Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Jumat, 11 Mei 2012

Kematian dan Kebangkitan Yesus

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***

Bukti-Bukti Kematian Yesus
            Bagaimana membuktikan bahwa Yesus benar-benar telah mati di kayu salib?  Alkitab mencatat beberapa peristiwa  disekitar penyaliban yang membuktikan bahwa Yesus telah mati. Para prajurit Romawi tidak mematahkan kaki Yesus karena mereka melihat bahwa "Ia telah mati" (Yohanes 19:33). Para prajurit menikam lambung Yesus dengan tombak dan dari dalam lambungnya keluar air dan darah (Yohanes 19:34). Yusuf dari Arimatea meminta tubuh Kristus sehingga ia dan Nikodemus dapat mengubur-Nya, Pontius Pilatus memerintahkan seorang kepala pasukan untuk membuktikan bahwa Yesus telah mati (Markus 15:43-45). Gubernur Romawi tidak akan memberikan tubuh itu kepada Yusuf sebelum kepala pasukan itu yakin bahwa sudah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan pada tubuh Yesus.  Ketika penjaga-penjaga memeriksa kedua penjahat yang disalibkan dengan Yesus, mereka masih hidup sehingga kedua kakinya harus dipatahkan. Sedangkan Yesus sudah mati sehingga kaki-Nya tidak dipatahkan, untuk lebih meyakinkan bahwa Yesus telah mati, tentara Romawi menombak lambung-Nya. Saat ditombak Yesus sama sekali tidak bereaksi, jadi sangat jelas bahwa Yesus sudah mati saat itu. Pilatus mendapat laporan dari penjaga-penjaga tentara Romawi bahwa Yesus telah mati sehingga ia mengizinkan Jusuf Arimatea menguburkan mayat Yesus (Yoh.19:38).
Yusuf dan Nikodemus mempersiapkan penguburan bagi jasad tersebut secara adat Yahudi, termasuk mengafani-Nya dengan "kain lenan yang putih bersih" (Matius 15:46), mengurapi Tubuh itu dengan "campuran minyak mur dengan minyak gaharu" (Yohanes 19:39), dan membaringkan-Nya "di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu" (Markus 15:46). Mereka tentu saja tidak akan menguburkan Yesus yang masih hidup. Menurut peraturan Yahudi, saat memasuki jam enam, tidak boleh ada mayat yang tergantung di salib. Bagi orang Yahudi penyaliban adalah suatu kutuk, jadi memasuki hari Sabat tidak boleh ada mayat, kalau pun ada harus segera di kuburkan pada hari itu juga. Kalau orang yang disalibkan masih hidup, maka harus di bunuh dengan cara dipatahkan tulang pahanya.
            Rasul-rasul dan murid-murid Tuhan Yesus meyakinkan bahwa Yesus benar-benar mati di atas kayu salib. Demikian juga dengan pengakuan kepala pasukan, prajurit-prajurit dan Pilatus, membuktikan bahwa Yesus benar-benar mati (Mark. 15:44-45; Yoh. 19:33). Metherell seorang mantan ilmuwan riset yang mengajar di The University of California mendeskripsikan detil-detil kematian Yesus. Dalam penjelasannya ia mengatakan bahwa keguncangan hipovolemik akan menyebabkan jantung berdebar kencang terus-menerus yang akan mengakibatkan kegagalan jantung, menyebabkan terkumpulnya cairan dalam membran-membran di sekitar jantung, yang disebut pericardial effusion, dan juga disekitar paru-paru, yang disebut pleural effusion. Apa yang dilakukan serdadu Roma dengan menusukkan sebuah tombak dan keluar sejumlah cairan pericardial effusion dan pleural effusion (Strobel,2002:257), ini membuktikan bahwa Yesus telah mati. Apa yang Yesus katakan, “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, selama-lamanya” (Wahyu 1:18) benar-benar terjadi.
Bukti lain di luar Alkitab yaitu dari sejarawan Yahudi akhir abad pertama, Josephus, ia menulis dalam bukunya Antiquities: "Pada kira-kira waktu ini, hiduplah Yesus, seorang yang bijaksana, jika memang seseorang seharusnya menyebut dia seorang manusia. Karena ia adalah seseorang yang mengadakan hal-hal yang mengejutkan dan adalah seorang guru bagi orang-orang yang menerima kebenaran dengan senang hati. Ia memenangkan banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani. Ia adalah Sang Kristus. Ketika Pilatus, karena mendengar bahwa ia dikenai tuduhan oleh orang-orang dengan jabatan tertinggi di antara kami, telah menjatuhkan hukuman salib kepadanya, mereka yang dari mulanya sudah mengasihi dia tidak melepaskan kasih sayang mereka kepadanya. Pada hari ketiga ia menampakkan diri kepada mereka dalam keadaan kembali hidup, karena nabi-nabi Tuhan telah menubuatkan hal-hal ini dan tak terhitung banyaknya hal-hal menakjubkan lainnya mengenai dia. Dan suku Kristen, demikian mereka disebutkan menurut namanya, sampai saat ini masih ada." Walaupun sebagian para ahli meragukan apakah kalimat itu benar-benar dari Josephus sendiri ataukah hasil interpolasi penyalin Kristen. Namun, tidak diragukan bahwa Josephus menyebutkan fakta bahwa Pilatus telah menghukum Yesus di kayu salib .

Kebangkitan Yesus Kristus
            Kebangkitan adalah langkah pertama pemuliaan Yesus Kristus dan merupakan penggenapan dari nubuatan dalam Mazmur 16:10 maupun ramalan Kristus sendiri tentang kebangkitan-Nya (Mat. 16:21; 20:19; 26:32; Mark. 9:9; 14:28; Yoh. 2:19). Paulus menalar jelas kebangkitan Yesus sangat penting, Alkitab menuliskan bahwa “Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan tentang Yesus Kristus dan sia-sialah juga kepercayaan kepada Yesus Kristus” (1 Korintus 15:14). Jika Yesus Kristus tidak benar bangkit, maka tidak ada pembenaran dihadapan Allah, tidak ada pengampunan atas dosa. Jadi realitas kebangkitan Yesus mempunyai makna yang sangat dalam. Demikian juga dengan keselamatan orang percaya sangat erat hubungannya dengan kebangkitan, tanpa kebangkitan tidak akan ada keselamatan orang percaya, atau dengan kata lain keselamatan orang percaya bukanlah sesuatu yang terlepas dari kebangkitan Yesus Kristus.
Orang-orang Kristen pertama meyakini sepenuhnya bahwa kebangkitan merupakan suatu kejadian yang nyata dan historis (Drane, 2005:111). Perjanjian Lama juga meramalkan kebangkitan Yesus, dapat dilihat dari perikop-perikop khusus yang dikutip para rasul, seperti Mazmur 16:8-11, dikutip dalam Kis. 2:25-31. Perikop ini juga yang digunakan  Paulus untuk  menunjukkan kepada orang Yahudi bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati (Kis.1:2-3). Apa yang dilukiskan dalam 1 Korintus 15:3-7, tentang kesaksian penting kepercayaan umat Kristen pertama, menyatakan bahwa Yesus telah bangkit dari kematian dan telah menampakkan diri kepada banyak pengikut-Nya.
            Yesus sendiri menubuatkan tentang kebangkitan-Nya, misalnya Ia berkata, “Rombak bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (Yoh.2:19). Dalam Matius 12:40, Ia berkata, “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”. Yesus juga mengajarkan bahwa Anak Manusia akan menanggung banyak penderitaan…lalu di bunuh dan bangkit sesudah tiga hari” (Mrk. 8:31). Yesus juga mengajar bahwa Ia akan membangkitkan Diri-Nya sendiri dari kematian, Yesus mengatakan “Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali” (Yoh. 10:18). Ini memperlihatkan bahwa Yesus Kristus berdaulat dan berkuasa atas keadaan. Kebangkitan Yesus sangat penting, karena mempertaruhkan kejujuran Yesus didalamnya.
Kebangkitan membuktikan kalau kematian Yesus cukup untuk membayar segalanya. Jika Yesus tidak dibangkitkan dari kematian, maka kematian-Nya merupakan sebuah kegagalan. Paulus berkata: ”Jika Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah kepercayaan kamu” (1 Kor. 15:44).

Bukti-Bukti Kebangkitan Yesus
            Alkitab Perjanjian Baru menjelaskan bahwa Kristus disalibkan, mati, dan dikuburkan, pada hari yang ketiga bangkit dari kuburnya. Murid-murid adalah saksi kebangkitan Yesus Kristus. Lukas, mencatat dalam Kisah Para Rasul 1:3, "Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah."
Seringkali muncul sangkalan bahwa Yesus Kristus tidak pernah bangkit. Ada yang mendalihkan bahwa murid-murid-Nya pergi kekuburan yang salah, di mana seorang muda berpakaian putih berkata, “Ia tidak ada di sini,” yang berarti Ia ada di kuburan yang lain. Demikian juga dengan anggapan bahwa para murid-Nya yang telah menyingkirkan tubuh Yesus. Jika ada anggapan bahwa mayat Yesus diambil oleh para murid-Nya, maka hal ini tidak mungkin, karena tidak ada pikiran tentang kebangkitan dalam benak para murid-Nya saat itu. Justru pada saat itu mereka tak berpengharapan dan putus asa, kalah, bersembunyi karena ketakutan terhadap orang-orang Yahudi. Lagi pula, Matius menceritakan bahwa penjaga ditempatkan diseberang kuburan Yesus, sehingga tidak mungkin mereka mencuri mayat Yesus (Douglas, 2008:14).
Namun sangkalan itu tidak pernah bertahan terhadap bukti-bukti berupa fakta-fakta nyata tentang kebangkitan Yesus Kristus. Menurut J.R.W Stott ada empat hal yang membuktikan bahwa Yesus telah bangkit yaitu pertama, kubur yang kosong. Sekiranya Yesus Kristus tidak dibangkitkan, maka dimanakah tubuh-Nya? Para pengikut-Nya telah melihat kubur-Nya telah kosong dan malaikat-malaikat mengisyaratkan bahwa Yesus telah bangkit dari kematian seperti yang dikatakan-Nya (Mat.28:5-7). Kedua, kain kafan yang masih utuh dan tidak berantakan, hanya didalamnya sudah tidak ada tubuh Yesus karena sudah bangkit. Ketiga, penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya. Kitab Injil mencatat Yesus menampakkan diri-Nya kepada banyak orang diberbagai tempat dalam situasi yang berlainan setelah Ia bangkit dari kematian. Penampakan ini dapat dilihat antara lain: penampakan diri-Nya kepada Maria Magdalena (Yoh.20:11-18; Mrk.16:9-11), kepada perempuan-perempuan ketika mereka pulang dari kuburan (Mat.28:9-10), pada Petrus (Luk.24:34; 1 Kor.15:5), dua murid yang berjalan ke Emaus (Mrk. 16:12-13; Luk.24:13-35), sepuluh murid (Mrk.16:14), kesebelas murid (Yoh.20:26-29), tujuh murid di danau Galilea (Yoh.21:1-23), lima ratus orang (1 Kor.15:6), Yakobus saudara tiri Yesus (1 Kor.15:7), sebelas murid di bukit Galilea (Mat.28:16-20; Mrk.16:15-18), kepada murud-murid-Nya pada saat Ia naik ke surga (Luk.24:36-53; Kis.1:1-9), Stefanus ketika ia dirajam batu (KPR.7:55-56), Paulus pada jalan ke Damaskus (KPR. 9:3-6; 22:6-11; 26:13-18), Paulus di tanah Arab (KPR. 20:24; 26:17, Gal. 1:17), Paulus di Yerusalem (KPR.22:17-21), Paulus di penjara sebelum ke Kaisarea (KPR.23:11), Yohanes di pulau Patmos (Wahyu 1:12-20). Perkataan Yesus ketika berjumpa dengan murid-Nya, “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendiri ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku” (Luk.24:39; Yoh.20:20), dan perkataan Yesus kepada Thomas,”Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah” (Yoh.20:27). Penampakan-penampakan ini merupakan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa Yesus benar-benar telah bangkit.
           
Hakekat Kebangkitan Yesus
            Kebangkitan Yesus menegaskan bahwa apa yang pernah Yesus katakan kepada orang Yahudi dan murid-murid-Nya benar-benar terjadi. Kepada orang Yahudi Yesus mengatakan, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali (Yoh 2:18-19), dan kepada murid-murid-Nya, Yesus berkata Ia akan dibangkitkan pada hari yang ketiga (Mat. 16:21; Luk.9:22). Kebangkitan membenarkan jalan yang telah Yesus tempuh, sekalipun salib mula-mula tanpak sebagai kegagalan Yesus serta misi-Nya, tetapi kebangkitan-Nya telah mengubahkan semua persepsi itu. Kebangkitan telah mengubahkan para murid-Nya, mereka menjadi rasul yang percaya diri dan berani menyaksikan berita Injil kepada dunia, mereka bersedia mati martir dan bersukacita sebagai utusan Yesus Kristus.
            Essensi kebangkitan Yesus Kristus merupakan fakta kemenangan dari kuasa terbesar yaitu kematian. Paulus menyatakan, “Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut, dimanakah sengatmu?" (1 Kor.15:55). Kebangkitan Yesus Kristus merupakan kemenangan atas kematian, kemenangan atas jerat atau belenggu dosa. Kebangkitan-Nya telah mengalahkan kuasa dosa, sengat dosa yang menakutkan sudah dihancurkan. Kebangkitan Yesus telah memberikan pengharapan yang bersifat mutlak. Melalui kebangkitan-Nya kita memperoleh kepastian dan jaminan keselamatan. Pengharapan Kristen didasarkan di atas kemenangan Kristus yang bangkit dari kematian. Kebangkitan-Nya telah memberikan pengharapan yang pasti.
            Kebangkitan Yesus membuktikan Pribadi-Nya adalah Tuhan. Kebangkitan-Nya adalah bukti utama akan keilahian-Nya dan ketuhanan-Nya. Kebangkitan-Nya sangat perlu bagi pekerjaan-Nya dalam kematian, karena tanpa kebangkitan-Nya, kematian-Nya akan menjadi tidak ada artinya. Jika Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, berarti Dia bukanlah Anak Allah, akibatnya kematian-Nya di kayu salib merupakan kematian orang biasa dan tidak mempunyai nilai apa-apa bagi orang lain. Sebaliknya bila Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati, maka Ia tidak hanya menunjukkan bahwa apa yang dikatakan benar terjadi dan apa yang dikemukakan di dalam Alkitab benar adanya yaitu Yesus sebagai korban pengganti bagi dosa seluruh dunia. Melalui kebangkitan-Nya, pernyataan Yesus tentang diri-Nya sebagai anak Allah terbukti benar. Petrus mengatakan pada hari Pentakosta bahwa kebangkitan merupakan bukti jelas, “Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (Kis.2:36). Kebangkitan Yesus merupakan karya Allah dalam membentuk hidup yang baru. Paulus menekankan kebangkitan Yesus Kristus membawa kepada hidup yang baru, “Bagiku hidup adalah Kristus” (Filipi 1:21). Kebangkitan Yesus akan berimplikasi bagi orang yang percaya kepada-Nya. Kebangkitan Yesus adalah jaminan dan janji kepada pengikut-pengikut-Nya mengenai hidup abadi setelah kematian.
            Kebangkitan Yesus membuat orang yang percaya kepada-Nya diterima serta dibenarkan oleh Allah (Roma 4:25). Orang berdosa yang bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus akan dibenarkan di hadapan Allah. Kebangkitan-Nya mengesahkan pekerjaan-Nya selaku Imam Besar. Sebagai iman Besar Yesus duduk disebelah kanan Allah Bapa dan menjadi pembela bagi kita orang percaya (Roma 8:34). Kebangkitan Yesus Kristus merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru, persekutuan di dalam jemaat Kristus yaitu tubuh-Nya sendiri. Pada hari kebangkitan-Nya Yesus Kristus menjadi anak sulung di antara banyak saudara (Roma 8:29), orang yang percaya kepada-Nya akan diangkat menjadi anak-Nya (Efesus 1:5).
            Kebangkitan-Nya membawa orang yang percaya mendapat kuasa yang cukup untuk hidup dan bekerja. Kuasa  kebangkitan Yesus Kristus memberikan kepada kita hidup yang baru dan kuasa untuk mengeluarkan buah-buah bagi Allah. Kebangkitan-Nya telah memberikan suatu hidup yang penuh dengan pengharapan. Kebangkitan-Nya telah memberikan kepastian bagi kebangkitan semua manusia. Kebangkitan-Nya memberi kepastian bahwa orang-orang berdosa juga akan dibangkitkan (1 Korintus 15:22) untuk menerima hukuman.

Tidak ada komentar:

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar