Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Jumat, 02 November 2012

Sikap Hidup Seorang Utusan/Pelayan Tuhan

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***

Nats: Kisah Para Rasul 20:17-38
Ibadah Pagi STT SAPPI, 24 Oktober 2012
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA



1. Melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati (ayat 19)
Paulus dalam memulai pelayanannya semua memulai dari kerendahan hati,
kalau kita melihat, dalam setiap surat kirimannya Paulus mengatakan
bukan karena manusia, tetapi oleh Yesus Kristus, di bagian lain Paulus
mengatakan oleh karena Allah ia dipanggil menjadi rasul Kristus. Kita
bias melihat walaupun Paulus memiliki kapasitas dalam pelayanannya,
tetapi tetap memiliki sikap kerendahan hati, dia mengatakan bukan
karena saya, tetapi semua karena Tuhan. Harusnya sebagai pelayan
Tuhan, kita juga berani berkata bahwa keberhasilan-keberhasilan yang
kita capai dalam pelayanan, bukan karena kemampuan kita semata, tetapi
semua itu terjadi karena campur tangan Tuhan di dalamnya.
2. Fokus pada tugas panggilannya.
Orang yang focus pada tugas panggilannya, tidak akan melalaikan
tugasnya, walaupun banyak menghadapi tantangan dalam pelayanan. Rasul
Paulus dalam pelayanannya di Asia (Efesus), Paulus banyak mencucurkan
air mata dan banyak mengalami pencobaan dari berbagai pihak (dalam hal
ini orang Yahudi yang mau membunuh dia. yat 29 b). Tetapi kita dapat
melihat tanggapan Paulus terhadap persoalan yang dia hadapi. Kitab
Roma mencatat bahwa Paulus tidak melalaikan tugas panggilannya untuk
memberitakan dan mengajarkan Injil di segala tempat (umum, di
rumah-rumah); Paulus terus bersaksi kepada orang-orang yang menolak
(Yahudi, Yunani) supaya mereka bertobat dan percaya kepada Tuhan
Yesus. Di sini kita dapat melihat bahwa sungguhpun Paulus menghadapi
banyak tantangan dalam pelayanannya, tetapi dia tidak menyerah
terhadap tantangan, melainkan tetap focus dan sedikitpun tidak
melalaikan tugas panggilannya untuk memberitakan dan mengajarkan Injil
kepada orang Efesus.
3. Menyerahkan hidup sepenuhnya di bawah kuasa Roh Kudus (ayat 22-35)
Seorang pelayan Tuhan harus menyerahkan hidup sepenuhnya di bawah
otoritas kuasa Roh Kudus. Seperti Rasul Paulus yang menyerahkan diri
sepenuhnya di bawah kuasa Roh Kudus, dikatakan sebagai "tawanan Roh".
Yerusalem adalah pusat agama Yahudi dan tempat lahirnya jemaat
perdana. Paulus mengetahuio bahwa para pemimpin Yahudi dan para
pengikut Yesus Kristus mungkin masih terus berdebat satu dengan yang
lain. Paulus menyadari resiko yang akan terjadi pada dirinya jika ia
pergi ke Yerusalem. Tetapi sebagai tawanan Roh dia harus pergi ke
sana. Seorang pelayan yang menyerahkan dirinya sepenuhnya di bawah
tawanan Roh, maka:
a. Berani bayar harga (walaupun penjara dan sengsara menanti)
b. Focus pada garis akhir yaitu menyelesaikan pelayanan yang di
tugaskan oleh Tuhan Yesus untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih
karunia
c. Menyerahkan pelayanannya ke dalam tangan Tuhan dengan kata lain
tidak mengandalkan kekuatannya sendiri
d. Memiliki motivasi yang murni dalam pelayanannya (Tuhan yang
mencukupkan), menjadi teladan, peduli dengan orang lain, mendoakan,
berbagi, dll.
Seorang pelayan Tuhan, yang memiloiki sikap kerendahan hati, dia akan
focus pada tugas panggilannya dan akan menyerahkan hidup sepenuhnya di
bawah kuasa Roh Kudus. Jika ketiga hal ini menjadi sikap hidup seorang
pelayan Tuhan, maka hasilnya adalah menjadi pelayan yang membawa
berkat di tengah-tengah lading di mana Tuhan mengutusnya. Ketika
Paulus mengucapkan kata-kata terakhir dengan jemaat di Efesus, Paulus
berlutut dan mendoakan mereka. Maka menangislah mereka semua
tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka beulang-ulang mencium
Paulus. Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena dia
mengatakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka
mengantar Paulus ke kapal.

ilustrasi:
saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus. Saya mendengar sharing dari salah
satu mahasiswa yang pulang pelayanan dari gunung willis selama dua
bulan. Ketika hendak pulang karena masa pelayanan dua bulan telah
berakhir, dikatakan jemaat dan hamba Tuhan semua menangis ketika dia
pamit untuk pulang. Hal ini menandakan bahwa selama ini pelayanannya
menjadi berkat. Dan sebaliknya, ketika meninggalkan lading pelayanan
dan semua jemaat malah bersyukur, hal ini menandakan bahwa pelayanan
kita tidak menjadi berkat. Sama halnya dengan kampus kita jika besok
pagi, tiba-tiba kampus STT SAPPI tidak ada , apakah ada orang sekitar
palalangon yang merasa kehilangan, atau malah mereka bersyukur, STT
SAPPI sudah tidak ada. Bagaimana dengan kehidupan kita masing-masing,
apakah kita sudah menjadi berkat di tengah-tengah pelayanan di mana
Tuhan mengutus kita. Menjadi perenungan bagi kita semua: Apakah kita
sudah melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati, apakah kita tetap
focus pada panggilan pelayanan kita walaupun banyak pencobaan yang
kita alami dalam pelayanan, dan apakah kita sudah menyerahkan
sepenuhnya kehidupan dan pelayanan kita di bawah kuasa Roh Kudus. Amin

Tidak ada komentar:

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar