Liburan Desember lalu, saya sempat mengunjungi suatu daerah yang
masyarakatnya masih ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Meskipun demikian masyarakatnya rajin mengikuti
perkembangan dan situasi bangsa ini. Pernah suatu waktu kami
berdiskusi tentang kinerja wakil rakyat yang mengaku memperjuangkan
rakyat kecil, dengan polos mereka menjawab bagaimana bangsa ini mau
keluar dari krisis kalau kerja wakil rakyat dan pemimpin kita hanya
saling mencari kesalahan dan kejelekan mereka tanpa menyadari dirinya
masing-masing yang penuh dengan sandiwara dan kemunafikan. Seandainya
mereka mau mengoreksi diri tentu mereka akan mengetahui posisinya di
mana, tetapi sangat disayangkan mereka lebih mengenal lawan-lawan
mereka. Sadarkah kalau hal ini juga menghiasi hidup kita. Seringkali
kita ingin lebih banyak mengetahui diri orang lain dari pada diri kita
sendiri! Seandainya kita lebih mengenal diri kita, tentu kita akan
menyadari kelemahan dan kelebihan yang kita miliki, namun pada
kenyataannya kita lebih suka untuk mengenal orang lain melalui
berbagai cara dan pada umumnya kita selalu mencari kejelekan orang
dari pada kelebihan-kelebihan yang orang lain miliki. Jadi tidak aneh
kalau terjadi perselisihan dengan sesama yang hanya disebabkan
kesalahpahaman, kecemburuan, iri hati dan persaingan yang tidak sehat.
Dengan mudah kita menghakimi sesama kita dan menganggap diri kita yang
paling benar. “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana engkau
dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu
dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu (Matius 7:3-4).
Belajarlah untuk mengenal diri sendiri, karena di dalam diri kita
banyak sekali kelebihan-kelebihan yang kita miliki, hanya saja belum
digali. Apabila suatu saat kita telah menemukannya maka akan
mendatangkan kebahagiaan yang tak ternilai bagi kita. Namun di dalam
dirimu juga ada kekurangan-kekurangan supaya kita jangan sombong.
“Jadilah dirimu sendiri, hindari untuk selalu membandingkan dirimu
dengan orang lain”. Hal ini hanya akan membuat kita tidak percaya
diri. “oleh karena engkau berharga dimata-Ku dan mulia, dan Aku
mengasihi enkau (Yesaya 43:4a). Camkanlah dalam hatimu bahwa kamu
dilahirkan ke dunia ini dengan rencana dan tujuan yang indah dan semua
itu kamu akan alami setelah kamu mengenal dan mau menerima dirimu apa
adanya. By: Adrianus Pasasa
masyarakatnya masih ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Meskipun demikian masyarakatnya rajin mengikuti
perkembangan dan situasi bangsa ini. Pernah suatu waktu kami
berdiskusi tentang kinerja wakil rakyat yang mengaku memperjuangkan
rakyat kecil, dengan polos mereka menjawab bagaimana bangsa ini mau
keluar dari krisis kalau kerja wakil rakyat dan pemimpin kita hanya
saling mencari kesalahan dan kejelekan mereka tanpa menyadari dirinya
masing-masing yang penuh dengan sandiwara dan kemunafikan. Seandainya
mereka mau mengoreksi diri tentu mereka akan mengetahui posisinya di
mana, tetapi sangat disayangkan mereka lebih mengenal lawan-lawan
mereka. Sadarkah kalau hal ini juga menghiasi hidup kita. Seringkali
kita ingin lebih banyak mengetahui diri orang lain dari pada diri kita
sendiri! Seandainya kita lebih mengenal diri kita, tentu kita akan
menyadari kelemahan dan kelebihan yang kita miliki, namun pada
kenyataannya kita lebih suka untuk mengenal orang lain melalui
berbagai cara dan pada umumnya kita selalu mencari kejelekan orang
dari pada kelebihan-kelebihan yang orang lain miliki. Jadi tidak aneh
kalau terjadi perselisihan dengan sesama yang hanya disebabkan
kesalahpahaman, kecemburuan, iri hati dan persaingan yang tidak sehat.
Dengan mudah kita menghakimi sesama kita dan menganggap diri kita yang
paling benar. “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana engkau
dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu
dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu (Matius 7:3-4).
Belajarlah untuk mengenal diri sendiri, karena di dalam diri kita
banyak sekali kelebihan-kelebihan yang kita miliki, hanya saja belum
digali. Apabila suatu saat kita telah menemukannya maka akan
mendatangkan kebahagiaan yang tak ternilai bagi kita. Namun di dalam
dirimu juga ada kekurangan-kekurangan supaya kita jangan sombong.
“Jadilah dirimu sendiri, hindari untuk selalu membandingkan dirimu
dengan orang lain”. Hal ini hanya akan membuat kita tidak percaya
diri. “oleh karena engkau berharga dimata-Ku dan mulia, dan Aku
mengasihi enkau (Yesaya 43:4a). Camkanlah dalam hatimu bahwa kamu
dilahirkan ke dunia ini dengan rencana dan tujuan yang indah dan semua
itu kamu akan alami setelah kamu mengenal dan mau menerima dirimu apa
adanya. By: Adrianus Pasasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar