihormatikah? Tuhan atau berkat Tuhan? Beda tipis Saudaraku. Murnikan motivasi pelayanan Saudara dan Saya bila kita mau menikmati hari-hari indah dijalan perembahan ini.

Saudaraku, apakah kita seperti Yosua berani berkata, "Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" Apakah kita juga seperti Yosua dan keluarganya yang dapat mempengaruhi bangsanya? Sehingga bangsanya juga dengan tegas berkata, "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!  Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,  TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita. Hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah. Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan (Yosua 24:16-18, 21, 24).

Tuhan Yesus kiranya berbelas kasihan kepada kita hamba-hamba-Nya yang tidak becus ini. Amin! (Rev. Hans).




Tidak ada komentar:

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar