Pepatah mengatakan "ala bisa karena biasa". Suatu hari ketika
menghadiri undangan pelayanan di salah satu gereja di Tasikmalaya,
setelah kebaktian pertama selesai kami diajak untuk sarapan pagi di
lobi gereja. Pada waktu itu hamba Tuhan di gereja tersebut telah
memesan sarapan pagi yaitu mie yang tentu rasanya enak. Walaupun
makanannya enak, tetapi beberapa diantara teman-teman ketika hendak
makan mengalami kesulitan karena alat yang dipakai makan bukan sendok
tetapi sumpit. Bahkan ada di antara mereka yang pergi ke tempat
penginapan untuk makan, karena mungkin dia malu karena tidak bisa
menggunakan sumpit.
Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa segala sesuatu ketika tidak
dibiasakan maka kita akan mengalami kesulitan atau kendala saat
menghadapi sesuatu hal. Sama halnya dengan penggunaan sumpit di atas,
ketika kita melihat orang yang sudah terbiasa menggunakan sumpit, maka
mereka sungguh menikmati makan dengan sumpit. Demikian juga dalam hal
kerohanian, jika kita membiasakan diri dalam hal-hal yang bersifat
rohani maka kita akan menikmati persekutuan yang manis dengan Tuhan.
Misalnya saat teduh, jika kita sudah terbiasa melakukan saat teduh,
maka kita akan merasa kehilangan sesuatu jika kita tidak melakukan
saat teduh. Jika kita membiasakan diri membaca Alkitab, maka rasanya
ada sesuatu yang kurang jika tidak membaca Alkitab. Jika kita
membiasakan diri untuk setia dalam beribadah, maka akan terbangun
hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Dengan membiasakan diri terhadap
hal-hal rohani, akan mengantarkan kita mengalami keintiman dengan
Tuhan. Firman Tuhan katakan: Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari
pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan
keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Hanya pada Allah
saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya
Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan
goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu
kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya
setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah
ialah tempat perlindungan kita. By: Adrianus Pasasa
menghadiri undangan pelayanan di salah satu gereja di Tasikmalaya,
setelah kebaktian pertama selesai kami diajak untuk sarapan pagi di
lobi gereja. Pada waktu itu hamba Tuhan di gereja tersebut telah
memesan sarapan pagi yaitu mie yang tentu rasanya enak. Walaupun
makanannya enak, tetapi beberapa diantara teman-teman ketika hendak
makan mengalami kesulitan karena alat yang dipakai makan bukan sendok
tetapi sumpit. Bahkan ada di antara mereka yang pergi ke tempat
penginapan untuk makan, karena mungkin dia malu karena tidak bisa
menggunakan sumpit.
Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa segala sesuatu ketika tidak
dibiasakan maka kita akan mengalami kesulitan atau kendala saat
menghadapi sesuatu hal. Sama halnya dengan penggunaan sumpit di atas,
ketika kita melihat orang yang sudah terbiasa menggunakan sumpit, maka
mereka sungguh menikmati makan dengan sumpit. Demikian juga dalam hal
kerohanian, jika kita membiasakan diri dalam hal-hal yang bersifat
rohani maka kita akan menikmati persekutuan yang manis dengan Tuhan.
Misalnya saat teduh, jika kita sudah terbiasa melakukan saat teduh,
maka kita akan merasa kehilangan sesuatu jika kita tidak melakukan
saat teduh. Jika kita membiasakan diri membaca Alkitab, maka rasanya
ada sesuatu yang kurang jika tidak membaca Alkitab. Jika kita
membiasakan diri untuk setia dalam beribadah, maka akan terbangun
hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Dengan membiasakan diri terhadap
hal-hal rohani, akan mengantarkan kita mengalami keintiman dengan
Tuhan. Firman Tuhan katakan: Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari
pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan
keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Hanya pada Allah
saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya
Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan
goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu
kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya
setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah
ialah tempat perlindungan kita. By: Adrianus Pasasa
1 komentar:
Renungan yang sangat indah telah menjadi berkat buat saya. Hanya sedikit masukan, jangan lupa cantumkan nama kitab untuk setiap firman Allah yang tertera, biar para pembaca yang telah menerima berkat renungan itu dapat mencatat ayat2 firman Tuhan yang dikutip itu. Tuhan pakai Andri makin indah bagi kemuliaan nama-Nya. Amin!
Hans, rekan sekerja.
Posting Komentar