Beberapa waktu ini saya mendengar istilah yang berkembang. Setidaknya
bunyinya seperti ini, "dia kan pendeta majelis bukan pendeta jemaat".
Entah apa maksud di balik istilah ini, tetapi yang pasti tidak mungkin
istilah ini muncul kalau tidak ada pemicunya. Menjadi seorang pelayan
Tuhan adalah suatu tugas yang mulia, Tuhan mempercayakan seorang hamba
Tuhan untuk melayani jemaat-Nya. Kalau kita baca di dalam Yehezkiel
34:1-16, di situ di uraikan bahwa Tugas para gembala (pelayan Tuhan)
adalah melindungi kawanan dombanya agar tidak dicuri atau dibunuh oleh
binatang liar, atau menjaganya agar tidak tersesat. Jika Tugas ini
gagal dilakukan, maka Tuhan akan menghukum para gembala (hamba Tuhan)
yang gagal menjadi gembala yang baik. Beberapa ciri gembala yang
gagal: Menggembalakan dirinya sendiri, tidak peduli dengan
domba-dombanya, Hanya mau menikmati susu dan bulunya dibuat untuk
pakaian, tetapi mereka tidak mengembalakan domba-domba dengan baik,
Mereka membiarkan domba, jika ada domba yang lemah mereka tidak
kuatkan, domba yang sakit mereka tidak obati, domba yang luka mereka
tidak balut, domba yang sesat mereka tidak cari dan membawanya pulang,
domba yang hilang mereka tidak cari.
Gembala (hamba Tuhan) yang tidak melakukan tugasnya dengan baik, Tuhan
akan memberhentikan mereka dari tugasnya, Tuhan akan mengambil
pelayanannya kembali. Dibebastugaskan, Tuhan dapat memakai berbagai
cara untuk membebastugaskan gembala (hamba Tuhan) yang mangkir dari
tugasnya. Pada akhirnya istilah "pendeta majelis" layak disandang oleh
gembala (hamba Tuhan) yang gagal menjadi gembala yang baik, tetapi
tidak layak menyandang "pendeta jemaat". By: Adrianus Pasasa
bunyinya seperti ini, "dia kan pendeta majelis bukan pendeta jemaat".
Entah apa maksud di balik istilah ini, tetapi yang pasti tidak mungkin
istilah ini muncul kalau tidak ada pemicunya. Menjadi seorang pelayan
Tuhan adalah suatu tugas yang mulia, Tuhan mempercayakan seorang hamba
Tuhan untuk melayani jemaat-Nya. Kalau kita baca di dalam Yehezkiel
34:1-16, di situ di uraikan bahwa Tugas para gembala (pelayan Tuhan)
adalah melindungi kawanan dombanya agar tidak dicuri atau dibunuh oleh
binatang liar, atau menjaganya agar tidak tersesat. Jika Tugas ini
gagal dilakukan, maka Tuhan akan menghukum para gembala (hamba Tuhan)
yang gagal menjadi gembala yang baik. Beberapa ciri gembala yang
gagal: Menggembalakan dirinya sendiri, tidak peduli dengan
domba-dombanya, Hanya mau menikmati susu dan bulunya dibuat untuk
pakaian, tetapi mereka tidak mengembalakan domba-domba dengan baik,
Mereka membiarkan domba, jika ada domba yang lemah mereka tidak
kuatkan, domba yang sakit mereka tidak obati, domba yang luka mereka
tidak balut, domba yang sesat mereka tidak cari dan membawanya pulang,
domba yang hilang mereka tidak cari.
Gembala (hamba Tuhan) yang tidak melakukan tugasnya dengan baik, Tuhan
akan memberhentikan mereka dari tugasnya, Tuhan akan mengambil
pelayanannya kembali. Dibebastugaskan, Tuhan dapat memakai berbagai
cara untuk membebastugaskan gembala (hamba Tuhan) yang mangkir dari
tugasnya. Pada akhirnya istilah "pendeta majelis" layak disandang oleh
gembala (hamba Tuhan) yang gagal menjadi gembala yang baik, tetapi
tidak layak menyandang "pendeta jemaat". By: Adrianus Pasasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar