Suatu ketika terjadi dialog santai antara seorang anggota DPR dan seorang Ustadz. Begini dialog mereka:
Anggota DPR bertanya kepada pak Ustadz: Pak Ustadz, kalo DPR sama Menteri... hebatan mana? Ustadz : Hebatan bapak, Menteri gak berani perintah-perintah anggota DPR.Kalo DPR berani perintah-perintah Menteri" (si bapak DPR nyengir seneng).Anggota DPR: lhaa,,, kalo Saya sama Ketua KPK hebatan mana? Ustadz : hebatan bapak juga, kan ketua KPK dipilih oleh bapak, DPR tidak dipilih oleh KPK? (Si bapak DPR nyengir makin lebar).Anggota DPR: Ini pertanyaan yang harus dijawab jujur ya pak Ustadz.... kalo DPR sama Presiden hebatan mana? Ustadz : masih hebatan bapak dong, Presiden bisa dinterpelasi bahkan diimpeach sama DPR, tapi DPR tidak bisa diapa-apain sama Presiden kan? (cengiran si bapak DPR makin lebar dan ia puasss).Anggota DPR: Ok pak Ustadz, ini pertanyaan terakhir Saya ya, kalo anggota DPR sama Nabi hebatan mana? Si Ustadz (agak lama mikirnya, akhirnya pak Ustadz menjawab): Ehm,,, tetap masih hebatan bapak DPR.... kalo Nabi masih takut sama Tuhan, kalo bapak dan teman-teman bapak anggota DPR kan udah ga ada sama sekali rasa takut sama Tuhan kan pak????
Heheheheee…. Saya pun tersenyum seperti Saudara saat ini. Kabar berita yang berserakkan di seluruh media massa sampai hari ini pada intinya mengumumkan satu hal kepada publik. Seperti kata Sang Ustadz tadi. Manusia sudah tidak takut akan Tuhan. Sebenarnya ini bukan barang baru. Sifat dan kelakuan tidak takut akan Tuhan sudah setua usia manusia pertama (Adam dan Hawa) ketika mereka jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3). Tetapi hari ini sifat dan tingkah laku ini semakin menjadi-jadi. Penampilannya makin canggih. Merajelelanya fakta korupsi hampir di semua tingkatan, semakin suburnya terorisme, makin bergentayangannya mafia narkoba yang menghancurkan hidup jutaan orang, aborsi sebagai modus pembunuhan keji terhadap jutaan janin setiap tahun, penggundulan hutan jutaan hektar setiap tahun, dan pencemaran lingkungan hidup setiap hari dengan bahan-bahan kimia yang mematikan makhluk hidup serta perdagangan manusia khususnya anak-anak dan kaum perempuan menjadi budak-budak kerja dan pelampiasan syahwat kaum pria, membuktikan manusia Indonesia semakin tidak takut akan Tuhan. Manusia Indonesia semakin lupa diri. Tidak menghormati otoritas tertinggi dan termulia yang menjadi milik kepunyaan Tuhan. Dalam arena hidup sehar-hari Tuhan selalu disingkirkan. Politik, ekonomi, seks, kekuasaan, kekayaan materi, dan lain sebagainya telah berhasil melengserkan Tuhan sejati dari singgasananya. Manusia justru bangga bahkan membangga-banggakan kenaifan dan kebebalannya ini. Ironis! Lalu apa yang diperoleh manusia dengan semua ini?
Hai manusia Indonesia dengarkan firman Tuhan ini. "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya" (Roma 1:18-32).
Bukan itu saja, hai manusia Indonesia! "… Ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!" (Pengkhotbah 11:9). "Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat" (Pengkhotbah 12:14). Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah" (Roma 14:10b -12). Ingatlah kembali sungguh-sungguh hai manusia Indonesia! Allah itu mahatahu, mahahadir, dan mahakuasa. Semuanya terbuka di depan Dia. Firman-Nya berkata, "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). "Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan Ia melihat segala langkahnya." (Ayub 34:21). "Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya" (Amsal 5:21). "… mata-Nya mengawasi bangsa-bangsa. Pemberontak-pemberontak tidak dapat meninggikan diri." (Mazmur 66:7). "Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati" (1Petrus 4:5).
Inilah kepastian penghakiman dan penghukuman Tuhan! Suka tidak suka, mau tidak mau, sekarang atau nanti, Persidangan Ilahi akan digelar. Para pendosa tak bisa lagi berkelit di hadapan Tuhan Sang Hakim Agung sekaligus Jaksa Agung sejati. Bola kini ada di tangan Saudara. Pilih yang manakah? Mau menganggap sepi otoritas penghakiman dan penghukuman Tuhan ataukah mau kembali menghormati dan menyembah-Nya? Keputusan ada di tangan Saudara saat ini. Ketahuilah Saudara, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."(Yeremia 17:7-8). "Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."(Yohanes 7:37-38). "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12). "Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."(Roma 10:9-11). Tuhan Yesus memberkati Saudara yang telah mengambil keputusan benar dan tepat. Amin!
Kota Kembang di Hari Reformasi, Rabu, 30 Oktober 2012: Rev. Andrias Hans.