Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Rabu, 22 Mei 2013

Buya Maarif: Saya Ikut Protesnya Romo Magnis

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***

Buya Maarif: Saya Ikut Protesnya Romo Magnis

HAM
07:12 WIB | Minggu, 19 Mei 2013

Prof. Dr. Syafii Maarif (Buya Maarif). (Foto: Sabar Subekti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Syafii Maarif mengatakan dia mendukung apa yang dilakukan oleh Prof. Franz Magnis Suseno, SJ yang mengirim surat protes kepada Appeal Conscience Foundation berkaitan rencana pemberian penghargaan oleh yayasan itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Buya Maarif, demikian dia biasa dipanggil, mengatakan hal itu dalam wawancara dengan satuharapan.com , Jumat (17/5) di Jakarta. "Saya setuju dengan apa yang dilakukan Romo Magnis. Saya ikut protesnya Romo Magnis. Saya juga sudah SMS (mengirim pesan-red.) dengan beliau," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa  Romo Magnis mengirim surat kepada ACF, sebuah yayasan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat, yang akan memberikan penghargaan World Stateman Awards (Penghargaan Negarawan Dunia) kepada SBY,  berkaitan dengan kebebasan beragama dan hak azasi manusia.

Romo Magnis mempertanyakan, motivasi dan dasar yang digunakan yayasan tersebut untuk memberikan perhargaan. Sementara di Indonesia banyak pemeluk agama yang kesulitan memperoleh izin untuk membuka rumah ibadah, meningkatnya jumlah penutupan gereja secara paksa dan munculnya peraturan baru yang membuat kaum minoritas lebih sulit beribadah.

Romo Magnis juga menyebutkan tentang meningkatnya intoleransi di tingkat akar rumput, serta adanya sikap yang sangat berbahaya dari kelompok agama garis keras terhadap mereka yang disebut menganut ajaran sesat, seperti anggota Ahmadiyah dan komunitas penganut Syiah.

Romo Magnis menilai bahwa pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono tidak melakukan apa-apa dan  tidak mengatakan apa-apa untuk melindungi mereka. Itu sebabnya, dia mempertanyakan keputusan ACF untuk memberikan penghargaan itu.

Tentang sikap itu, Buya Maarif memuji surat Romo Magnis, sebagai surat protes yang sangat baik, dengan makna yang mendalam.

Buya Maarif sendiri mengkritik keras terhadap tindakan kekerasan dan intoleransi terhadap penganut agama minoritas. "Pemerintah diam saja. Polisi yang benar tidak berfungsi dan yang muncul 'polisi-polisi' swasta yang benar-benar tidak berjiwa Pancasila. Hal ini terjadi karena pemerintah lembek," katanya.

Dia memberi contoh tentang warga Ahmadiyah di Lombok yang mengungsi selama bertahun-tahun. Dan negara diam saja. "Saya tidak setuju dengan teologi mereka, tetapi itu urusan mereka. Tetapi mereka warga negara yang sah dan wajib mendapatkan perlindungan hukum. Secara konstitusional negara wajib memberi perlindungan hukum," kata dia.

Ata dasar kenyataan-kenyataan itu, dan berbagai masalah lain yang barkaitan dengan kebebasan beragam, Buya Maarif menyatakan setuju dan ikut dengan apa yang dilakukan Romo Magnis. "Saya senang sekali. Dia biasanya begitu halus. Kali ini dia sangat keras dan saya sikapnya sama dengan dia," katanya.

Editor : Sabar Subekti

In Christ's Love
Rev. Hans

"Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! (Kisah Para Rasul 18:9b).

Tidak ada komentar:

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar