Nats: Keluaran 35:4-29
Ibadah Pemuda Remaja GPdI Pasirnangka, Sabtu: 06 April 2013
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Beberapa waktu lalu, saya bersama istri dan anak-anak kami berkumpul
di kamar menonton televisi, sambil nonton istri saya melihat di
kepala saya cukup banyak rambut putih dan mulai mencabut satu persatu.
Ya cukup banyak juga! Melihat rambut putih yang cukup banyak, dalam
hati saya mulai muncul pertanyaan…wah ternyata saya sudah berumur, apa
yang telah saya lakukan selama hidupku? Khususnya hal-hal yang
mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan Yesus! Terbersit begitu banyak
pertanyaan, sebagai hamba Tuhan apa yang telah saya lakukan untuk
pekerjaan Tuhan, seberapa jauh kepedulian saya terhadap perkerjaan
Tuhan?
Dalam bacaan kita hari ini, Hal ini juga yang dialami oleh umat Tuhan
(Israel) ketika hendak mendirikan kemah suci untuk kebaktian. Allah
berfirman melalui hambanya Musa untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada
umat Israel untuk memberikan persembahan bagi pembangunan Kemah Suci.
Allah menghendaki keterlibatan atau peran Umat Israel dalam
pembangunan Kemah Suci. Tetapi dalam hal ini Allah hanya menghendaki
orang yang terlibat atau berperan dalam pembangunan kemah suci adalah
orang-orang yang terdorong hatinya, bukan orang yang terpaksa. Allah
juga tidak hanya melibatkan orang yang punya harta benda, tetapi Allah
melibatkan orang-orang yang memiliki keahlian untuk membangun kemah
suci.
Menjadi pertanyaan, seperti apa peran umat/jemaat dalam membangun Kemah Suci?
1. Mempersembahkan milik kepunyaannya (ayat 20-24)
Setelah segenap umat Israel mendengar perintah Tuhan yang disampaikan
lewat hamba-Nya Musa, seluruh umat itu pergi dari hadapan Musa.
Setelah itu setiap orang yang tergerak hatinya dan setiap orang yang
terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada Tuhan yang
digunakan untuk memperlengkapi kemah pertemuan dan untuk segala ibadah
di dalamnya dan untuk pakaian kudus yang digunakan dalam kemah suci.
Semua jemaat terlibat tidak hanya kaum laki-laki tetapi juga kaum
perempuan, semua yang terdorong hatinya datang membawa barang-barang
mereka yang terbuat dari emas untuk dipersembahkan guna pembangunan
kemah suci. Tidak hanya emas yang mereka persembahkan perak, tembaga,
dan bahan-bahan yang terbuat dari kayu, kain, kulit binatang, kulit
lumba-lumba. Pemimpin-pemimpin mempersembahkan permata untuk
perlengkapan baju efod, ada yang mempersembahkan rempah-rempah dan
minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan ukupann dari
wangi-wangian. Mereka memberikan yang terbaik dari semua kepunyaan
mereka.
Bagaimana dengan kita? Sejauh mana peran dan keterlibatan kita dalam
pembangunan rumah Tuhan? Seberapa banyak harta yang Tuhan telah
percayakan kepada kita, digunakan untuk pembangunan rumah
Tuhan/membantu pekerjaan Tuhan. Mungkin selama ini kita belum berbuat
dan berperan banyak untuk terlibat dalam membantu pekerjaan Tuhan,
atau bahkan kita terlalu berpikir panjang ketika hendak membantu
pekerjaan Tuhan, atau bahkan sama sekali tidak tergerak untuk membantu
pekerjaan Tuhan. Atau kita memberi tetapi memberi dari sisa-sisa yang
kita miliki, bukan yang terbaik dari apa yang kita miliki. Firman
Tuhan saat ini akan menjadi perenungan bagi kita semua. Marilah kita
belajar dari firman Tuhan hari ini, dimana umat Israel tidak berpikir
panjang dalam memberikan hartanya guna pembangunan kemah suci. Bahkan
dikatakan Musa memerintahkan supaya umat Israel, baik laki-laki maupun
perempuan tidak lagi memberikan persembahan khusus, mereka dicegah
untuk membawa persembahan khusus, sebab bahan yang diperlukan telah
cukup untuk melakukan segala pekerjaan kemah suci, bahkan berlebih
(Kel. 36:7).
2. Mempersembahkan Skill (kemampuan) yang dimilikinya (25-28)
Tuhan tidak hanya menuntut harta yang dimiliki umat Israel, tetapi
setiap orang yang memiliki keahliah diharuskan untuk datang membuat
segala yang diperintahkan Tuhan yaitu pembangunan kemah suci. Apa yang
diperintahkan Tuhan mereka lakukan, dikatakan bahwa semua perempuan
yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian memintal membawa yang
dipintalnya itu untuk kebutuhan pembangunan kemah suci.
Mungkin kita terbatas dalam hal materi, sehingga kita tidak bisa
terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Tetapi Tuhan tidak hanya
melihat harta yang kita miliki. Seperti Tuhan perintahkan kepada umat
Israel bahwa setiap orang yang punya keahlian haruslah datang untuk
terlibat dalam pembangunan kemah suci. Hal inipun berlaku bagi kita
sekarang ini, Tuhan telah mengaruniakan talenta kepada setiap kita,
mungkin kita memiliki kemampuan dalam memimpin pujian, mengajar
sekolah minggu, bermain music, punya keahlian dalam multi media,
keahlian dalam bangunan, keahlian dalam memimpin, dan keahlian lain
yang Tuhan karuniakan kepada kita. Marilah kita manfaatkan keahlian
itu untuk membangun pekerjaan Tuhan. Menjadi perenungan bagi kita
semua, sudah sejauh mana talenta yang Tuhan karuniakan kepada kepada
kita masing-masing, kita pakai untuk membantu pekerjaan Tuhan?
Kedua hal inilah yang menjadi modal dalam melakukan pembangunan kemah
suci yang diperintahkan Tuhan kepada umat Israel. Apa yang
diperintahkan oleh Tuhan mereka lakukan dengan segenap hati dan penuh
sukacita. Mereka melakukannya bukan dengan terpaksa tetapi semua
karena dorongan yang muncul dari hati mereka, mereka melakukannya
karena gerakan yang muncul dari hati mereka. Dikatakan bahwa semua
laki-laki dan perempuan yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu
untuk segala pekerjaan yang diperintahkan Tuhan. Mereka membawa segala
sesuatu sebagai pemberian sukarela bagi pekerjaan Tuhan. Mereka tidak
mencari keuntungan pribadi dalam pembangunan kemah suci. Walaupun
mereka banyak terlibat dalam pembangunan kemah suci, tetapi mereka
tidak pernah hitung-hitungan, diantara mereka tidak muncul perkataan
bahwa kalau bukan sumbangan dia, atau keahlian dia kemah suci itu
tidak akan jadi. Mereka juga melakukan semua itu bukan karena ingin
menyenangkan hati pemimpin mereka yaitu Musa. Apa yang mereka lakukan
semua dilandasi oleh sikap kebersamaan dalam membangun kemah suci,
karena apa yang mereka lakukan semua dimulai dari kerinduan hati
mereka untuk memberi bagi pekerjaan Tuhan.
Mungkin selama ini kita sudah banyak terlibat dalam membantu pekerjaan
Tuhan, tetapi apakah semua berangkat dari keterpanggilan hati kita?
Mungkin masih dibungkus dengan motivasi-motivasi yang lain. Mungkin
kita melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan karena terpaksa, karena
figur pemimpin, namun ketika tokoh yang menjadi figur itu tidak ada,
kita menjadi tidak semangat bahkan menjauhkan diri dari pelayanan
pekerjaan Tuhan. Mungkin juga pelayanan yang kita lakukan hanya untuk
menyenangkan seseorang. Mungkin juga kita melakukan pelayanan sekedar
untuk mendapat pujian, dlsb. Jelas sikap-sikap seperti ini akan
menghambat pekerjaan Tuhan. Namun jika pelayanan dimulai dengan
panggilan hati, maka apapun keadaannya akan tetap semangat dalam
melayani pekerjaan Tuhan.
Melalui keterpanggilan umat Israel, kita bisa belajar dari sikap
mereka, bagaimana keterlibatan mereka dalam membangun Kemah Suci. Saya
yakin dan sangat yakin, ketika kita memiliki sikap hati seperti umat
Israel dalam melibatkan diri untuk pekerjaan Tuhan, maka akan membawa
dampak yang luar biasa bagi pekerjaan Tuhan. Ketika kita memulai
segala sesuatu dengan dorongan dari hati atau memulai segala sesuatu
dengan hati yang tergerak, maka pekerjaan pelayanan Tuhan dimana pun
kita melayani akan membawa dampak yang luar biasa dan akan
menghasilkan hal-hal yang membawa kemuliaan bagi Tuhan. Jika jemaat
bekerjasama dan memulai semua pekerjaan Tuhan dengan hati yang
tergerak, baik dalam memberi sumbangan berupa materi maupun skill yang
dimiliki, maka apapun yang dibutuhkan dalam membangun pekerjaan Tuhan
akan tercukupi, bahkan bisa lebih dari apa yang dibutuhkan! Jika
sebagian besar jemaat memiliki pemahaman seperti ini, niscaya gereja
tidak perlu seperti "pengemis" seakan-akan tidak berdaya dalam
membangun pekerjaan Tuhan. Mau buktikan, mulailah aplikasikan firman
ini dalam pelayanan kita! Amin.
Ibadah Pemuda Remaja GPdI Pasirnangka, Sabtu: 06 April 2013
Oleh : Adrianus Pasasa, S.T, MA
Beberapa waktu lalu, saya bersama istri dan anak-anak kami berkumpul
di kamar menonton televisi, sambil nonton istri saya melihat di
kepala saya cukup banyak rambut putih dan mulai mencabut satu persatu.
Ya cukup banyak juga! Melihat rambut putih yang cukup banyak, dalam
hati saya mulai muncul pertanyaan…wah ternyata saya sudah berumur, apa
yang telah saya lakukan selama hidupku? Khususnya hal-hal yang
mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan Yesus! Terbersit begitu banyak
pertanyaan, sebagai hamba Tuhan apa yang telah saya lakukan untuk
pekerjaan Tuhan, seberapa jauh kepedulian saya terhadap perkerjaan
Tuhan?
Dalam bacaan kita hari ini, Hal ini juga yang dialami oleh umat Tuhan
(Israel) ketika hendak mendirikan kemah suci untuk kebaktian. Allah
berfirman melalui hambanya Musa untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada
umat Israel untuk memberikan persembahan bagi pembangunan Kemah Suci.
Allah menghendaki keterlibatan atau peran Umat Israel dalam
pembangunan Kemah Suci. Tetapi dalam hal ini Allah hanya menghendaki
orang yang terlibat atau berperan dalam pembangunan kemah suci adalah
orang-orang yang terdorong hatinya, bukan orang yang terpaksa. Allah
juga tidak hanya melibatkan orang yang punya harta benda, tetapi Allah
melibatkan orang-orang yang memiliki keahlian untuk membangun kemah
suci.
Menjadi pertanyaan, seperti apa peran umat/jemaat dalam membangun Kemah Suci?
1. Mempersembahkan milik kepunyaannya (ayat 20-24)
Setelah segenap umat Israel mendengar perintah Tuhan yang disampaikan
lewat hamba-Nya Musa, seluruh umat itu pergi dari hadapan Musa.
Setelah itu setiap orang yang tergerak hatinya dan setiap orang yang
terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada Tuhan yang
digunakan untuk memperlengkapi kemah pertemuan dan untuk segala ibadah
di dalamnya dan untuk pakaian kudus yang digunakan dalam kemah suci.
Semua jemaat terlibat tidak hanya kaum laki-laki tetapi juga kaum
perempuan, semua yang terdorong hatinya datang membawa barang-barang
mereka yang terbuat dari emas untuk dipersembahkan guna pembangunan
kemah suci. Tidak hanya emas yang mereka persembahkan perak, tembaga,
dan bahan-bahan yang terbuat dari kayu, kain, kulit binatang, kulit
lumba-lumba. Pemimpin-pemimpin mempersembahkan permata untuk
perlengkapan baju efod, ada yang mempersembahkan rempah-rempah dan
minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan ukupann dari
wangi-wangian. Mereka memberikan yang terbaik dari semua kepunyaan
mereka.
Bagaimana dengan kita? Sejauh mana peran dan keterlibatan kita dalam
pembangunan rumah Tuhan? Seberapa banyak harta yang Tuhan telah
percayakan kepada kita, digunakan untuk pembangunan rumah
Tuhan/membantu pekerjaan Tuhan. Mungkin selama ini kita belum berbuat
dan berperan banyak untuk terlibat dalam membantu pekerjaan Tuhan,
atau bahkan kita terlalu berpikir panjang ketika hendak membantu
pekerjaan Tuhan, atau bahkan sama sekali tidak tergerak untuk membantu
pekerjaan Tuhan. Atau kita memberi tetapi memberi dari sisa-sisa yang
kita miliki, bukan yang terbaik dari apa yang kita miliki. Firman
Tuhan saat ini akan menjadi perenungan bagi kita semua. Marilah kita
belajar dari firman Tuhan hari ini, dimana umat Israel tidak berpikir
panjang dalam memberikan hartanya guna pembangunan kemah suci. Bahkan
dikatakan Musa memerintahkan supaya umat Israel, baik laki-laki maupun
perempuan tidak lagi memberikan persembahan khusus, mereka dicegah
untuk membawa persembahan khusus, sebab bahan yang diperlukan telah
cukup untuk melakukan segala pekerjaan kemah suci, bahkan berlebih
(Kel. 36:7).
2. Mempersembahkan Skill (kemampuan) yang dimilikinya (25-28)
Tuhan tidak hanya menuntut harta yang dimiliki umat Israel, tetapi
setiap orang yang memiliki keahliah diharuskan untuk datang membuat
segala yang diperintahkan Tuhan yaitu pembangunan kemah suci. Apa yang
diperintahkan Tuhan mereka lakukan, dikatakan bahwa semua perempuan
yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian memintal membawa yang
dipintalnya itu untuk kebutuhan pembangunan kemah suci.
Mungkin kita terbatas dalam hal materi, sehingga kita tidak bisa
terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Tetapi Tuhan tidak hanya
melihat harta yang kita miliki. Seperti Tuhan perintahkan kepada umat
Israel bahwa setiap orang yang punya keahlian haruslah datang untuk
terlibat dalam pembangunan kemah suci. Hal inipun berlaku bagi kita
sekarang ini, Tuhan telah mengaruniakan talenta kepada setiap kita,
mungkin kita memiliki kemampuan dalam memimpin pujian, mengajar
sekolah minggu, bermain music, punya keahlian dalam multi media,
keahlian dalam bangunan, keahlian dalam memimpin, dan keahlian lain
yang Tuhan karuniakan kepada kita. Marilah kita manfaatkan keahlian
itu untuk membangun pekerjaan Tuhan. Menjadi perenungan bagi kita
semua, sudah sejauh mana talenta yang Tuhan karuniakan kepada kepada
kita masing-masing, kita pakai untuk membantu pekerjaan Tuhan?
Kedua hal inilah yang menjadi modal dalam melakukan pembangunan kemah
suci yang diperintahkan Tuhan kepada umat Israel. Apa yang
diperintahkan oleh Tuhan mereka lakukan dengan segenap hati dan penuh
sukacita. Mereka melakukannya bukan dengan terpaksa tetapi semua
karena dorongan yang muncul dari hati mereka, mereka melakukannya
karena gerakan yang muncul dari hati mereka. Dikatakan bahwa semua
laki-laki dan perempuan yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu
untuk segala pekerjaan yang diperintahkan Tuhan. Mereka membawa segala
sesuatu sebagai pemberian sukarela bagi pekerjaan Tuhan. Mereka tidak
mencari keuntungan pribadi dalam pembangunan kemah suci. Walaupun
mereka banyak terlibat dalam pembangunan kemah suci, tetapi mereka
tidak pernah hitung-hitungan, diantara mereka tidak muncul perkataan
bahwa kalau bukan sumbangan dia, atau keahlian dia kemah suci itu
tidak akan jadi. Mereka juga melakukan semua itu bukan karena ingin
menyenangkan hati pemimpin mereka yaitu Musa. Apa yang mereka lakukan
semua dilandasi oleh sikap kebersamaan dalam membangun kemah suci,
karena apa yang mereka lakukan semua dimulai dari kerinduan hati
mereka untuk memberi bagi pekerjaan Tuhan.
Mungkin selama ini kita sudah banyak terlibat dalam membantu pekerjaan
Tuhan, tetapi apakah semua berangkat dari keterpanggilan hati kita?
Mungkin masih dibungkus dengan motivasi-motivasi yang lain. Mungkin
kita melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan karena terpaksa, karena
figur pemimpin, namun ketika tokoh yang menjadi figur itu tidak ada,
kita menjadi tidak semangat bahkan menjauhkan diri dari pelayanan
pekerjaan Tuhan. Mungkin juga pelayanan yang kita lakukan hanya untuk
menyenangkan seseorang. Mungkin juga kita melakukan pelayanan sekedar
untuk mendapat pujian, dlsb. Jelas sikap-sikap seperti ini akan
menghambat pekerjaan Tuhan. Namun jika pelayanan dimulai dengan
panggilan hati, maka apapun keadaannya akan tetap semangat dalam
melayani pekerjaan Tuhan.
Melalui keterpanggilan umat Israel, kita bisa belajar dari sikap
mereka, bagaimana keterlibatan mereka dalam membangun Kemah Suci. Saya
yakin dan sangat yakin, ketika kita memiliki sikap hati seperti umat
Israel dalam melibatkan diri untuk pekerjaan Tuhan, maka akan membawa
dampak yang luar biasa bagi pekerjaan Tuhan. Ketika kita memulai
segala sesuatu dengan dorongan dari hati atau memulai segala sesuatu
dengan hati yang tergerak, maka pekerjaan pelayanan Tuhan dimana pun
kita melayani akan membawa dampak yang luar biasa dan akan
menghasilkan hal-hal yang membawa kemuliaan bagi Tuhan. Jika jemaat
bekerjasama dan memulai semua pekerjaan Tuhan dengan hati yang
tergerak, baik dalam memberi sumbangan berupa materi maupun skill yang
dimiliki, maka apapun yang dibutuhkan dalam membangun pekerjaan Tuhan
akan tercukupi, bahkan bisa lebih dari apa yang dibutuhkan! Jika
sebagian besar jemaat memiliki pemahaman seperti ini, niscaya gereja
tidak perlu seperti "pengemis" seakan-akan tidak berdaya dalam
membangun pekerjaan Tuhan. Mau buktikan, mulailah aplikasikan firman
ini dalam pelayanan kita! Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar