Tulisan Jalan

Hidupku untuk mengharumkan nama-MU Jangan bersukcita ketika engkau berhasil dalam pelayanan, tetapi bersukcitalah karena namamu tercatat di Surga

Kau istimewa. Di seluruh dunia, tidak ada orang yang sepertimu. Sejak bumi diciptakan tidak ada orang lain yang sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki senyummu, tidak ada yang memiliki matamu, hidungmu, rambutmu, tanganmu, suaramu. Kau istimewa. Tidak ada orang lain yang memiliki tulisan yang sama denganmu. Tidak ada orang lain yang memiliki selera akan makanan, pakaian, musik, atau seni sepertimu. Tidak ada orang lain yang memiliki cara pandang sepertimu. Sepanjang masa tidak ada orang lain yang tertawa sepertimu, tidak ada yang menangis sepertimu. Kaulah satu di antara seluruh ciptaan yang memiliki kemampuan seperti yang kau miliki. sampai selamanya, tidak akan ada orang yang akan pernah melihat, berbicara, berjalan, berpikir, atau bertindak seperti dirimu. Kau istimewa...kau langka. Tuhan telah menjadikanmu istimewa dengan satu tujuan yaitu MEMULIAKAN DIA

Cari Blog Ini

Kamis, 21 Februari 2013

Mujizat itu nyata!

***Firman-Mu adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku***


MUJIZAT ITU NYATA!!!
Ada sebuah lagu rohani yang cukup sering dinyanyikan jemaat Tuhan. Di persekutuan-persekutuan atau dalam kebaktian-kebaktian Minggu, lagu ini cukup dikenal. Banyak orang yang menyukainya. Sebagian liriknya begini, "Jangan lelah bekerja di ladang-Nya Tuhan…" Lagu ini iramanya cukup enak didengar. Namun agak sedikit mengganjal di hati. Namanya orang bekerja pasti lelah dong. Dan hal yang mustahil, kata teman saya orang Arab, melarang orang supaya tidak lelah tatkala ia sedang bekerja. Lelah dalam bekerja itu alamiah bin lumrah bin lazim. Kecuali sang koruptor si benalu parasit masyarakat  yang sanggup meraup duit rakyat  puluhan sampai ratusan miliar rupiah dengan bermodalkan jabatannya. Mereka hanya main angkat telepon kapan saja dan di mana saja meminta "apel Malang" atau "apel Washington" kepada kacung-kacung mereka yang merajalela di perusahaan-perusahaan milik para bos besar dan ketua besar. Tanpa bekerja keras bak seorang petani yang mencangkul ladangnya demi mencari sesuap nasi buat anak-anak dan istrinya, atau seperti si tukang becak yang mendayung becaknya hingga mandi keringat dan mengucur peluh di sekujur tubuhnya bak derasnya hujan turun dari langit.

Bekerja sebagai pekerja di dunia sekuler sama bekerja di dunia rohani. Bahasa kerennya, melayani di ladang Tuhan. Bukan saja lelah bahkan boleh jadi penat-nat sehingga mau minta mati saja. Kalau gak percaya coba lihat nabi Yunus. Dia pernah berkata, "Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." (Yunus 4:3). Yunus marah besar dan sangat kesal atas kebaikan Tuhan yang mengampuni orang-orang jahat di Niniwe. Maunya Yunus  sih mereka dibumihanguskan saja. Gitu aja koq repot diampuni?  Lebay Tuhan! Perhatikan juga nabi sekaliber Elia yang pernah meluluhlantakkan empat ratus lima puluh nabi Baal dan empat ratus nabi Asyera (1Raja-Raja 18:19) hanya dengan sebilah pedangnya, tetapi bisa sangat penat batinnya ketika dikejar hanya oleh seorang budak dari si nyonya Izebel yang amat menyebelken itu (1Raja-Raja 19:2-3) . Dalam 1Raja-Raja 19: 4 dijelaskan, "Tetapi ia (Elia) sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."  Yesus sendiri tertidur pulas di perahu karena kecapean melayani bahkan Ia pernah mengalami rasa ketir yang begitu menakutkan ketika Ia bergumul di taman Getsemani. Karena tidak lama lagi Ia akan menanggung akibat dosa umat manusia. Saking beratnya beban dosa yang akan dipikul-Nya, Ia berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."  Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.  Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Lukas 22:42-44).

Jadi, tidak heran banyak rohaniwan saat ini yang akhirnya banting setir dan putar kemudi karena tak tahan dengan kelelahan dan kepenatan hati melayani umat yang juga sedang lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Berbicara tentang kelelahan dan kepenatan sebagai rohaniwan tentu bisa diinventarisir jenisnya yang amat beragam itu. Sebagai rohaniwan yang sering mengunjungi jemaat di desa-desa dan pedalaman Indonesia, saya banyak melihat tidak sedikit para hamba Tuhan yang mengalami kesulitan makan dan minum apalagi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Bukan cuma di desa. Di kota juga tidak sedikit hamba Tuhan mengalami hal yang sama bahkan lebih berat. Ada yang nampak tapi juga ada yang tidak kelihatan betapa beratnya perjuangan hidup mereka. Bagi hamba Tuhan yang punya banyak relasi dan punya kemauan dan kemampuan yang kuat serta strategi jitu-tu, tentu tidak terlalu bermasalah tatkala kesulitan mendekat pada mereka. Hanya dengan mengangkat telpon atau ber-SMS ria dengan jemaat yang berpunya, maka selesailah masalah mereka. Apalagi bila dibumbu-bumbui dengan ayat-ayat firman Tuhan, "Hati-hati jangan sampai belalang pelahap melahap abis usahamu kalau tidak memedulikan kehidupan hamba Tuhan!" Ceileh….. Jemaat mendengar ocehan pak pendeta dengan bumbu firman Tuhan menjadi  gemetar dan gemetir,  sedang bibir pak pendeta sendiri mengembang senyum manis.  Saya pernah diceritakan seorang teman mengenai seorang pendeta. Teman saya ini, pas kakaknya sedang dirawat di ruang perawatan intensif di sebuah rumah sakit karena penyakit jantung. Sang pendeta datang mendoakan kakaknya yang sangat lemah tubuhnya setelah sadar dari koma selama beberapa hari. Anda tahu apa yang dibicarakan sang pendeta itu? Ia memberikan dorongan semangatkah? Anda keliru. Ia justru meminta bagian uang perpuluhan kepada jemaatnya karena ia tahu si sakit belum lama menjual tanahnya dengan nilai satu koma dua miliar rupiah. Lalu tidak berhenti di situ, sang pendeta juga meminta sepuluh persen untuk mendukung misi gereja. Alasannnya, hamba Tuhan dan gereja hidup dari persembahan jemaat. Lengkaplah sudah penderitaan si sakit. Beberapa hari kemudian si sakit akhirnya meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Jangan-jangan percepatan kematian si sakit karena ia stress memikirkan permintaan pendetanya itu. Peristiwa ini sangat amat memilukan dan memalukan korps para pendeta. Ini namanya pendeta debt collector-tor-tor-tor…….

Tetapi ada juga hamba Tuhan yang sama sekali tidak pandai memanfaatkan jemaat atau sahabat-sahabat mereka untuk mencari solusi keuangan yang sedang digumulinya. Saya adalah seorang yang sedang dan terus mau belajar  untuk hal ini. Beberapa teman dan keluarga  yang punya uang  segudang, pernah mengatakan, "Andaikata  Anda ada kesulitan atau kebutuhan sesuatu tolong jangan sungkan beritahukan ya", demikian tawaran mereka kepada Saya. Tetapi Saya dan istri belajar untuk tidak "memanfaatkan" tawaran menggiurkan itu. Karena prinsip kami, bekerja di ladang Tuhan hanya mengandalkan-Nya saja. Paling sering istri Saya kalau sangat mendesak ia mengambil jurus "Menyelesaikan masalah tanpa masalah." Dan kadang harus menerima kenyataan barang-barangnya dilelang.  Bila persoalannya cukup berat kami datang  bersujud kepada-Nya di dalam doa dan puasa. Bukankah firman Tuhan dalam Yeremia 17:7-8 telah dengan jelas memperingatkan kita semua, ada upah bagi yang mengandalkan dan mengharapkan-Nya?  Sebaliknya, ada ancaman bagi mereka yang mencoba-coba mengandalkan manusia? Kalau tak percaya, silakan saja baca Yeremia 17:5-6.  Jangan pernah memanfaatkan "domba-domba" apalagi memeras "susu" mereka dengan alasan pelayanan. Apalagi membawa-bawa nama Tuhan. Demi kemuliaan Tuhan segala.

Pada kesempatan ini, tanpa bermaksud apa-apa, sungguh, izinkan saya membagikan kesaksian buat para hamba dan jemaat Tuhan yang tidak pandai mengandalkan sesamanya dan karena itu mereka berada  dalam kelelahan dan kepenatan. Kemarin setelah ibadah dan Perjamuan Kudus, Minggu, 4 Maret 2012, saya langsung pulang ke rumah. Karena kelelahan fisik dan kepenatan psikis karena berbagai pergumulan, terutama kondisi keuangan kami, saya beristirahat siang di tempat tidur. Sudah cukup lama, kami, khususnya saya, bergumul dengan masalah keuangan untuk studi ketiga anak kami. Satu di perguruan tinggi dan dua lainnya di SMP dan SD. Minggu sore sekitar jam dinding  di rumah kami menunjukkan pukul setengah tiga Waktu Indonesia Barat (WIB) saya terbangun dan langsung berdoa di hadapan Tuhan Yesus Kristus. Doa saya sangat sederhana. Intinya saya menyampaikan permohonan kepada Tuhan Yesus Kristus tentang kebutuhan uang untuk berbagai kebutuhan kami sekeluarga. Kami tidak memberitahukan kepada siapapun akan kebutuhan ini. Apalagi meminta kepada orang-orang dekat kami. Tidak lama waktunya saya berdoa sore itu. Berselang beberapa waktu kemudian, tepatnya jam 1607 WIB telepon genggam saya berdering. Sebuah SMS masuk dari seorang hamba Tuhan senior yang sudah emeritus. Saya sangat jarang bertemu apalagi berdiskusi dengannya. Meskipun pertemanan kami cukup baik, saya tidak pernah mengemukakan permohonan bantuan dana apapun. Bunyi SMS-nya, "Pak Hans, ada account number bank BCA? Tq GBU." Mendadak sontak saya kaget. Lalu seketika itu juga saya balas SMS-nya, "Ada apa gerangan dengan Saya pak?" Lalu kira-kira sejam kemudian, pasnya jam 1713 WIB SMS beliau masuk lagi. Bunyinya, "O… begini, tadi saya bangun tidur ada satu gerakan hati saya untuk memberi dukungan dana tidak besar, tapi ya seperti Tuhan ingin saya support anak-anak  bapak tiap bulan xxxxx rupiah dari Januari – Desember tahun 2012. Nanti yang bulan Januari dan Pebruari saya rapelkan bersama dengan bulan Maret ini. Semoga menjadi berkat untuk bapak sekeluarga. Tq GBU."

Peristiwa ini benar-benar  mujizat. Tuhan Yesus mendengar dan langsung seketika itu juga menjawab permohonan Saya. Ini sangat mengharukan hati kami sekeluarga. Waktu Saya berdoa sore itu berbarengan dengan Tuhan menggerakkan hati hamba Tuhan senior itu. Saya berdoa pas baru bangun tidur, ia pun baru bangun tidur ketika merasakan suatu gerakan hati yang tak bisa dibendungnya  untuk mendukung dana studi anak-anak Saya. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus saja! Kami berdua dikuasai rasa haru yang dalam sehingga air mata kami jatuh berderai. kami berpelukan sambil menangis. Tuhan Yesus menyentuh hati kami yang paling dalam. Seakan Dia membelai kami berdua sambil berkata, "Anakku Aku tahu kesulitanmu. Aku tahu segala yang kamu perlukan. Ini Aku. jangan bersedih hati. Aku besertamu. Akulah penolongmu yang setia. Aku sekali-kali tidak akan membiarkan dan meninggalkan kalian."  Sungguh ajaib Tuhan Yesus. Damai sejahtera memenuhi hati dan pikiran Saya dan Ima, istriku yang setia berjuang menemaniku selama ini. Ia menjawab kami tepat waktu. Yang mengharukan lagi, Tuhan memakai seorang hamba Tuhan sederhana yang sudah pensiun tanpa gaji lagi untuk meringankan beban anak-anak kami. Itulah kebesaran kuasa dan kasih-Nya yang tak terduga. Kami mengalami mujizat lagi. Kami hidup dari hari ke hari dengan mujizat demi mujizat. Ini bukti nyata yang tidak terbantahkan akan janji Tuhan ketika Saya meninggalkan tawaran bekerja di sebuah bank swasta pada tahun 1995 demi menyerahkan diri sebagai hamba Tuhan dibentuk di Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, Jawa Timur. Waktu itu Saya sangat berat untuk menyerahkan diri menjadi hamba-Nya. Saya begitu kuatir hidup sebagai hamba Tuhan yang kebanyakan hidup sederhana bahkan sangat sederhana. Tetapi dalam pergumulan yang berat itulah, Tuhan berfirman kepada Saya, "Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.  Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." (2Petrus 1:10-11). Firman Tuhan inilah yang menghantarkan Saya memasuki gerbang Seminari Alkitab Asia Tenggara, dibentuk menjadi hamba-Nya. Dan sampai hari ini Saya masih terus dalam pemrosesan tangan-Nya yang tak berkesudahan. Kami sekeluarga mengimani dan mengamini firman Tuhan yang berkata, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Ibrani 13:5).

Tetapi saya tetap berkeyakinan kokoh, mujizat terbesar dalam hidup Saya yaitu ketika Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya itu, mau mati untuk Saya justru pada waktu Saya lemah, durhaka, penuh dosa, dan berseteru dengan-Nya sehingga saya memiliki jaminan kepastian keselamatan hidup yang kekal (Roma 5:6-11).

Para sobat sekalian. Mungkin saat ini engkau sedang mengalami pergumulan yang sangat berat. Terlalu kuat menindih hidupmu. Air matamu tak pernah berhenti berderai. Mungkin engkau sedang bahkan sudah kehilangan akal menghadapi persoalan itu. Ingatlah, boleh jadi ketika kita menghadapi masalah berat kita kehilangan akal, tetapi kita tak akan pernah kehilangan iman kepada Yesus. Marilah saat ini juga engkau dan Saya belajar sungguh-sungguh apa arti mengandalkan Yesus dalam seluruh perjuangan kita mengiringi-Nya untuk menyenangkan-Nya di dunia yang sementara ini.  Pertolongan-Nya tidak pernah terlalu cepat dan terlalu terlambat buat engkau. Ingatlah, janganlah hati kita melekat pada dunia ini. Dengarkan sabda-Nya yang penuh wibawa, " Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1Yohanes 2;17).

Jawaban Tuhan Yesus terhadap doa permohonanmu sedang dijawab Tuhan. Berdoalah terus, mendekatlah kepada Dia, dan taatilah segala kehendak-Nya. Yesus berkata saat ini kepadamu juga kepadaku, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30). "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.  Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:33-34). Teruslah memenangkan sebanyak mungkin orang kepada Dia dan berjuanglah dengan semangat yang membara bagi kemuliaan Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kita.

Segala puji hormat dan sembah Saya panjatkan hanya bagi-Mu Yesus Tuhan dan Juruselamatku. Amin! (Kota Kembang, Selasa, 6 Maret 2012. Rev. Hans).

Tidak ada komentar:

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Daftar Blog Saya

Komentar