Hari ini ketika saya sedang memeriksa tugas kuliah mahasiswa, kawan
sepelayanan datang mencurakan isi hatinya seputar "petualangannya" di
ibu kota Jakarta, kurang lebih dua hari yang lalu. Sambil memeriksa
tugas saya mendengarkan untaian pengalamannya, kawan saya berkata
"gagal lagi", maksudnya gagal apa? Tanya saya! Yang itu….J O D O H.
Ternyata selama di ibu kota dia janjian dengan seorang wanita asal
Kalimantan yang sudah meniti karier di ibu kota Jakarta. Setelah
bertemu, mereka jalan-jalan menikmati waktu santai. Ditengah-tengah
obrolan mereka, kawan saya ini menceritakan seluruh keadaan dirinya
apa adanya, termasuk penghasilannya tiap bulan. Ketika dia mulai
menyebutkan penghasilannya per-bulan, si wanita ini mulai berpikir,
kemudian berujar kepada kawan saya, katanya: setiap minggu saya
perawatan ke salon biayanya segini, belum beli pakaian, perhiasan, dan
lain sebagainya, mana mungkin penghasilan kamu cukup untuk membiayai
saya, ujar sang wanita. Dalam hati, kawan saya berkata susah sekali
jadi istri hamba Tuhan.
Menjadi hamba Tuhan adalah suatu panggilan dari Tuhan. Hamba Tuhan
tidak pernah mengejar harta, karena hamba Tuhan bukan hamba upahan.
Saya jadi teringat suatu perkataan yang mengatakan, kalau mau cari
uang jangan mau jadi hamba Tuhan. hidup hamba Tuhan bukanlah hidup
yang berkelimpahan, tetapi hidup hamba Tuhan adalah hidup yang selalu
tercukupkan, tidak lebih dan tidak kurang. Hamba Tuhan tidak pernah
kuatir akan kehidupannya, tidak kuatir akan kebutuhan sandang, pangan,
dan papan, karena semua akan dicukupkan oleh Tuhan Sang pemilik ladang
pelayanan tempat hamba Tuhan berkarya.
sepelayanan datang mencurakan isi hatinya seputar "petualangannya" di
ibu kota Jakarta, kurang lebih dua hari yang lalu. Sambil memeriksa
tugas saya mendengarkan untaian pengalamannya, kawan saya berkata
"gagal lagi", maksudnya gagal apa? Tanya saya! Yang itu….J O D O H.
Ternyata selama di ibu kota dia janjian dengan seorang wanita asal
Kalimantan yang sudah meniti karier di ibu kota Jakarta. Setelah
bertemu, mereka jalan-jalan menikmati waktu santai. Ditengah-tengah
obrolan mereka, kawan saya ini menceritakan seluruh keadaan dirinya
apa adanya, termasuk penghasilannya tiap bulan. Ketika dia mulai
menyebutkan penghasilannya per-bulan, si wanita ini mulai berpikir,
kemudian berujar kepada kawan saya, katanya: setiap minggu saya
perawatan ke salon biayanya segini, belum beli pakaian, perhiasan, dan
lain sebagainya, mana mungkin penghasilan kamu cukup untuk membiayai
saya, ujar sang wanita. Dalam hati, kawan saya berkata susah sekali
jadi istri hamba Tuhan.
Menjadi hamba Tuhan adalah suatu panggilan dari Tuhan. Hamba Tuhan
tidak pernah mengejar harta, karena hamba Tuhan bukan hamba upahan.
Saya jadi teringat suatu perkataan yang mengatakan, kalau mau cari
uang jangan mau jadi hamba Tuhan. hidup hamba Tuhan bukanlah hidup
yang berkelimpahan, tetapi hidup hamba Tuhan adalah hidup yang selalu
tercukupkan, tidak lebih dan tidak kurang. Hamba Tuhan tidak pernah
kuatir akan kehidupannya, tidak kuatir akan kebutuhan sandang, pangan,
dan papan, karena semua akan dicukupkan oleh Tuhan Sang pemilik ladang
pelayanan tempat hamba Tuhan berkarya.
2 komentar:
ah bapak ini mah karena hasil banyak pikiraann,,, tapi asik juga heee
eee thaks ya pak, ditunggu renungan selanjunya JBU
kalau dia mau cari pendamping hidup silakan kontak saya, ada banyak info yang mungkin cocok.
Posting Komentar