Bukti-Bukti
Kematian Yesus
Bagaimana
membuktikan bahwa Yesus benar-benar telah mati di kayu salib? Alkitab mencatat beberapa peristiwa disekitar penyaliban yang membuktikan bahwa
Yesus telah mati. Para prajurit Romawi tidak mematahkan kaki Yesus karena
mereka melihat bahwa "Ia telah mati" (Yohanes 19:33). Para prajurit
menikam lambung Yesus dengan tombak dan dari dalam lambungnya keluar air dan
darah (Yohanes 19:34). Yusuf dari Arimatea meminta tubuh Kristus sehingga ia
dan Nikodemus dapat mengubur-Nya, Pontius Pilatus memerintahkan seorang kepala
pasukan untuk membuktikan bahwa Yesus telah mati (Markus 15:43-45). Gubernur
Romawi tidak akan memberikan tubuh itu kepada Yusuf sebelum kepala pasukan itu
yakin bahwa sudah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan pada tubuh Yesus. Ketika penjaga-penjaga memeriksa kedua
penjahat yang disalibkan dengan Yesus, mereka masih hidup sehingga kedua
kakinya harus dipatahkan. Sedangkan Yesus sudah mati sehingga kaki-Nya tidak
dipatahkan, untuk lebih meyakinkan bahwa Yesus telah mati, tentara Romawi menombak
lambung-Nya. Saat ditombak Yesus sama sekali tidak bereaksi, jadi sangat jelas
bahwa Yesus sudah mati saat itu. Pilatus mendapat laporan dari penjaga-penjaga
tentara Romawi bahwa Yesus telah mati sehingga ia mengizinkan Jusuf Arimatea
menguburkan mayat Yesus (Yoh.19:38).
Yusuf dan Nikodemus mempersiapkan
penguburan bagi jasad tersebut secara adat Yahudi, termasuk mengafani-Nya
dengan "kain lenan yang putih bersih" (Matius 15:46), mengurapi Tubuh
itu dengan "campuran minyak mur dengan minyak gaharu" (Yohanes
19:39), dan membaringkan-Nya "di dalam kubur yang digali di dalam bukit
batu" (Markus 15:46). Mereka tentu saja tidak akan menguburkan Yesus yang
masih hidup. Menurut peraturan Yahudi, saat memasuki jam enam, tidak boleh ada
mayat yang tergantung di salib. Bagi orang Yahudi penyaliban adalah suatu
kutuk, jadi memasuki hari Sabat tidak boleh ada mayat, kalau pun ada harus
segera di kuburkan pada hari itu juga. Kalau orang yang disalibkan masih hidup,
maka harus di bunuh dengan cara dipatahkan tulang pahanya.
Rasul-rasul
dan murid-murid Tuhan Yesus meyakinkan bahwa Yesus benar-benar mati di atas
kayu salib. Demikian juga dengan pengakuan kepala pasukan, prajurit-prajurit
dan Pilatus, membuktikan bahwa Yesus benar-benar mati (Mark. 15:44-45; Yoh.
19:33). Metherell seorang mantan ilmuwan riset yang mengajar di The University
of California mendeskripsikan detil-detil kematian Yesus. Dalam penjelasannya
ia mengatakan bahwa keguncangan hipovolemik
akan menyebabkan jantung berdebar kencang terus-menerus yang akan mengakibatkan
kegagalan jantung, menyebabkan terkumpulnya cairan dalam membran-membran di
sekitar jantung, yang disebut pericardial
effusion, dan juga disekitar paru-paru, yang disebut pleural effusion. Apa yang dilakukan serdadu Roma dengan menusukkan
sebuah tombak dan keluar sejumlah cairan pericardial
effusion dan pleural effusion
(Strobel,2002:257), ini membuktikan bahwa Yesus
telah mati. Apa yang Yesus katakan, “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup,
selama-lamanya” (Wahyu 1:18) benar-benar terjadi.
Bukti lain di
luar Alkitab yaitu dari sejarawan Yahudi akhir abad pertama, Josephus, ia
menulis dalam bukunya Antiquities: "Pada kira-kira waktu ini, hiduplah
Yesus, seorang yang bijaksana, jika memang seseorang seharusnya menyebut dia
seorang manusia. Karena ia adalah seseorang yang mengadakan hal-hal yang
mengejutkan dan adalah seorang guru bagi orang-orang yang menerima kebenaran
dengan senang hati. Ia memenangkan banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani.
Ia adalah Sang Kristus. Ketika Pilatus, karena mendengar bahwa ia dikenai
tuduhan oleh orang-orang dengan jabatan tertinggi di antara kami, telah
menjatuhkan hukuman salib kepadanya, mereka yang dari mulanya sudah mengasihi
dia tidak melepaskan kasih sayang mereka kepadanya. Pada hari ketiga ia
menampakkan diri kepada mereka dalam keadaan kembali hidup, karena nabi-nabi
Tuhan telah menubuatkan hal-hal ini dan tak terhitung banyaknya hal-hal
menakjubkan lainnya mengenai dia. Dan suku Kristen, demikian mereka disebutkan
menurut namanya, sampai saat ini masih
ada." Walaupun sebagian para ahli meragukan apakah kalimat itu
benar-benar dari Josephus
sendiri ataukah hasil interpolasi penyalin Kristen. Namun, tidak diragukan
bahwa Josephus
menyebutkan fakta bahwa Pilatus telah menghukum Yesus di kayu salib .
Kebangkitan
Yesus Kristus
Kebangkitan
adalah langkah pertama pemuliaan Yesus Kristus dan merupakan penggenapan dari
nubuatan dalam Mazmur 16:10 maupun ramalan Kristus sendiri tentang
kebangkitan-Nya (Mat. 16:21; 20:19; 26:32; Mark. 9:9; 14:28; Yoh. 2:19). Paulus
menalar jelas kebangkitan Yesus sangat penting, Alkitab menuliskan bahwa “Andaikata
Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan tentang Yesus Kristus
dan sia-sialah juga kepercayaan kepada Yesus Kristus” (1 Korintus 15:14). Jika
Yesus Kristus tidak benar bangkit, maka tidak ada pembenaran dihadapan Allah,
tidak ada pengampunan atas dosa. Jadi realitas kebangkitan Yesus mempunyai
makna yang sangat dalam. Demikian juga dengan keselamatan orang percaya sangat
erat hubungannya dengan kebangkitan, tanpa kebangkitan tidak akan ada keselamatan
orang percaya, atau dengan kata lain keselamatan orang percaya bukanlah sesuatu
yang terlepas dari kebangkitan Yesus Kristus.
Orang-orang Kristen pertama
meyakini sepenuhnya bahwa kebangkitan merupakan suatu kejadian yang nyata dan
historis (Drane, 2005:111). Perjanjian Lama juga meramalkan kebangkitan Yesus,
dapat dilihat dari perikop-perikop khusus yang dikutip para rasul, seperti
Mazmur 16:8-11, dikutip dalam Kis. 2:25-31. Perikop ini juga yang
digunakan Paulus untuk menunjukkan kepada orang Yahudi bahwa Mesias
harus menderita dan bangkit dari antara orang mati (Kis.1:2-3). Apa yang
dilukiskan dalam 1 Korintus 15:3-7,
tentang kesaksian penting kepercayaan umat Kristen pertama, menyatakan bahwa
Yesus telah bangkit dari kematian dan telah menampakkan diri kepada banyak
pengikut-Nya.
Yesus
sendiri menubuatkan tentang kebangkitan-Nya, misalnya Ia berkata, “Rombak bait
Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (Yoh.2:19).
Dalam Matius 12:40, Ia berkata, “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut
ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam
rahim bumi tiga hari tiga malam”. Yesus juga mengajarkan bahwa Anak Manusia
akan menanggung banyak penderitaan…lalu di bunuh dan bangkit sesudah tiga hari”
(Mrk. 8:31). Yesus juga mengajar bahwa Ia akan membangkitkan Diri-Nya sendiri
dari kematian, Yesus mengatakan “Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut
kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali”
(Yoh. 10:18). Ini
memperlihatkan bahwa Yesus Kristus berdaulat dan berkuasa atas keadaan. Kebangkitan
Yesus sangat penting, karena mempertaruhkan kejujuran Yesus didalamnya.
Kebangkitan membuktikan kalau
kematian Yesus cukup untuk membayar segalanya. Jika Yesus tidak dibangkitkan
dari kematian, maka kematian-Nya merupakan sebuah kegagalan. Paulus berkata: ”Jika
Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah
kepercayaan kamu” (1 Kor. 15:44).
Bukti-Bukti
Kebangkitan Yesus
Alkitab
Perjanjian Baru menjelaskan bahwa Kristus disalibkan, mati, dan dikuburkan, pada
hari yang ketiga bangkit dari kuburnya. Murid-murid
adalah saksi kebangkitan Yesus Kristus. Lukas, mencatat dalam Kisah Para
Rasul 1:3, "Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya
selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama
empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka
tentang Kerajaan Allah."
Seringkali muncul sangkalan bahwa
Yesus Kristus tidak pernah bangkit. Ada yang mendalihkan bahwa murid-murid-Nya
pergi kekuburan yang salah, di mana seorang muda berpakaian putih berkata, “Ia
tidak ada di sini,” yang berarti Ia ada di kuburan yang lain. Demikian juga
dengan anggapan bahwa para murid-Nya yang telah menyingkirkan tubuh Yesus. Jika
ada anggapan bahwa mayat Yesus diambil oleh para murid-Nya, maka hal ini tidak
mungkin, karena tidak ada pikiran tentang kebangkitan dalam benak para
murid-Nya saat itu. Justru pada saat itu mereka tak berpengharapan dan putus
asa, kalah, bersembunyi karena ketakutan terhadap orang-orang Yahudi. Lagi pula,
Matius menceritakan bahwa penjaga ditempatkan diseberang kuburan Yesus,
sehingga tidak mungkin mereka mencuri mayat Yesus (Douglas, 2008:14).
Namun sangkalan itu tidak pernah
bertahan terhadap bukti-bukti berupa fakta-fakta nyata tentang kebangkitan
Yesus Kristus. Menurut J.R.W Stott ada empat hal yang membuktikan bahwa Yesus
telah bangkit yaitu pertama, kubur yang kosong. Sekiranya Yesus Kristus tidak
dibangkitkan, maka dimanakah tubuh-Nya? Para pengikut-Nya telah melihat
kubur-Nya telah kosong dan malaikat-malaikat mengisyaratkan bahwa Yesus telah bangkit
dari kematian seperti yang dikatakan-Nya (Mat.28:5-7).
Kedua, kain kafan yang masih utuh dan tidak berantakan, hanya didalamnya sudah
tidak ada tubuh Yesus karena sudah bangkit. Ketiga, penampakan Yesus kepada
murid-murid-Nya. Kitab Injil mencatat Yesus menampakkan diri-Nya kepada banyak
orang diberbagai tempat dalam situasi yang berlainan setelah Ia bangkit dari
kematian. Penampakan ini dapat dilihat antara lain: penampakan diri-Nya kepada
Maria Magdalena (Yoh.20:11-18; Mrk.16:9-11), kepada perempuan-perempuan ketika
mereka pulang dari kuburan (Mat.28:9-10), pada Petrus (Luk.24:34; 1 Kor.15:5),
dua murid yang berjalan ke Emaus (Mrk. 16:12-13; Luk.24:13-35), sepuluh murid
(Mrk.16:14), kesebelas murid (Yoh.20:26-29), tujuh murid di danau Galilea
(Yoh.21:1-23), lima ratus orang (1 Kor.15:6), Yakobus saudara tiri Yesus (1 Kor.15:7),
sebelas murid di bukit Galilea (Mat.28:16-20; Mrk.16:15-18), kepada
murud-murid-Nya pada saat Ia naik ke surga (Luk.24:36-53; Kis.1:1-9), Stefanus
ketika ia dirajam batu (KPR.7:55-56),
Paulus pada jalan ke Damaskus (KPR. 9:3-6; 22:6-11; 26:13-18), Paulus di tanah
Arab (KPR. 20:24; 26:17,
Gal. 1:17), Paulus di Yerusalem (KPR.22:17-21),
Paulus di penjara sebelum ke Kaisarea (KPR.23:11), Yohanes di pulau Patmos
(Wahyu 1:12-20). Perkataan Yesus ketika berjumpa dengan murid-Nya, “Lihatlah
tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendiri ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu
tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku”
(Luk.24:39; Yoh.20:20), dan perkataan Yesus kepada Thomas,”Taruhlah jarimu di
sini dan lihatlah tangan-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah” (Yoh.20:27).
Penampakan-penampakan ini merupakan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa Yesus
benar-benar telah bangkit.
Hakekat
Kebangkitan Yesus
Kebangkitan
Yesus menegaskan bahwa apa yang pernah Yesus katakan kepada orang Yahudi dan
murid-murid-Nya benar-benar terjadi. Kepada orang Yahudi Yesus mengatakan,
"Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali
(Yoh 2:18-19), dan kepada murid-murid-Nya, Yesus berkata Ia akan dibangkitkan
pada hari yang ketiga (Mat. 16:21; Luk.9:22). Kebangkitan membenarkan jalan
yang telah Yesus tempuh, sekalipun salib mula-mula tanpak sebagai kegagalan Yesus
serta misi-Nya, tetapi kebangkitan-Nya telah mengubahkan semua persepsi itu. Kebangkitan
telah mengubahkan para murid-Nya, mereka menjadi rasul yang percaya diri dan
berani menyaksikan berita Injil kepada dunia, mereka bersedia mati martir dan
bersukacita sebagai utusan Yesus Kristus.
Essensi
kebangkitan Yesus Kristus merupakan fakta kemenangan dari kuasa terbesar yaitu
kematian. Paulus menyatakan, “Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut,
dimanakah sengatmu?" (1 Kor.15:55). Kebangkitan Yesus Kristus merupakan
kemenangan atas kematian, kemenangan atas jerat atau belenggu dosa. Kebangkitan-Nya
telah mengalahkan kuasa dosa, sengat dosa yang menakutkan sudah dihancurkan. Kebangkitan
Yesus telah memberikan pengharapan yang bersifat mutlak. Melalui
kebangkitan-Nya kita memperoleh kepastian dan jaminan keselamatan. Pengharapan
Kristen didasarkan di atas kemenangan Kristus yang bangkit dari kematian. Kebangkitan-Nya
telah memberikan pengharapan yang pasti.
Kebangkitan
Yesus membuktikan Pribadi-Nya adalah Tuhan. Kebangkitan-Nya adalah bukti utama
akan keilahian-Nya dan ketuhanan-Nya. Kebangkitan-Nya sangat perlu bagi
pekerjaan-Nya dalam kematian, karena tanpa kebangkitan-Nya, kematian-Nya akan
menjadi tidak ada artinya. Jika Yesus tidak bangkit dari antara orang mati,
berarti Dia bukanlah Anak Allah, akibatnya kematian-Nya di kayu salib merupakan
kematian orang biasa dan tidak mempunyai nilai apa-apa bagi orang lain.
Sebaliknya bila Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati, maka Ia tidak
hanya menunjukkan bahwa apa yang dikatakan benar terjadi dan apa yang
dikemukakan di dalam Alkitab benar adanya yaitu Yesus sebagai korban pengganti
bagi dosa seluruh dunia. Melalui kebangkitan-Nya, pernyataan Yesus tentang
diri-Nya sebagai anak Allah terbukti benar. Petrus mengatakan pada hari
Pentakosta bahwa kebangkitan merupakan bukti jelas, “Allah telah membuat Yesus
yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (Kis.2:36). Kebangkitan
Yesus merupakan karya Allah dalam membentuk hidup yang baru. Paulus menekankan
kebangkitan Yesus Kristus membawa kepada hidup yang baru, “Bagiku hidup adalah
Kristus” (Filipi 1:21). Kebangkitan Yesus akan berimplikasi bagi orang yang
percaya kepada-Nya. Kebangkitan Yesus adalah jaminan dan janji kepada
pengikut-pengikut-Nya mengenai hidup abadi setelah kematian.
Kebangkitan
Yesus membuat orang yang percaya kepada-Nya diterima serta dibenarkan oleh
Allah (Roma 4:25). Orang berdosa yang bertobat serta percaya kepada Yesus
Kristus akan dibenarkan di hadapan Allah. Kebangkitan-Nya mengesahkan
pekerjaan-Nya selaku Imam Besar. Sebagai iman Besar Yesus duduk disebelah kanan
Allah Bapa dan menjadi pembela bagi kita orang percaya (Roma 8:34). Kebangkitan
Yesus Kristus merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru, persekutuan
di dalam jemaat Kristus yaitu tubuh-Nya sendiri. Pada hari kebangkitan-Nya
Yesus Kristus menjadi anak sulung di antara banyak saudara (Roma 8:29), orang
yang percaya kepada-Nya akan diangkat menjadi anak-Nya (Efesus 1:5).
Kebangkitan-Nya
membawa orang yang percaya mendapat kuasa yang cukup untuk hidup dan bekerja. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus memberikan kepada
kita hidup yang baru dan kuasa untuk mengeluarkan buah-buah bagi Allah.
Kebangkitan-Nya telah memberikan suatu hidup yang penuh dengan pengharapan. Kebangkitan-Nya
telah memberikan kepastian bagi kebangkitan semua manusia. Kebangkitan-Nya
memberi kepastian bahwa orang-orang berdosa juga akan dibangkitkan (1 Korintus
15:22) untuk menerima hukuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar