Waktu masih anak-anak, saya merasa begitu bahagia tidak ada beban,
tidak memikirkan yang macam-macam, yang ada hanya keinginan untuk main
terus. Ini hanyalah gambaran masa kecil yang hamper semua manusia
mengalaminya. Setelah menginjak masa di mana sudah mengenal sedih,
susah, dan penderitaan barulah saya membayangkan sebenarnya bahagia
itu seperti apa? Pernah waktu masih duduk di bangku SMP teman sebangku
sering membayangkan seandainya suatu waktu dia punya mobil yang bagus,
punya rumah yang mewah, punya istri yang cantik pasti hidupnya akan
bahagia! Apakah kebahagiaan dapat diukur dengan harta, atau dengan
kedudukan dan pangkat atau dengan memiliki istri yang cantik? Tentu
semua itu bukan menjadi tolak ukur untuk menyatakan seseorang itu
bahagia, lalu dimanakah kita memperoleh kebahagiaan sejati itu?
Seperti tertulis dalam nats Kitab Suci: "berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan". Jika kita
menyimak pengajaran Yesus di atas tentu kita akan menyadari dan
mengerti sebenarnya kebahagiaan itu tidak jauh dari kita! Di mana ada
murah hati di situ ada kebahagiaan. Orang yang murah hati adalah orang
yang tulus memikirkan dan berbuat bagi orang lain. Apakah kita
menyadari dan apakah selama perjalanan hidup baik di dunia kerja,
studi, atau apapun yang digeluti sudah merasa bahagia? Atau sebaliknya
merasa dihantui oleh rasa takut, bersalah dan cemas? Kita dapat
merasakan kebahagiaan sejati jika kita mau melayani, mau berbagian,
mau menolong, mau menghibur dan mau peduli, membawa damai terhadap
sesama kita yang sangat menderita dalam arti yang sesungguhnya tanpa
memandang latar belakang. Tuhan telah memberi kita kehidupan dan
keselamatan secara Cuma-Cuma dengan demikian kita juga harus member
kepada sesame kita secara Cuma-Cuma, mungkin kita tidak punya harta
tetapi kita punya mulut, tangan, dan mata yang dapat menjadi saluran
berkat bagi sesame. Di sini saya ambil satu contoh perbuatan "kecil"
tetapi manfaatnya bagi orang lain sangat besar. Kita dapat meluangkan
waktu untuk mengunjungi Panti Tunanetra; di sana kita dapat berbuat
banyak misalnya: membantu membacakan buku pelajaran mereka, membantu
mengetik tugas mereka, dan mendengarkan keluh kesah mereka, serta
member dorongan dan semangat kepada mereka. Kita dapat juga berkunjung
ke Pnati JOmpo, di mana Oma dan Opa membutuhkan perhatian, kasih
saying dan teman ngobrol ataukah kita mau peduli pada anak jalanan.
Apakah hati kita tidak sedih melihat anak yang masih di bawah umur
sudah berkeliaran di jalanan tanpa mempedulikan keselamatan mereka
hanya untuk mengejar belas kasihan dari para penumpang? Namun sebelum
melangkah mungkin di sekitar tempat tinggal kita, teman kita, bahkan
dalam keluarga kita mereka juga perlu perhatian dari kita. Marilah
selagi masih sehat pergunakanlah waktu untuk peduli terhadap sesama
yang sangat membutuhkan uluran tangan dari kita. Belajarlah dari
teladan Tuhan kita Yesus, Ia berkata: "sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraku yang paling hina
ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. By: Adrianus Pasasa
tidak memikirkan yang macam-macam, yang ada hanya keinginan untuk main
terus. Ini hanyalah gambaran masa kecil yang hamper semua manusia
mengalaminya. Setelah menginjak masa di mana sudah mengenal sedih,
susah, dan penderitaan barulah saya membayangkan sebenarnya bahagia
itu seperti apa? Pernah waktu masih duduk di bangku SMP teman sebangku
sering membayangkan seandainya suatu waktu dia punya mobil yang bagus,
punya rumah yang mewah, punya istri yang cantik pasti hidupnya akan
bahagia! Apakah kebahagiaan dapat diukur dengan harta, atau dengan
kedudukan dan pangkat atau dengan memiliki istri yang cantik? Tentu
semua itu bukan menjadi tolak ukur untuk menyatakan seseorang itu
bahagia, lalu dimanakah kita memperoleh kebahagiaan sejati itu?
Seperti tertulis dalam nats Kitab Suci: "berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan". Jika kita
menyimak pengajaran Yesus di atas tentu kita akan menyadari dan
mengerti sebenarnya kebahagiaan itu tidak jauh dari kita! Di mana ada
murah hati di situ ada kebahagiaan. Orang yang murah hati adalah orang
yang tulus memikirkan dan berbuat bagi orang lain. Apakah kita
menyadari dan apakah selama perjalanan hidup baik di dunia kerja,
studi, atau apapun yang digeluti sudah merasa bahagia? Atau sebaliknya
merasa dihantui oleh rasa takut, bersalah dan cemas? Kita dapat
merasakan kebahagiaan sejati jika kita mau melayani, mau berbagian,
mau menolong, mau menghibur dan mau peduli, membawa damai terhadap
sesama kita yang sangat menderita dalam arti yang sesungguhnya tanpa
memandang latar belakang. Tuhan telah memberi kita kehidupan dan
keselamatan secara Cuma-Cuma dengan demikian kita juga harus member
kepada sesame kita secara Cuma-Cuma, mungkin kita tidak punya harta
tetapi kita punya mulut, tangan, dan mata yang dapat menjadi saluran
berkat bagi sesame. Di sini saya ambil satu contoh perbuatan "kecil"
tetapi manfaatnya bagi orang lain sangat besar. Kita dapat meluangkan
waktu untuk mengunjungi Panti Tunanetra; di sana kita dapat berbuat
banyak misalnya: membantu membacakan buku pelajaran mereka, membantu
mengetik tugas mereka, dan mendengarkan keluh kesah mereka, serta
member dorongan dan semangat kepada mereka. Kita dapat juga berkunjung
ke Pnati JOmpo, di mana Oma dan Opa membutuhkan perhatian, kasih
saying dan teman ngobrol ataukah kita mau peduli pada anak jalanan.
Apakah hati kita tidak sedih melihat anak yang masih di bawah umur
sudah berkeliaran di jalanan tanpa mempedulikan keselamatan mereka
hanya untuk mengejar belas kasihan dari para penumpang? Namun sebelum
melangkah mungkin di sekitar tempat tinggal kita, teman kita, bahkan
dalam keluarga kita mereka juga perlu perhatian dari kita. Marilah
selagi masih sehat pergunakanlah waktu untuk peduli terhadap sesama
yang sangat membutuhkan uluran tangan dari kita. Belajarlah dari
teladan Tuhan kita Yesus, Ia berkata: "sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraku yang paling hina
ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. By: Adrianus Pasasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar